Enrol Pilot – Inilah Drone Khusus Kamikaze Pertama Rancangan Indonesia
|Pada dasarnya, setiap drone dapat difungsikan untuk misi bunuh diri alias kamikaze, namun yang jadi tantangan, tak semuanya ideal untuk menjalankan peran sebagai loitering munition. Setidaknya dibutuhkan kombinasi kecepatan dan payload yang memadai untuk bisa berperan sebagai drone kamikaze. Seperti di Indonesia, dari begitu banyak (prototipe) drone yang dirancang, masih jarang atau bahkan tak satu pun yang digadang khusus sebagai drone kamikaze.
Baca juga: Cina Perlihatkan Kemampuan Meluncurkan 48 Unit Drone Kamikaze dari sebuah Rantis
Namun ada yang berbeda dari drone rancangan PT Enrol Sistem Indonesia, perusahaan swasta yang berbasis di kota Bandung ini telah merilis drone enrol pilot, yakni jenis drone fixed wing yang memang dirancang penuh untuk misi kamikaze.
Ditenagai electric jet, drone enrol pilot dalam pengujian mampu melesat hingga kecepatan 250 km per jam. Dalam kendali line of sight (LoS), enrol pilot dapat terbang sejauh 20 -30 km dalam endurance 15 – 20 menit. Kepada Indomiliter.com, Muhammad Lutfi, selaku CEO PT Enrol Sistem Indonesia menyebut, bahwa drone kamikaze ini pada dasarnya dapat beroperasi dengan moda fully autonomous, fly and forget atau abort mission. Sementara jarak kendali maksimumnya mencapai 40 km.
Bila Anda melihat pola serangan kawanan drone dalam film Angel Has Fallen, maka drone kamikaze enrol pilot juga dirancang untuk bisa diterbangkan dalam jumlah besar secara bersamaan. “200 unit drone dapat dioperasikan untuk local network, sementara ribuan unit dapat digerakan untuk jaringan VPN/internet,” ujar Muhammad Lutfi.
Mengapa dipilih pendorong jenis electric jet? Lutfi menyebut itu diadopsi untuk mengejar speed tinggi, terutama dapat dicapai hitting speed 250 km per jam. Drone kamikaze ini tidak diluncurkan dengan catapult, karena daya dorongnya sudah besar, maka drone ini cukup dilepaskan dari tangan (hand launched).
Dari spesifikasi, drone enrol pilot dibuat dari material compostie carbon fibre dan hexagon cellulose fibre. Drone ini punya punya bobot maksimum 3 kg dengan bobot hulu ledak 800 gram. Enrol pilot punya panjang 0,8 meter dan lebar bentang sayap 1,2 meter.
Menurut keterangan, drone enrol pilot baru masuk tahun pertama masa pengembangan, dan kedepannya akan ditawarkan untuk kebutuhan pasukan khusus. Serangkaian pengujian telah dilakukan dengan hasil memuaskan meski tanpa membawa amunisi, lantaran belum ada akses (izin) untuk menggunakan hulu ledak.
Dikutip dari inovasi.ristekbrin.go.id, PT Enrol Sistem Indonesia adalah perusahaan startup binaan Kemenristek/BRIN melalui program Inkubasi Bisnis Teknologi (IBT). (Haryo Adjie)
Awas..!! jangan baper dan jangan banyak berharap, karena inovasi2 alutsista lokal sudah sejak dulu ada di negeri ini tapi mayoritas hanya berakhir sebagai wacana atau paling banter Prototipe abadi, tidak kelanjutannya, yang produksi BUMN aja banyak yg jadi prototipe abadi apalagi ini cuman startup swasta, sudah banyak artikel nya di forum ini…
KLo soal kapasitas hulu ledak bisa di tingkatin. Tp sebaiknya d coba dulu versus jamer turki dn ciwsnyaπππ .
Tenan opo ora iki ?
https://international.sindonews.com/newsread/255912/41/indonesia-gerak-cepat-ingin-borong-48-jet-tempur-rafale-prancis-1607037120
Sukhoi 11 aja belom datang – datang lahh ini kok Rafale sampai 48 opo yo Tenan ?
Hmmmm
di aminin aja mas, siapa tau beneran rafale yg tranch 3 π
Duit surplus dagang dng AS rencananya buat DP beli Rafale. Soalnya AS gagal memenuhi keinginan RI utk mengakuisisi F-35 namun tetap memberi sanksi utk pembelian SU-35.
RI gak minat dng viper.
Makanya kesepakatan minta diperceat sebelum pelantikan presiden AS….π€£π€£π€£πππ
Emperor tlah bersabda “Go to hell..Va te faire foutre with your single engine fighter”
Duit surplus dagang mungkin beralih ke Poseidon dan heli angkut dan serang
Rafale dgn Spectra est bon karna si mbah udah ngempet pengen EW dan kemampuan misi SEAD.
Sebaiknya dilengkapi AI, biar tidak diremote soalnya kl pake remote ada frekuensi, ,rentan dijamming. nah kl pake AI biar hafal dan mencari sendiri sesuai misi target, tidak akan bisa dijamming soalnya tidak pake frekuensi..
Klo tni al jadi akusisi dron otomatis juga harus punya carriernya sedangkan ssv kita fokus buat angkutan dan opreasi amfibi doang. Kedepanya kita musti punya kapal induk paling tidak sekelas cambera ato carles de gaul.
Min tolong bahas Sa’ar 6 dong…thanks.
pakenya keroyokan pak alias Swarm. untuk target yg lbh resistent, harus banyakan dronenya. walaupun kecil tapi banyak, deterrent effectnya tinggi