Hari ini, 57 Tahun Lalu, Pembom Tempur Bersayap Ayun F-111 Aardvark Terbang Perdana

Selain F-14 Tomcat, rupanya ada penempur bersayap ayun yang hari ini juga berulang tahun. Yang dimaksud tak lain adalah F-111 Aardvark, yang pada hari ini, 57 tahun lalu yang bertepatan dengan 21 Desember 1964, melakukan penerbangan perdananya. Berbeda dengan F-14 Tomcat yang kini masih ‘dilestarikan’ oleh Iran, maka sebaliknya debut F-111 tinggal sejarah.

Baca juga: Pernah Disiapkan untuk Menyerang Jakarta, Nasib Sebagian Pembom F-111 Berakhir di Pekuburan

Disebut tinggal sejarah, lantaran dua negara pengguna F-111, yaitu Amerika Serikat dan Australia telah memensiunkan jawara pembom tempur era Perang Vietnam dan Perang Teluk ini sejak lama. Diproduksi oleh General Dynamics, F-111 Aardvark masuk golongan attack aircraft, strategic bomber, reconnaissance dan pengusung platform electronic warfare (EF-111A Raven).

Dikembangkan mulai tahun 1960, F-111 mulai beroperasi penuh pada tahun 1967 untuk melayani kebituhan Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) untuk penempur/pembom dengan jangkauan jarak menengah. Royal Australian Air Force (RAAF) juga memesan tipe tersebut dan mulai mengoperasikan varian F-111C pada tahun 1973.

Sempat ditawarkan untuk kebutuhan AL AS, namun varian F-111B mendapat penolakan, lantaran dimensinya terlalu besar untuk bisa beroperasi dari kapal induk. F-111 AU AS dipensiunkan mulai tahun 1990-an, dengan F-111F pada tahun 1996 dan EF-111 pada tahun 1998. F-111 digantikan dalam penempur F-15E Strike Eagle untuk misi serangan presisi jarak menengah, sedangkan pembom supersonic telah digantkan perannya oleh B-1B Lancer. RAAF terus mengoperasikan tipe ini hingga Desember 2010, ketika F-111C terakhir dipensiunkan.

Nama Aardvark berasal dari kemiripan yang dirasakan pesawat dengan hewan dengan nama yang sama: hidung panjang dan kemampuan mengikuti medan tingkat rendah. Kata aardvark berasal dari bahasa Afrikaans, sebagai singkatan dari “babi bumi”, dan ini adalah sumber julukan F-111 untuk “Babi”, selama layanannya di Australia.

Nama F-111C Aardvark punya kesan tersediri bagi warga Indonesia yang besar di era 90-an. Pasalnya pembom ini pernah dipersiapkan untuk melakukan serangan ke instalasi vital di Jakarta pasca jejak pendapat di Timor Timur (sekarang Timor Leste) tahun 1999.

Armada pembom F-111 mulai masuk kedinasan AU Australia (RAAF) pada tahun 1973 dan resmi dipensiunkan pada tahun 2010. Sebagai alutsista yang dianggap bersejerah, AU Australia menjadi 13 unit F-111 (terdiri dari 12 unit F-111C dan 1 unit F-111G) sebagai koleksi museum yang berlokasi di beberapa lanud. Nah, sisanya ternyata masih ada 23 unit yang tak dijadikan koleksi museum. Yang unik, sisa puluhan pembom battle proven ini tak tidak di-scrap sebagaimana riwayat akhir pesawat tempur tua.

Baca juga: Dengan Kapsul Pelontar, Beginilah Cara Awak F-111C Aardvark Menyelamatkan Diri

Rupanya nasib ke-23 unit F-111 RAAF berakir di pekuburan. Persisnya ke-23 unit F-111 dikuburkan di Swanbank Lanfill, luar kota Ipswich di Negara Bagian Queensland. Proses ‘pemakaman’ pembom tempur legendaris dari era Perang Dingin ini dilakukan pada 21- 23 November 2011. (Bayu Pamungkas)

2 Comments