Indo Defence 2018: Turkish Aerospace Tampilkan Full Mockup Drone Tempur Anka-S
|Dalam beberapa pemberitaan ada kesan kuat bahwa Indonesia serius untuk mengakuisisi drone MALE (Medium Altitude Long Endurance) dari Turki lewat skema ToT (Transfer of Technology), ditambah selama ini sudah terjadi kerjasama erat selama satu dekade antara BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) dan Turkish Aerospace.
Baca juga: Dibalik Kesuksesan Drone Anka, Ternyata Ada Andil Besar dari BPPT
Dan, merespon kesan kuat tersebut, di Indo Defence 2018, Turkish Aerospace memperlihatkan wujud drone Anka dalam ukuran sebenarnya (full size). Meski berupa mockup, varian yang termasuk drone bersenjata alias UCAV (Unmanned Combat Aerial Vehicle) ini termasuk yang menjadi obyek perhatian selama pembukaan pameran di area indoor. Drone Anka-S ini ditampilkan dengan dua hardpoint senjata pada sayapnya.
Bekal senjata yang diusung Anka-S adalah rudal udara ke permukaan Smart Micro Munition (MAM-L) buatan Roketsan, atau bisa juga dipasangi roket 2.75 inchi dengan pengendali. Anka –S dibekali sensor opical electronic generasi terbaru, perangkat IFF (Identification Friend of Foe), laser range finder dan laser designator . Yang kesemuanya dipercaya dapat menyasar sasaran secara presisi. Total payload yang dapat dibawa Anka-S adalah 200 kg.
Anka-S mengusung mesin turbopropeller PD170 dengan tenaga 150 HP. Uniknya mesin ini sanggup minum dari bahan bakar diesel dan avtur JP-8. Bilah baling-baling terdiri dari tiga dan disematkan di bagian belakang. Sebagai drone MALE, Anka-S dapat terbang selama 24 jam non stop di ketinggian 9.200 meter di atas permukaan laut.
Teknologi kendali dan avionik drone ini sudah disokong synthetic aperture radar (SAR), inverse SAR (ISAR) dan ground moving target indicator (GMTI) radar untuk mendeteksi, identifikasi, dan penjejakan pada sasaran bergerak di permukaan. Pada bagian hidung Anka-S terlihat lebih besar, lantaran ini merupakan radome yang di dalamnya terdapat airborne satellite communications (SATCOM) antenna dari jenis ViaSat VR-18C high-power.
Saat ini enam unit Anka-S telah dioperasikan oleh Angkatan Udara Turki. Apakah nantinya Anka-S yang terpilih sebagai UCAV untuk Indonesia? Tentu menarik menjadi pertanyaan, mengingat sebelumnya Kementerian Pertahanan telah menyebut Cina sebagai bakal pemasok UCAV, meski belakangan ini tak terdengar lagi kabar update-nya. (Bayu Pamungkas)
@admin
Min bagaimana caranya kalo kita mau datang ke indodefence 2018 dan berapa harga tiket masuknya, trims
besok bisa dateng untuk pengunjung umum (usia min 18 tahun. No sandal, kaos, celana pendek). bayar 50 ribu