Gunakan Nomer Lambung dari Kapal Lama, TNI AL Luncurkan KRI Bubara 868 dan KRI Gulamah 869
Akhir Agustus lalu TNI AL diwartakan meluncurkan dua kapal perang (patroli) berikut shipnaming kelas PC-40, yaitu KRI Bubara 868 dan KRI Gulamah 869. Kedua kapal perang produksi PT Caputra Mitra Sejati diresmikan oleh KSAL Laksamana TNI Siwi Sukma Adji di fasilitas galangan di Banten pada 26 Agustus 2019. Yang menarik, kedua kapal yang diluncurkan tersebut menggunakan nomer lambung dari kapal perang lama yang kini sudah diturunkan perannya dari KRI ke KAL.
Baca juga: KAL Anakonda – Adopsi Desain Stealth, Sekilas Mirip Korvet Visby Class
KRI Bubara 868 tadinya nomer lambungnya disematkan pada KRI Anakonda 868, kemudian KRI Gumalah 869 tadinya nomer lambungnya adalah milik KRI Patola 869, kedua kapal patroli dari bahan lambung fiberglass tersebut kini menjadi arsenal peronda di tingkat Lantamal (Pangkalan Utama Angkatan Laut).
Sementara KRI Bubara 868 dan KRI Gulamah 869 setelah proses sea trial dan instalasi perangkat elektronik dan persenjataan, nantinya akan diserahterimakan untuk digunakan pada jajaran Satuan Patroli Komando Armada III (Satrol Koarmada III). Dikutip dari tnial.mil.id, pemberian nama Bubara dan Gulamah, diambil dari nama sejenis ikan kakap putih yang merupakan ikan jenis demersal, ikan tersebut biasa ditemukan di perairan pesisir dan sungai. Kedua ikan itu memiliki karakteristik kecepatan dan ketahanan dalam berenang.

Kapal patroli cepat (PC)-40 M memiliki spesifikasi panjang 45,5 meter, lebar 7,9 meter dan bobot 230 ton. Disokong mesin utama 3 x 1800 Hp dengan putaran mesin 2300 rpm, kapal ini mampu melaju dengan kecepatan maksimal 24 knot, kecepatan jelajah 17 knot dan kecepatan ekonomis 15 knot. Untuk urusan daya tahan berlayar, dengan bekal bahan bakar penuh (56.000 liter), endurance kapal ini dapat berlayar selama enam hari. Dengan bahan bakar penuh, jangkauan berlayar kapal patroli ini dapat mencapai 3.022 km.
Sebagai elemen persenjataan, kapal yang diawali 35 prajurit ini mengandalkan kanon kaliber 30 mm pada haluan. Bila merujuk ke keluarga PC-40 yang telah dioperasikan TNI AL, maka besar kemungkinan jenis senjata yang akan dipasang adalah kanon Marlin WS (Modular Advanced Remotely controlled Lightweight Naval Weapon Station). Kanon yang dikendalikan dengan teknologi RCWS (Remote Control Weapon System) ini mengandalkan basis senjata Oto Melara 30 mm.
Ciri khas Marlin WS, kanon ini dapat dioperasikan stand alone dengan remote control consol yang terdapat di PIT (Pusat Informasi Tempur). Namun Oto Melara 30 mm dapat pula diintegrasikan dengan CMS, menjadikan sistem senjata ini terkonfigurasi utuh dalam FCS (Fire Control System) yang melibatkan peran radar penjejak dan video tracking. Jalur yang digunakan dari terminal senjata ke CMS/FCS memakai teknologi LAN (Local Area Netwotk).
Baca juga: KRI Albakora 867 Meluncur, Langsung Diperkuat Kanon Marlin WS
Dari aspek performa, Oto Melara 30 mm dapat menjangkau sasaran sejauh 3.000 meter. Kecepatan tembak per menitnya adalah 160 peluru per menit. (Gilang Perdana)
Related Posts
-
[Video] Pertempuran Jarak Dekat M2A2 Bradley vs BMP Rusia, Deteksi Awal Jadi Kunci Kemenangan
7 Comments | Dec 22, 2023 -
Lawan Kebakaran Hutan, AS Punya Helikopter ‘Serang’ Firewatch Cobra
6 Comments | Jul 23, 2021 -
Jaga Hubungan dengan Rusia, Israel Embargo Penjualan Pegasus Spyware ke Ukraina dan Estonia
No Comments | Mar 24, 2022 -
Mulai 2026, Belanda Rencana Kerahkan Jet Tempur Stealth F-35A Lightning II di Asia Timur
1 Comment | Dec 23, 2024
senjatanya kok cuma 1 yg di depan, belakang kok kosong ya…
Untuk belakang pakai AK 47 2 orang rudal panggul strella sama ATGM javelin buat hajar perahu perompak
CIWS lbh cocok d depan sama belakang jd buat halau helikopter juga
KCR-40 kok sepertinya malah mandeg
Total TNI AL udah ada berapa unit ya?