Update Drone KamikazeKlik di Atas

Dukung Infiltrasi Senyap, Rusia Luncurkan Parasut dengan Kemampuan ‘Stealth’

Mengandalkan kegelapan malam dan teknik HALO (high altitude low opening), adalah sebagian dari jurus pasukan elite untuk melaksanakan operasi terjun tempur (junpur) dalam misi infiltrasi dan sabotase. Meski begitu, ada beragam risiko yang harus ditanggung oleh prajurit, di antaranya adalah payung parasut yang sedari awal telah terdeteksi oleh pasukan lawan di darat. Walau dalam kepekatan malam, faktanya parasut yang mengembang dapat dilihat jelas oleh lawan yang menggunakan night-vision goggles (NVG).

Baca juga: Indoor Skydiving Center: -Maksimalkan Pelatihan Free Fall Pasukan Khusus

Hadirnya NVG seolah menyingkirkan arti kata senyap dalam operasi linud (lintas udara) yang mengandalkan kegelapan malam. Menyadari tantangan tersebut, Technodinamika Group, perusahaan swasta asal Rusia meluncurkan solusinya di ajang Army 2020 (23-29 Agustus). Persisnya Technodinamika menghadirkan teknologi parasut stealth (siluman). Yang dimaksud parasut stealth disini adalah, kembangan payung parasut ketika di udara tidak dapat terlihat oleh perangkat NVG.

Dikutip dari eurasiantimes.com (30/8/2020), disebutkan efek stealth dapat terjadi berkat penyemprotan bahan kimiawi pada kain dasar parasut yang menyangkut bagian kanopi dan tali/kabel pada sistem parasut. Laporan lebih lanjut mengatakan bahwa efek siluman dicapai dengan menerapkan teknik special saturating pada tahap produksi benang dan kain poliamida. Saat ini sudah ada sampel bahan untuk pembuatan ransel parasut yang tidak akan terlihat oleh perangkat NVG.

NC-212 200 Skadron Udara 600 TNI AL dalam latihan terjun bebas anggota Taifib Marinir.

Meski ada keunggulan tidak terlihat oleh perangkat NVG, namun solusi dari Technodinamika disebut-sebut beberapa kalangan sebagai nanggung, lantaran prajurit yang tengah berayun di udara dalam kegelapan, masih dapat dideteksi keberadaannya lewat pelacak thermal (panas tubuh).

Masih seputar teknologi parasut, Technodinamika juga memperkenalkan sistem suspensi unik yang akan mencegah seorang prajurit tenggelam secara tidak sengaja saat mendarat di air. “Kunci dari solusi ini adalah kunci parasut D-10 dapat lepas secara cepat sebelum penerjun mendarat di air,” ujar Igor Nasenkov, pimpinan Technodinamika.

Baca juga: Latihan Infiltrasi PPRC, Pasukan Elite Tiga Matra Lakukan Uji Terjun HALO/HAHO

Pada Juni 2019, dua penerjun payung Rusia tenggelam selama latihan di Krimea Kedua penerjun malang tersebut gagal melepaskan tali parasut saat mendarat di air. Pasukan linud Rusia selama ini mengandalkan parasut jenis D-10, dimana punya karakteristik dapat digunakan mulai dari ketinggian 200-4.000 meter dengan kecepatan 140 km per jam. (Bayu Pamungkas)

7 Comments