“Double Tap Capability” – Rahasia Kemampuan Serang Kapal Selam Swedia
|Teknologi Air-Independent Propulsion (AIP) jelas punya peran penting dalam operasi intai dan pertempuran bawah air, pasalnya kapal selam diesel listrik dengan AIP-nya mampu menyelam lebih lama dibanding kapal selam diesel listrik konvensional. Tapi seiring waktu berjalan, AIP mulai menjadi sesuatu yang ‘biasa’ hadir di kapal selam generasi terbaru. Lepas dari AIP, faktor penting lainnya adalah kemampuan penembakan torpedo, yang menjadi esensi dari keandalan Sang Monster Bawah Laut.
Baca juga: Belum Ada Tandingan, Armada Kapal Selam Singapura Adopsi 2 Teknologi AIP
Umumnya, setiap kapal selam melepaskan satu torpedo lewat satu tabung peluncur, tapi bagaimana jika ada kapal selam yang dapat meluncurkan dua torpedo dalam satu tabung peluncur, mungkinkah hal itu dilakukan? Ini terdengar unik dan agak ganjil, namun kabarnya kemampuan tersebut memang ada, yaitu telah diterapkan AL Swedia pada kapal selam Gotland Class. Kemampuan unik dari kapal selam produksi Saab Kockums AB ini terungkap dalam suatu latihan bersama AL Amerika Serikat beberapa tahun lalu.
Mengutip sumber dari Forbes.com (24/5/2020), secara resmi belum ada pernyataan akan kehadiran kemampuan ini dari otoritas militer Swedia, namun kemampuan yang disebut sebagai double-tap capability ini telah tersebar di kalangan komunitas pertahanan. Detail dari double-tap capability masih dirahasiakan, akan tetapi model peluncuran ganda ini melibatkan jenis torpedo dengan ukuran khusus.
Gotland Class memang mengadopsi dua jenis peluncur, yaitu empat tabung peluncur torpedo heavyweight 533 mm dan dua tabung peluncur torpedo 400 mm. Yang disebut terakhir inilah yang terbilang khas, lantaran torpedo ringan 400 mm hanya dikembangkan oleh Swedia. Mirip dengan torpedo ringan standar NATO 324 mm, torpedo ringan khusus 400 mm juga dapat diluncurkan pada platform kapal perang permukaan, kapal selam dan pesawat intai/helikopter.
Dua torpedo dapat meluncur secara simultan dari satu tabung peluncur jelas meningkatkan kapabilitas tempur suatu kapal selam, lantaran probabilitas kerusakan dan kehancuran pada beberapa sasaran menjadi lebih besar. Dengan kemampuan di atas, maka Gotland Class kini dapat meluncurkan delapan torpedo sekaligus, meski jumlah tabung peluncur di kapal selam hanya ada enam unit.

Sejatinya Gotland Class bukan kapal selam pertama yang mengadopsi dua jenis tabung peluncur, sebelumnya ada Näcken Class yang juga buatan Saab Kockums. Bedanya Näcken Class punya enam tabung peluncur torpedo 533 mm dan dua tabung peluncur torpedo 400 mm. Jenis torpedo 400 mm yang digunakan Swedia adalah Torped-41, dan yang kini dioperasikan yaitu jenis Torped-45.
Torped-45 diproduksi oleh Saab Dynamics dan dirancang untuk beroperasi di perairan dangkal. Torpedo ini dikendalikan menggunakan kawat (wire guidance) dan disokong sistem homing hidro-akustik untuk fase akhir. Sistem pemandu wire guidance umumnya diterapkan pada torpedo berat 533 mm.
Adopsi kendali via kawat memungkinkan kapal selam untuk membimbing torpedo sampai ke sasaran. Jika kawat putus, atau terpotong, maka torpedo masuk ke mode fire and forget dan mengaktifkan sonarnya sendiri. Model wire guidance torpedo terbukti lebih andal Perairan Baltik yang sempit dan padat pelayaran.
Baca juga: Multimission Portal, Menjadikan Kapal Selam A26 Class Handal Untuk Misi Infiltrasi
Sekilas tentang Torped-45, jenis torpedo ringan ini punya panjang 2,85 meter dan bobot 320 kg. Rencananya Torped-45 akan digantikan Torped-47 pada tahun 2024. (Haryo Adjie)
“Torpedo can go around small island”.
