Hobart Class – Inilah Kecanggihan Australian Air Warfare Destroyer

AL Australia (Royal Australian Navy/RAN) kini sedang berbangga, pasalnya pada 18 Mei lalu telah resmi kedatangan armada baru berupa kapal perusak rudal (Destroyer Guided Missile) HMAS Sydney V dengan nomer lambung 42. HMAS Sydney V adalah unit terakhir dari tiga kapal perusak Hobart Class yang dipesan AL Australia. Sebelumnya HMAS Hobart III 39 dan HMAS Brisbane III 41, masing-masing telah masuk kedinasan RAN pada 23 September 2017 dan 27 Oktober 2018. Yang menarik dari keluarga kapal perusak Hobart Class adalah label yang disematkan sebagai Australian Air Warfare Destroyer.

Baca juga: Frigat Hunter Class – Jurus Australia Hadapi Ekspansi Kekuatan Bawah Laut Cina

Ada penekanan pada pada kata “Air Warfare” menyiratkan bahwa kemampuan anti serangan udara pada kapal perusak rancangan Navantia ini memang ingin dikedepankan. Mengutip sumber dari navy.go.au, disebutkan bahwa arsenal rudal hanud di Hobart Class mencakup peluncur Mk 41 Vertical Launch System (48 VLS Cells) untuk RIM-66 Standard 2 dan RIM-162 Evolved Sea Sparrow. Sementara arsenal hanud non rudal tersedia satu pucuk kanon CIWS Phalanx kaliber 20 mm dan dua pucuk kanon M242 Bushmaster 25 mm dalam Typhoon mounts. Sistem rudal lain non anti serangan udara adalah RGM-84 Harpoon II yang disematkan dalam 2 x quad launchers. Sedangkan senjata klasik yang ditempatkan pada sisi haluan adalah meriam MK45 kaliber 127 mm.

Racikan senjata di atas mungkin terdengar ‘biasa’ saja, namun yang menarik lainnya dari kapal perusak yang dibangun oleh ASC Pty Ltd ini adalah bekal sistem sensor dan combat managemet system-nya, yaitu mengadopsi Aegis combat system, khususnya versi Aegis Baseline 7.1 Refresh 2. Kabarnya Aegis untuk kapal perang Negeri Kangguru ini sudah ‘disesuaikan’ dengan keinginan Australia untuk menghadapi ancaman non penerbangan. Sistem ini telah dibenamkan ke Australian Tactical Interface yang mencakup enam konsol multi-fungsi yang dapat menangani sonar kapal perusak, peperangan elektronik, dan fungsi pertahanan jarak dekat.

Peluncuran rudal Standar 2

Sistem radar utama yang dipasang adalah Lockheed Martin AN/SPY-1D (V) yang berjalan di frekuensi S-band. Dipadukan dengan radar AN/SPY-1D (V), sistem Aegis dan rudal Standar 2, maka memungkinkan setiap kapal perusak dapat menghancurkan pesawat musuh atau rudal jelajah dari jarak 150 km.

Selain radar utama, Hobart Class dilengkapi dengan horizon search radar Doppler Northrop Grumman AN/SPQ-9B X-band, sistem pengendali tembakan Raytheon Mark 99 dengan dua radar pengarah untuk arah rudal, serta dua radar navigasi L-3 Communications SAM Electronics X-band.

Menghadapi sasaran di bawah permukaan, Hobart Class mengandalkan integrated sonar system yang diintegrasikan pada hull mounted dan towed array sonar. Sementara jenis torpedo yang dibawa adalah MU90 dari Eurotorp, torpedo ini diluncurkan dari 2 × Mark 32 Mod 9 two-tube torpedo launchers. Setiap kapal dilengkapi dengan satu unit helikopter anti kapal selam MH-60R Seahawk.

Secara teknis, kapal perudak dengan 180 awak ini punya bobot mati 7.000 ton. Panjang kapal keseluruhan 146,7 meter dan lebar 18,6 meter. Hobart Class ditenagai propulsi Combined diesel or gas (CODOG) dengan rincian 2 unit mesin gas turbin General Electric Marine 7LM2500-SA-MLG38 yang tiap mesin menghasilkan tenaga 23,500 hp, kemudian ada 2 unit mesin diesel Caterpillar Bravo 16 V Bravo yang tiap mesinnya menghasilkan tenaga 7.580 hp. Kecepatan maksimum kapal perusak ini bisa mencapai 28 knots, sementara jarak jelajahnya hingga 9.300 km pada kecepatan ekonomis 18 knots.

Baca juga: HMAS Parramatta 154 – Lambang Supremasi Kekuatan Australia di Laut Cina Selatan

Mungkin ada yang bertanya, mengapa nama HMAS Sydney ada identitas tambahan “V” dan HMAS Hobart dengan “III.” Nah, rupanya AL Australia kekurangan stok nama untuk armada kapal perangnya, sehingga nama kapal perang yang sama bisa digunakan hingga berkali-kali. Sebagai contoh HMAS Sydney V, menandakan kapal perang kelima yang menggunakan nama “Sydney.” (Gilang Perdana)

22 Comments