F-5E Taiwan Jatuh di Lepas Pantai, Terungkap Fakta Jet Tempur Lawas ini Bisa Meluncurkan Rudal Udara ke Udara Hipersonik

Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, pagi hari ini (29/10/2020) waktu setempat, sebuah jet tempur F-5E milik AU Taiwan yang sedang dalam misi latihan dilaporkan jatuh di lepas pantai kawasan Taitung. Meski pilot berhasil melontarkan diri dan selamat, namun kondisinya tidak sadarkan diri ketika ditemukan oleh tim SAR.

Baca juga:  Tawaran F-5 Tiger dari Yordania, Korea Selatan dan Taiwan, Bukti Program Pengadaan Jet Tempur Bekas Tak Selalu Mulus

Dikutip dari taiwannews.com.tw (29/10), pilot yang diidentifikasi sebagai Kapten Chu Kuan-meng menderita serangan jantung di luar rumah sakit (OHCA) dan dilarikan ke Rumah Sakit Memorial Mackay untuk perawatan. Namun, dokter tidak dapat menyadarkannya, dan secara resmi dinyatakan meninggal pada pukul 09.27 waktu setempat.

Fakta di balik musibah tersebut, terungkap bahwa AU Taiwan selama ini dikenal sebagai operator F-5E terbesar di dunia. Berdasarkan catatan, Aerospace Industrial Development Corporation (AIDC) – manufaktur pesawat nasional Taiwan, sejak 1973 telah memproduksi F-5 berdasarkan lisensi dari Northrop. Hingga produksi terakhir pada tahun 1986, total AIDC telah memproduksi 242 unit F-5E dan 66 unit F-5F.

Di bawah program Foreign Military Sales (FMS), AU Taiwan sejak awal dekade 70-an sudah mengoperasikan generasi pertama F-5, yaitu F-5A (72 unit) dan F-5B (11 unit).

Dan ketika zaman telah berganti, dimana AU Taiwan kini telah mengoperasikan ratusan unit F-16 Fighting Falcon, Mirage-2000 sampai jet tempur produksi dalam negeri F-CK Ching Kuo, lantas yang menjadi pertanyaan, mengapa F-5E yang di Indonesia sudah dipensiunkan, namun justru di Taiwan masih dioperasikan di garis depan?

Rupanya Taiwan mengadopsi mahzab yang sama dengan Brasil, dimana negeri yang dianggap separatis oleh Beijing ini, telah melakukan modernisasi pada armada F-5E/F.

Satu fakta yang cukup penting dan membuat F-5E Taiwan layak disegani adalah, sudah adanya kemampuan untuk meluncurkan rudal udara ke udara jarak jauh Sky Sword II. Kemampuan ini telah diumumkan Kementerian Pertahanan Taiwan pada tahun 2018 silam.

Sky Sword II diciptakan sebagai pengembangan dari AIM-120 AMRAAM, rudal berpemandu radar ini dapat menguber sasaran sejauh 100 km, dan yang membuatnya berada di atas kinerja AMRAAM adalah, Sky Sword II sudah masuk kelas rudal hipersonik, lantaran sanggup melesat hingga Mach 6. Sebagai perbandingan rudal AIM-120 AMRAAM, Vympel R-77 (Rusia) dan PL-12 (milik Cina), yang kecepatanya masih mentok di Mach 4.

Rudal Sky Sword II dikembangkan oleh National Chung-Shan Institute of Science and Technology. Selain dapat diluncurkan dari F-5E, kabarnya jet tempur Ching Kuo juga dapat meluncurkan. Sementara untuk bisa diluncrkan dari Miraga-2000 masih dalam pengembangan.

Baca juga: Menanti Operasional Gripen E, AU Brasil Terima Unit Terakhir F-5M Tiger, Jet Tempur Canggih Bertampang Lawas

Walau modernisasi F-5E Taiwan tak mencakup instalasi probe untuk pengisian bahan bakar di udara (air refueling), seperti halnya F-5M milim Brasil, namun F-5E Taiwan sudah masuk kategori pesawat tempur generasi keempat, salah satunya dengan adopsi sistem peperangan elektronik dan MIL-STD-1553B data link. (Haryo Adjie)

11 Comments