Update Drone KamikazeKlik di Atas

Cina Perlihatkan Kemampuan Meluncurkan 48 Unit Drone Kamikaze dari sebuah Rantis

Efektivitas drone kamikaze atau loitering munition kini tak diragukan lagi, terutama pasca serangan pada kilang minyak Aramco dan konflik Nagorno-Karabakh, namun lepas dari itu, ada gaya serangan drone kamikaze yang jauh lebih mematikan dan terbilang sulit untuk diatasi, yaitu serangan kawanan drone atau akrab disebut massive suicide drone swarm.

Baca juga: Orbiter 1K – Beraksi di Nagorno-Karabakh, Inilah Drone Kamikaze yang Bisa Return to Base

Dilakukan oleh drone mini dalam pola serangan kawanan dalam jumlah banyak, niscaya akan sulit bagi sistem pertahanan udara (hanud) untuk mengatasi serangan kawanan bak lebah ini, apalagi jika terlambat di deteksi. Banyak analis yang menyebut, bahwa adegan serangan drone dalam film “Angel Has Fallen” yang dirilis tahun 2019, kelak bisa menjadi kenyataan.

Adegan serangan drone mini secara masif menjadi sajian utama pada Angel Has Fallen, dikisahkan kawanan drone melakukan serangan kolosal saat Presiden Allan Trumbull (Morgan Freeman) tengah memancing di suatu danau. Nyaris tak ada yang tersisa dari serangan drone, menyiratkan beragam sasaran dapat tertarget secara presisi.

Seolah mengingatkan model serangan kawanan drone di film Angel Has Fallen, Cina belum lama ini merilis video uji coba massive suicide drone swarm yang diluncurkan dari bagian belakang sebuah rantis ringan. Dalam video diperlihatkan 48 drone kamikaze diluncurkan secara singkat, layaknya proses peluncuran MLRS (Multiple Launch Rocket System). Tidak itu saja, ditampilkan proses peluncuran drome kamikaze yang dilepaskan dari helikopter.

Dikutip dari TheDrive.com (14/10/2020), disebutkan senjata yang dipamerkan dalam video tersebut adalah rancangan China Academy of Electronics and Information Technology (CAEIT), yang melaporkan uji coba peluncuran pada September 2020. CAEIT adalah anak perusahaan dari China Electronics Technology Group Corporation (CETC), yang tak lain merupakan perusahaan milik negara.

CAEIT nampaknya memang getol merancang kawanan drone, pada Juni 2017, kabarnya CAEIT pernah memecahkan rekor dengan meluncurkan kawanan drone yang berjumlah 120 unit. Empat bulan kemudian, CAEIT melakukan eksperimen yang lebih besar dengan 200 drone sayap tetap. Selain kawanan drone dengan plaform pesawat sayap tetap, kawanan drone juga dirancang dengan model quad copter.

Pada video uji coba kawanan drone yang diluncurkan dari rantis Dongfeng Mengshi 6×6, sebagai drone digunakan jenis CH-901. Drone bunuh diri ini dibuat oleh China Aerospace Long March International. Debut drone pencabut nyawa ini pertama kali dirilis pada ajang Sofex 2018 di Amman, Yordania.

Dari spesifikasi, CH-901 dapat digunakan untuk melakukan berbagai misi, termasuk pengintaian, serangan atau menghancurkan sasaran tertentu. CH-901 suicide drone dapat terbang selama 40 menit sebelum menukik menghajar sasaran. Pihak pengembang menyebut drone dapat digunakan oleh Pasukan Khusus selama operasi kontra terorisme.

CH-901 dapat ditangani secara portabel dan memiliki berat 9 kg, drone ini dapat dengan mudah dibawa oleh satu prajurit. CH-901 pun dapat dilengkapi dengan hulu ledak atau kamera untuk melakukan misi pengintaian dan menemukan posisi musuh. Dengan model sayap lipat, drone ini punya kecepatan dari 7 hingga 120 km per jam dengan jangkauan kendali 10 km.

Baca juga: Belajar dari Serangan Kilang Minyak di Arab Saudi, Amerika Serikat Belum Siap Menghadapi Serbuan Drone Kamikaze

CH-901 dapat dipersenjatai dengan muatan fragmentasi atau hulu ledak shaped charge yang mampu menembus baja setebal 10 cm serta dapat menghancurkan tank dan kendaraan lapis baja ringan. CH-901 mampu mendeteksi sasaran pada jarak lebih dari 1,5 km dari ketinggian 450 meter. (Haryo Adjie)