Bagaimana bisa menghindar dari kejaran torpedo ini?
Pertanyaannya sampai sejauh mana torpedo itu dapat meluncur?
Kalau yg 324 mm bisa sejauh 23,5 km, kalo yang 533 mm bisa sejauh 50 km.
Jadi kalo yang 324 mm jaraknya di kali 2 maka 23,5 x 2 = 47 km keliling pulau.
47 / 2 / 3,14 = jari2 pulau = 7,484 km
7,484 x 7,484 x 3,14 = 175,87 km2
Kalo yang 533 mm jaraknya di kali 2 maka 50 x 2 = 100 km keliling pulau.
100/2/3,14 = 15,9 km jari2 pulau
15,9 x 15,9 x 3,14 = 793,8 km2 = 793,8 x 1000 x 1000 / 10.000 = 79380 ha
Jadi kapal selam lawan harus sembunyi di balik pulau yang luasnya lebih besar dari 793,8 km persegi atau 79380 ha agar dapat menghindar dari kejaran torpedo kapal selam ini.
Artinya masih bisa sembunyi di Pulau Rote tapi kalo Pulau Miangas dan Pulau We tak bisa sembunyi.
Tapi pertanyaan awam apa bisa sonar kasek bisa tracking object di belakang pulau? Atau harus kerja sama dengan gugus tempur? Maaf bener pertanyaan awam
Naaaaaaah…..itu dia 😂😂😂
Kasel gak perlu sembunyi dibalik pohon eh pulau buat ngadepin kasel lainnya bung tn. Itu karena salinitas air laut sudah cukup buat nyembunyiin posisi, ditambah ngendon deket karang udah jadi aman banget. Nyerang sasaran dari balik pulau hanya bisa dilakukan kalo kita sudah tau secara akurat posisi musuh. Makanya sasaran yg bisa diserang hanyalah sasaran permukaan seperti kaprang atau obvit laut yg dijaga seperti dermaga atau kilang minyak, itu juga membutuhkan aset udara untuk mendeteksi musuh.
Ini kisahnya pertempuran kasel vs kasel bray………aichhhhhh 🙆🙆🙆
Ya lebih lucu lagi. Mendeteksi kasel dari jarak 20 km aja susahnya minta ampun, kudu ngukur beda salinitas dari berbagai kedalaman Ampe kontur tanah dalam laut yg bisa jadi persembunyian. Itu kalo dilautan terbuka. Lah kalo dibalik pulau gimana cara deteksinya?? Dikira pake active homing torpedo Ama sonobuoy udah cukup gitu??? Kalo pertempurannya diperairan dangkal penuh pulau kayak Guadalcanal atau selat Malaka deket Batam masih mungkin, tapi ada berapa persen buat kesempatan kayak gitu???
kali ini sy setuju dg ‘Ntung, kalo torp pake wire … ya tinggal kemampuan dan keterampilan gunner nyetir torp sampe ke target
Ya kalo torpedonya kudu belok nekuk muterin pulau bisa putus apa kebelit karang tuh kabel FO nya……enggak gitu-gitu amat lahhh
banyak cara untuk lepas dari torpedo salah satunya dengan jammer atau juga bisa pakai decoy setiap kasel pasti punya
Bismillah sebenarnya Tni Al perlu kombinasi kapal selam,mungkin dari kasel swedia ini bisa menambah performa armada tempur kita,mengingat penyeludupan dari laut serta illegal fishing dan lainnya,tidak mengandalkan kemampuan kasel type 209,tetapi ditambah dengan type 214,218 SG seperti armada tempur tetangga,jangan kuatir dengan budget asal kita mau gotong royong dan mau berbagi psti ada dananya,ingat ketika rakyat aceh urunan membeli kapal kargo yang diawaki adisucipto dan adisumarmo almarhum,saat perang kemerdekaan kita mampu urunan dana,membeli kapal jenis dakota.ini inspirasi kita kedepan agar mau sama sama berfikir bagaimana kemampuan tempur TNI.AU dan AL kita bertambah dengan moderenisasi jangan kedepan kemampuan terbatas sumber daya kita nga akan maju kita melangkah.semoga ini jadi pencerahan
Situ mau nembak kapal ikan pake torpedo?
Coba itung-itungan lagi!