Indoor Skydiving Center: Maksimalkan Pelatihan Free Fall Pasukan Khusus
Sebagai pasukan elite, penguasaan pada kemampuan terjun payung tentu sudah menjadi sesuatu yang mutlak. Dan salah satu yang juga wajib dikuasi adalah kemampuan terjun payung dengan metode military free fall atau high altitude military parachuting. Disini penerjun diterjunkan dari pesawat dalam ketinggian yang cukup tinggi, maka olah gerakan yang juga melekat dikuasai adalah skydiving. Dan merujuk ke pakem yang ada, military free fall terbagi dalam dua teknik, yakni HALO (High Altitude Low Opening) and HAHO (High Altitude High Opening).
Baca juga: Latihan Infiltrasi PPRC, Pasukan Elite Tiga Matra Lakukan Uji Terjun HALO/HAHO
Bagi pasukan elite TNI seperti Kopassus, DenJaka, Taifib, Kopaska, dan DenBravo, teknik HALO dan HAHO sujak sesuatu yang tak asing lagi. Namun karena tergolong misi yang beresiko tinggi, latihan military free fall harus dilakukan secara rutin dan berkelanjutan. Meski pra sarana pendukung latihan terjun payung sudah tersedia, tapi penggelaran latihan dengan terjun langsung terbilang ‘mahal,’ pasalnya dibutuhkan beberapa sorti penerbangan dengan ketinggian antara 10.000 sampai 13.000 kaki. Dengan ketinggian tersebut, waktu yang bisa ‘dinikmati’ untuk skydiving hanya direntang 45 – 60 detik. Belum lagi jadwal latihan dengan pesawat kadang terkendala cuaca, bila cuaca buruk tentu tak bisa dilaksanakan penerjunan.
Berangkat dari kebutuhan akan program latihan yang bisa dilakukan setiap saat, dengan waktu pelatihan yang dinamis, meniadakan risiko kecelakaan dan mengurangi biaya pelatihan, maka fasilitas indoor skydiving vertical windtunnel diperkenalkan dalam dunia kemiliteran.
Walau masih tergolong jarang di Indonesia, beberapa indoor skydiving tunnel kini telah melengkapi pusat pendidikan pasukan khusus. Salah satunya seperti yang ada di Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus (Pusdiklatpassus), Batujajar, Bandung, Jawa Barat.
Indoor skydiving center di Pusdiklatpassus dibuat oleh PT Uavindo Nusantara. Indoor skydiving ini menggunakan dual closed loop wall to wall. Diamater vertical tunnel-nya 4×3 meter dengan ketinggian 10 meter. Untuk hembusan angin berasal dari fan drive yang terdiri dari 4 motor dengan delapan baling-baling.
Baca juga: Jankel Al-Thalab LRPV 4×4 – Rantis Kopassus Untuk Misi Intai/Serbu Jarak Jauh
Untuk dapat membuat siswa penerjun melayang-layang, kecepatan angin yang dihantarkan oleh fan drive mencapai 70 meter per detik atau sekitar 252 km per jam. Konsumsi tenaga yang dibutuhkan pada indoor skydiving ini maksimum 1.000 kw, sementara noise yang dihasilkan mencapai 78 dB. (Bayu Pamungkas)
Di makostrad juga ada
Tahniah
Ini kalau si Woof Woof dikasih kain seperti klebetnya Superman, trus ditaruh di sini trus mesin tunnelnya diaktifin lalu si Woof Woof melayang dan jadi Super Woof.
Xixixixi