F/A-18F Super Hornet dari Kapal Induk USS Theodore Roosevelt Jatuh di Laut Filipina
|Di tengah ketegangan antara Cina dan Amerika Serikat di kawasan Laut Cina Selatan, baru saja dikabarkan sebuah jet tempur tandem seat F/A-18F Super Hornet yang berpangkalan di kapal induk nuklir USS Theodore Roosevelt (CVN-71) telah jatuh di Laut Filipina. Jet tempur yang diketahui berasal dari Carrier Air Wing 11 tersebut jatuh pada hari Kamis, 18 Juni 2020. Dalan insiden ini, pilot dan weapon officer dapat menyelamatkan diri dengan kursi pelontar. Tak berselang lama, kedua awak Super Hornet langsung mendapat pertolongan dari helikopter MH-60 Seahawk.
Dikutip dari news.usni.org (18/6/2020), disebutkan insiden kecelakaan terjadi dalam kegiatan latihan kecakapan rutin pilot. Belum diketahui sebab musabab insiden yang saat ini masih dalam tahap investigasi. Belum ada konfirmasi tentang asal skadron dari F/A-18F yang jatuh pada Kamis lalu, Namun, menurut informasi tak resmi, satu-satunya skadron di kapal induk yang menerbangkan varian F (tandem seat) adalah “Black Knights” of Strike Fighter Squadron (VFA) 154 dari Naval Air Station Lemoore, California.
USS Theodore Roosevelt baru mulai melaut pada 4 Juni lalu, setelah kapal induk ini hampir lebih dari dua bulan sandar di Guam, lantaran wabah pandemi Covid-19. Dimana 1.200 awak kapal induk ini dilaporkan telah terinfeksi virus Corona dan menyebabkan satu kematian.
Tentang F/A-18F Super Hornet, jet tempur besutan Boeing ini dilengkapi radar APG-79 AESA (active electronically scanned array), Link 16 connectivity, LAU-127 guided missile launchers, AN/ALE-55 fiber optic towed decoys dan sejumlah perangkat lainnya. Disokong dua mesin GE F414-GE-400K turbofan, Super Hornet dapat terbang dengan kecepatan hingga Mach 1.8 dan punya berat kosong 16 ton, masing-masing mesin kembarnya menghasilkan tenaga dorong 17.000 pound. (Gilang Perdana)
Pasca covid19, alam berevolusi drastis, harus diantisipasi serius terutama penerbangan.
Itu bukan jatuh. Tp AS lg buat skuadron baru. Namanya skuadron dasar samudra. Pespurnya terdiri dari F-35, F-18, F-16 dan F-15.
Semoga pilot nggak ditanya terus jawab, itu kemarin tidak sengaja jatuh. Jadi cukup 1 tahun saja dihukum ngepel Kapal Induk…wkwkwk
Kelihatannya Pespur Dari “Sono” Perlu Mandi kembang 7 rupa biar Gak Nyungsep Terus…
Hitung – Hitung buat buang Sial…
Monggo Buat Pentagon segera diKontak Nomor Hp Ki Prana lewu salah satu ahli Spiritual terkemuka di Indonesia…
Itu Ide yg luar biasa @dimas kanjeng.
Indihe tuuh, isinya Rusia semua..
Ane ga usah cerita berapa fighter mereka yg nyungsep..😭
LoL
India itu selain Russia menggunakan jet tempur buatan Prancis bung… makanya mereka juga membeli Rafale… mereka juga mengoperasikan Mirage… dan India juga bekerja sama dengan Israel salah satunya untuk sistem avionik makanya untuk Su-30MKI milik India ini disebut gado2…
Justru apa yang mendasari mengapa India begitu dekat dengan Russia adalah yang menarik, karena India secara ekonomi juga dekat dengan USA dan barat…
Fungsi Rafale dan Mirage itu lebih pada kapabilitas nuklir.
Prancis menjadi negara acuan serta konsultan bagi India dalam hal senjata nuklir
Mirage yang dioperasikan India versi 2000 N yang mampu membawa bom nuklir.
INS Arihant juga Prancis yang menjadi konsultan terutama SLBM
Mirage dan SEPECAT Jaguar mungkin iya, sampai akirnya India mampu membuat peluncur rudal nuklir… Rafale menurut saya lebih kepada untuk mempertahankan jalur kerjasama Prancis-India dan juga bisa digunakan untuk menghadapi Su-35 China, tapi memang Rafale juga memiliki kemampuan untuk membawa rudal nuklir, dan jelas pengalaman pada Mirage akan mempermudah India untuk mengaplikasikanya…
Yang selalu menjadi persamaan adalah kesukaan India menggunakan Avionic buatan Israel dan diaplikasikan secara gado2 dengan pesawatnya, baik itu buatan Prancis atau Russia…
India love Israel begitu juga sebaliknya
India mengizinkan Israel melakukan uji coba bom nuklir di India
Sebaoiknya Israel selain Prancis turut membantu India mengembangkan program senjata nuklir
Israel pula membantu India dalam hal mandiri di bidang military grade semiconductor yang membuat IndiA mampu membangun sensor dan elektronik alutsista yang mereka bikin
Israel pula dengan Elbit Spectre link membantu India dalam network centric warfare serta mengawinkan alutsista 2 kutub. Elbit Spectre link bukan rahasia adalah Datalink paling open source code dan orang India adalah salah satu masternya IT dan Coding