Frigat KRI I Gusti Ngurah Rai 332 Tuntaskan Uji Coba Sistem Senjata
|Setelah sebelumnya tuntas dilakukan oleh KRI RE Martadinata 331, kini ada kabar dari KRI I Gusti Ngurah Rai 332, bahwa frigat yang kondang dengan label “PKR – (Perusak Kawal Rudal)” ini telah tuntas merampungkan fase instalasi dan pengujian Combat Management System (CMS) Tacticos. Hal tersebut diumumkan oleh Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS) dan PT PAL selaku pihak galangan pembangun kapal.
Baca juga: Akhirnya! Uji Coba Sistem Senjata di Frigat KRI RE Martadinata 331 Telah Tuntas
Dikutip dari navalnews.com (18/3/2020), Hein van Ameijden, Managing Director of DSNS mengatakan, “DSNS dan mitra kami Thales Nederland berkomitmen penuh untuk mengembangkan industri pertahanan dan sektor pendukungnya di Indonesia. Komitmen ini ditunjukkan dengan serangkaian ToT (Transfer of Technology) dan program konten lokal mulai tahun 2013 ketika pelaksanaan proyek PKR dijalankan.”
Ia menambahkan, DSNS telah melatih dan mendidik lebih dari 328 personel di PT PAL, mulai dari tukang las, perencana dan insinyur. Sementara Thales Nederland telah berkontribusi dengan mensubkontrakkan industri lokal (PT Len Industri-red) untuk pengembangan perangkat lunak, yang pada akhirnya memberikan dukungan bagi Indonesia untuk mengembangkan CMS asli buatan Indonesia, yaitu CMS Mandhala.

Dalam rilis yang dikeluarkan Damen, disebutkan bahwa fase uji coba yang telah dilakukan pada KRI I Gusti Ngurah Rai 332 mencakup:
– Pengujian sistem rudal hanud VLS Mica dalam menghadapi ancaman udara.
– Pengujian sistem rudal anti kapal Exocet MM40 Block 3.
– Pengujian sistem proteksi anti kapal selam dengan torpedo.
– Pengujian sistem kanon reaksi cepat (CIWS) Rheinmetall Millennium kaliber 35 mm.
– Pengujian sistem deteksi elektronik untuk mengalihkan serangan musuh dengan electromagnetic redirection.
– Modifikasi sistem komputer untuk beragam pengoperasian sistem senjata di atas.
Pengujian sistem tidak melulu identik dengan uji penembakan senjata, kegiatan yang dilakukan pada segmen ini termasuk uji deteksi dan pelacakan target permukaan dan udara, mengukur akurasi meriam pada berbagai ketinggian dan jarak, dan menilai keterlibatan target udara dan permukaan dengan berbagai sistem senjata. Tidak itu saja, juga telah dilakukan pengujian sistem demagnetisasi yang digunakan untuk mengukur magnetic siganture pada lambung kapal.
Fase terakhir sebelum penyerahan (re-delivery) berhasil diselesaikan pada tanggal 21 Februari lalu dengan uji coba pelayaran – sea acceptance test (SAT). Tujuannya adalah untuk menunjukkan bahwa instalasi di seluruh rantai sistem senjata memenuhi efisiensi dan akurasi yang diinginkan. Pihak DSNS menyebut hasil pengujian menunjukan tingkat presisi yang memuaskan, seperti halnya pada pengujian dan integrasi pada kapal pertama, KRI RE Martadinata 331 yang tuntas pada 4 Desember 2019. (Gilang Perdana)
Rencana DPN di Buat di PAL gak jadi karna kondisi PAL waktu itu sangat morat marit seperti umumnya BUMN waktu itu n baru berbenah waktu jaman pak DI, PAL cuma jadi Sub Kontrak PKR karna emang belum pernah buat kapal dengan Metode Modular seperti SIGMA
Makanya dalam pembangunan LPD kita baru belajar metode konstruksi modular baik itu skill, manajemen dan proses produksi serta timemanagement tapi belum peralatan & tool. Peralatan yang mendukung baru dipakai mulai pembangunan PKR. KS 405 menjadi combatant pertama TNI AL dimana keseluruhan modul dibikin di PT. PAL. Tidak hanya PT. PAL yang menguasai metode modular. Ada juga PT. Daya Radar Utama mendapat ilmu dari Damen juga untuk OPV Bakamla
Waahhhh…langsung cair nih duit pengadaan PKR.
Siippp…
Sudah paka block III (Exocet MM40)
Karena KRI Usman Harun dan lainnya kedepannya akan di instal Exocet MM40 Block III
Exocet MM40 Block II sejak tahun 2010 sudah tidak diproduksi lagi…pembeli langsung diarahkan untuk membeli block III…atau bisa upgrade rudal Block II ke Block III.
Benar…
Tapi kenyataannya UpGrade KRI Usman Harun untuk Excote-nya masih menggunakan yang Block II
Ya jelas…kan CMS masih jadul…kagak konek sama rudalnya…maka dari itu harus diganti.
