Drone Intai Berkemampuan Serang Schiebel Camcopter S-100 Telah Dioperasikan TNI AL
|Sejatinya sudah dari tahun 2017 silam Austria menawarkan naval drone copter Schiebel Camcopter S-100 untuk TNI AL. Namun, tanpa banyak pemberitaan, postingan akun Instagram Puspenerbal (29/9/2023), diketahui bahwa Camcopter S-100 telah memperkuat arsenal Skuadron Udara (Ron) 700 Puspenerbal TNI AL. Kilas balik ke tahun 2017, S-100 saat itu ditawarkan ke Indonesia dengan label lokal Rajawali S-100 oleh PT Bhinneka Dwi Persada.
Baca juga: Karena Masalah Politik, Australia Batalkan Kontrak Pengadaan Schiebel Camcopter S-100
Dari siaran pers Dispenal, disebut Komandan Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Danpuspenerbal) Laksamana Muda TNl Imam Musani menutup Training Unmanned Air sytem (UAS) Schiebel Camcopter S-100 dan mengecek kemampuan operasional terbang Pesud (pesawat udara) Drone baru Skuadron 700 Wing Udara 2 Puspenerbal.
Closing Event Training UAS Schiebel Camcopter S-100 dan uji terbang Drone baru tersebut, digelar di Shelter 700 Wing Udara 2 Puspenerbal, Pangkalan Udara TNI Angkatan Laut Juanda. Sementara dari pihak Mitraco sebagai mitra dalam pelaksanaan training tampak hadir Wolf-Dieter Grosse, CEO Mitraco, Lukas Schmidt, Customer Programme Manager Schiebel, Frans Widyanata, Kuasa Usaha Mitraco.
View this post on Instagram
Komandan Puspenerbal mengatakan, sejak tanggal 11-28 September 2023, telah dilaksanakan kegiatan technical support satu unit Unmanned Serial Vertical take off landing maritim surveillance system yang diikuti 10 personel Skuadron Udara 700 Wing Udara 2 Puspenerbal Juanda.
Spesifikasi teknis drone Schiebel S-100 antara lain punya diameter rotor utama 3,4 meter, panjang total 3,1 meter dan tinggi 1,12 meter. Sementara berat maksimum saat tinggal landas 200 kg dan berat kosong 110 kg.
Schiebel S-100 yang juga memperkuat arsenal drone intai pada kapal induk helikopter Perancis BPC Dixmude (Mistral Class) dalam lawatan ke Jakarta, punya kapasitas tangki bahan bakar internal 57,1 liter, serta tangki bahan bakar eksternal 25,4 liter. Koneksi data link drone ini mampu menjangkau radius 200 kilometer, ini artinya koneksi LoS (Line of Sight) dapat dilakukan sampai jarak tersebut.
Kemampuan terbang drone ini meliputi kecepatan terbang maksimum240 km per jam, kecepatan laju 185 km per jam, serta kecepatan operasi 100 km per jam. Endurance di udara Schiebel S-100 adalah enam jam dengan playload 50 kilogram dan batas ketinggian terbang mencapai 5.500 meter.
Dari sisi operator, pihak manufaktur yakni Schiebel Elektronische Gerate GmBH melengkapi Ground Control Station (GCS) dengan layar mission control yang dapat memberikan informasi video realtime dari kamera pilot, termasuk display data penerbangan seperti pada umumnya di pesawat modern.
Dengan tampilan multifungsi pada layar kontrol, drone dengan teknologi fly by wire ini mampu memberikan informasi dan peringatan tentang sistem yang ada di pesawat dan di darat. Arsitektur dan link yang dimiliki drone tersebut juga mampu menyediakan data dengan bendwidth yang tinggi sehingga secara bersamaan dapat mengirimkan multiple video streaming dan memungkinkan integrasi yang sederhana dari bermacam-macam payload.
Lingkup tugas Schiebel S-100 mencakup intai jarak jauh, operasi di pesisir pantai, dukungan misi, pelindungan convoy, pengamanan dan pengawasan multisensor, anti penyelundupan, keamanan perbatasan serta SAR. Dirunut dari kemunculannya, drone S-100 mulai dioperasikan pada tahun 2006. Sejak diluncurkan, drone ini memang terbilang laris di kalangan sipil dan militer. Di sekitaran Indonesia, S-100 telah digunakan oleh AL Singapura, sebaliknya pengadaaan S-100 justru dibatalkan Australia karena alasan politik beberapa saat lalu.
Meski resminya adalah UAV (Unmanned Aerial Vehicle), namun Schiebel S-100 dapat pula menjadi UCAV (Unmmaned Combat Aerial Vehicle), artinya drone helikopter ini dapat melaksanakan misi tempur. Dengan berpatokan pada kapasitas payload 50 kg, maka drone ini dapat di setting untuk membawa dua unit rudal, yakni LMM (Lightweight Multirole Missile) produksi Thales Air Defence.
Baca juga: TNI AL Lirik Schiebel (Rajawali) S-100, Apa Saja Keunggulan Naval Drone Asal Austria Ini?
Rudal LMM punya bobot 13 kg dengan berat hulu ledak 3 kg. Rudal udara ke permukaan ini menggunakan hulu ledak berfragmentasi dan mampu melesat dengan kecepatan Mach 1.5. Dengan two-stage solid propellant motor buatan Roxel Propulsion Systems (RPS), rudal ini dapat melesat sejauh 8 km dengan pemandu semi active laser dan terminal infrared homing. (Gilang Perdana)