Update Drone KamikazeKlik di Atas

Gelar Operasi Sapu Ranjau di Laut Hitam, AL Turki Kerahkan Drone Anka-S dengan Radar MILSAR SAR/MTI

Sejak pecah perang Rusia vs Ukraina, maka secara langsung berimbas pada aktivitas pelayaran di sekitaran Laut Hitam. Selain blokade pelabuhan Ukraina oleh kapal-kapal perang Rusia, di Laut Hitam belakangan juga ditemukan ranjau laut. Entah siapa yang menebar, namun keberadaan ranjau laut jelas membuat cemas, karena dapat mengganggu keselamatan pelayaran.

Baca juga: USV SAM-3 – Drone Laut Penyapu Ranjau Yang Battle Proven

Untuk urusan ranjau laut, Turki menjadi negara yang bersuara paling keras, pasalnya beberapa ranjau selain ditemukan di Laut Hitam, ada juga yang sampai hanyut ke Selat Bosporus, yakni selat di wilayah Turki yang memisahkan antara Eropa dan Asia. Saling tuding soal ranjau pun terjadi antara Rusia dan Ukraina.

Melihat kondisi di atas, maka Angkatan Laut Turki telah menggelar operasi sapu ranjau besar-besaran. Selain mengerahkan kapal penyapu ranjau, AL Turki juga menggunakan jasa drone untuk memindai kawasan lautan yang luas. Dikutip dari Navalnews.com (30/5/2022), drone tempur (UCAV) Anka-S dipasangi MILSAR synthetic aperture and moving target indicator radar (SAR/MTI). MILSAR dapat memindai area permukaan laut yang luas untuk mengambil gambar detail dan memungkinkan deteksi real-time pada ranjau yang hanyut.

Radar MILSAR SAR/MTI dikembangkan oleh Meteksan Defense sebagai proyek Defence Industry Agency yang diintegrasikan ke drone Anka-S milik Angkatan Laut Turki. Anka dengan radar MILSAR SAR/MTI mulai menjalankan operasi deteksi ranjau pada bulan April lalu.

Dengan adopsi radar MILSAR memungkinkan drone Anka bertindak sebagai “observation points” di langit dengan endurance yang lama, bahkan mumpuni digunakan dalam kondisi cuaca buruk di mana sistem elektro-optik umumnya tidak efektif, atau saat terbang di atas awan, dimana kemampuan sensor deteksi menurun.

Ranjau laut konvesional

Dengan adopsi teknologi ini, maka Turki telah menjadi salah satu dari sedikit negara yang mampu mendeteksi ranjau di permukaan laut menggunakan teknologi radar dari drone.

Synthetic aperture and moving target indicator radar adalah sensor penting untuk pesawat pengintai dan pengintai dari satelit karena dapat terus-menerus memberikan gambar resolusi tinggi dalam kondisi cuaca di mana sensor elektro-optik tidak efektif, seperti kabut/awan.

Dengan bobot sensor di bawah 30 kg. Radar MILSAR SAR/MTI dapat mendeteksi dan melacak target bergerak di tanah dalam fungsi deteksi target, memungkinkan gambar dengan resolusi tinggi hingga 30 centimeter terlepas dari jarak, bahkan saat tidak ada penglihatan.

Turki sejak awal Maret 2022 telah menutup Selat Bosphorus dan Selat Dardanelles untuk kapal perang di tengah memanasnya perang Rusia dan Ukraina. Semua negara diminta tidak mengerahkan kapal perang melalui dua perairan itu.

Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu menjelaskan, berdasarkan Konvensi Montreux 1936, Turki boleh membatasi transit kapal angkatan laut semua negara yang melalui selatnya selama masa perang.

Belakangan muncul kecurigaan dari Turki, bahwa ranjau laut sengaja disebar sebagai alasan untuk operasi bersama NATO guna menetralisir ranjau, sekaligus masuknya kapal perang NATO ke Laut Hitam.

Baca juga: Indo Defence 2018: Turkish Aerospace Tampilkan Full Mockup Drone Tempur Anka-S

Sekilas tentang sosok drone Anka-S yang pernah dihadirkan dala Indo Defence 2018, mengusung mesin turbopropeller PD170 dengan tenaga 150 HP. Sebagai drone MALE (Medium Altitude Long Endurance), Anka-S dapat terbang selama 24 jam non stop di ketinggian 9.200 meter di atas permukaan laut. (Bayu Pamungkas)

5 Comments