Admin ngebut nih. Artikel sejuk daripada saga Su35 yang tiada kejelasan. Request artikel boleh tidak
Streguschy class yang sempat masuk deagel kita sudah akuisisi 2 unit bahkan jaman Laksamana Slamet Subianto pernah ada rencana hingga 4 unit tpi lobi Sultan Brunei ditambah Damen bikin ambyar
Rudal hanud Osa dimana deagel dan wikipedia sampai ditulis dipunyai TNI AD sebanyak 5 baterai. Kenyataannya Osa sempat jadi kandidat terkuat pengganti Rapier tapi kalah oleh tawaran Starsreak dari Thales Defense
Thanks Admin
Tempo hari ada yg komen kalo kita dikibuli belanda dalam TOT PKR…..kisahnya gimana sih π€
Hoax tuh dari pihak pihak chauvinistis keblinger yg emoh kerjasamanya dengan manufaktur Belanda. Dulu waktu Diponegoro class dianggap kita dikerjain Belands karena arsenal kalah strong dengan Lekiu class Malaysia. Kini di Martadinata class karena tidak 100% modul bikinan sendiri padahal perjanjiannya semua modul kelak akan dibikin di Indonesia untuk PKR 3 dan seterusnya.
Makanya tidak dilanjutkan lagi…karena si DAMEN tidak mau PT. PAL ikut campur dalam disain dan kontrak…PT. PAL hanya sebagai SUB kontraktor dari DAMEN.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati…Indonesia memilih Iver Huitfeldt Frigate…karena pihak Odense StaalskibsvΓ¦rft mempersilahkan PT.PAL agar bekerjasama untuk me RE-DISAIN agar cocok dengan TNI-AL… dan mempersilahkan untuk memproduksi dan mengekspor kapal ini.
Kerjasama ini sama persis seperti LPD Makassar class DaeSun Shipbuilding Korea Selatan.
Tahun kontrak pembelian Diponegoro di 2003 belum ada kewajiban ToT. Pemilihan pemenang tender jaman itu sama seperti Filipina saat ini yaitu kontestan yang berani mengajukan dengan nilai harga paling rendah
Waktu pengadaan sigma diponegoro class bung. Beli 4 janjinya i dikerjakan di PT.PAL. ternyata dikerjakan semua dibelanda. Alasan tetap klasik, Indonesia blom bisa produksi marine plate sesuai kriteria Damen sebagaimana alasan pembuatan PKR.
@UA dan bang ruskeyβ¦β¦.apakah punya linknya yg cukup meyakinkan atau hanya βkatanya-katanyaβ π€·
Supaya jelas perkaranya dan tidak menimbulkan fitnah π
Kalau punya linknya….boleh dong dibabar disini π€
Tak salah nih. ToT baru ada di Perpres 2005 dimana Wapres JK sebagai inisiator dan kemudian dilebur ke UU Indhan 2012
Kontrak Sigma 9113 tahun 2003 artinya belum ada kewajiban ToT
Program TNI AL dengan ToT ya LPD join dengan Korea 2007-2008 karena adanya perpres tersebut
Cmiiw
Waahhhhh…
Berbanding terbalik dong…
Pada kenyataannya pihak Damen berencana membeli product KS untuk keperluan mereka!
Mengenai kelanjutan Sigma mungkin lebih disebabkan oleh faktor politik.
Karena membuat modul ataupun merakit kaprang (membeli kaprang) dari negara luar utamanya lebih kental dengan politik.
Ralat sedikit dek
Pada th 2004 indonesria berencana melakukan pengadaan korvet sigma Diponegoro class 4 unit dr Damen, Indonesia minta imbalan 2 dikerjakan di Belanda dan 2 di Indonesia utk ToT. Tp Damen gak bersedia. Akhirnya disepakati semua dibangun di Belanda dng catatan Indonesia dibantu pembuatan PKR 10514 di Indonesia.
Setelah selesai pembanguna korvet seharga Rp. 8 T itu, Indonesia menagih janjinya utk pembuatan PKR. Maka ditandatangani kerjasama di tahun 2010.
Tp sampai th 2012 Damen seolah mengulur waktu dan berharap semua PKR dikerjakan di belanda.
Akhirnya Damen sepakat dikerjakan di PT.PAL dng syarat modul utama dikerjakan di Belanda. Ternyata ini pun berubah lg tentang jumlah modul yg dikerjakan di Belanda. Sampai akhirnya berjalan spt yg kita ketahui tentang pembagian modul.
Blom selesai sampe disitu saja Damen berulah lg , Jumlah personil yang akan dikirim ke Belanda juga terdpt masalah. Indonesia maunya mengirim 200 tenaga ahli ke Belanda, tapi oleh pihak Damen belum mendapatkan lampu hijau.
Itulah sebabnya saat kita sempat mencoba mencari alernatif lain yaitu frigate la fayette dr Perancis pd waktu itu.
Kalo adek ingin linknya, gugling saja dng kata kunci “Masalah korvet sigma Diponegoro Class”
Itu kronologinya dek. Damen itu msh punya tabiat kompeni dek. Akal bulusnya kuat banget.
Apakah nggak ada info yg lebih uptodate…….@bang ruskey
Seneng kalo ada yg berbagi info lebih akurat terkait kendala dalam TOT PKR ini π€·