Doosan K-21 105 Medium Tank – ‘Lawan Berat’ Tank Harimau Pindad dalam Program Tender di AD Filipina
|Berdasarkan keterangan Kepala Pengembangan Produk PT Pindad Windu Paramarta di media, disebutkan bahwa kini hanya ada dua perusahaan yang lolos dalam tahapan lanjutan program pengadaan kendaraan tempur lapis baja (tank) untuk AD Filipina, yaitu PT Pindad dari Indonesia dan Doosan DST dari Korea Selatan.
Baca juga: Di Filipina, Medium Tank Harimau dan Panser Anoa 6×6 Berganti Nama dan cat
PT Pindad sendiri manjagokan mediun tank Harimau, yang beberapa waktu lalu telah dipinjamkan untuk pameran militer dan pengujian di Filipina, sementara dari Korea Selatan yang dijagokan adalah K-21 105 medium tank.
Ini artinya ada dua medium tank yang bertarung memperebutkan kontrak untuk AD Filipina. Windu yakin Harimau Medium Tank lebih unggul dari K-21 tank yang ditawarkan oleh Korea Selatan. “Desain (Medium Harimau Tank) spesifikasinya, spesifik untuk wilayah regional di Asia Tenggara, yaitu perhutanan, perkotaan yang padat dan apabila terjadi perang, tank ini dirancang khusus untuk menghadapi situasi seperti itu,” tambah Windu, dikutip dari aa.com.tr (5/3/2020).
Bahkan saat diboyong ke Filipina, tank Harimau Pindad ini sudah diberi label nama tersendiri sebagai MT. Apo. Tidak itu saja, tank Harimau di Filipina juga telah diganti cat dengan warna khas ranpur Negeri Pinoy.
Meski pihak PT Pindad punya optimisme dapat memenangkan kontrak, namun nama besar Doosan tak bisa dipandang sebelah mata, terlebih K-21 105 medium tank dirancang dari basis ranpur IFV (Infantry Fighting Vehicle) yang telah teruji kehandalannya di berbagai medan operasi.
Berangkat dari platform IFV yang sudah ada, maka jalur pengembangan K-21 105 ada kemiripan dengan terciptanya tank amfibi yang digunakan Korps Marinir, yaitu AMX-10 PAC90 yang mengusung meriam kaliber 90 mm, dimana tank tersebut berasal dari basis IFV/APV AMX-10P Marines. Merujuk ke sejarahnya, sosok prototipe K-21 105 pertama kali diperlihatkan ke publik pada tahun 2014, resminya K-21 105 merupakan proyek patungan antara Doosan DST dengan manufaktur meriam asal Belgia, CMI Defence (sekarang – John Cockerill).
Yang unik, antara medium tank Harimau dan K-21 105 menggunakan jenis meriam yang sama, yaitu Cockerill CT-CV 105HP (high pressure). Ini bisa dimaklumi, lantaran proyek tank Harimau juga menggandeng John Cockerill sebagai pemasok pada komponen meriam.
Oleh Doosan, desain K-21 105 diunggulkan karena punya bobot sasis yang lebih ringan, namun punya daya gempur yang signifikan. Doosan menyebut K21-105 lebih murah, lebih strategis dan taktis dibandingkan dengan mengoperasikan tank tempur utama (MBT). Dan satu lagi, tank ini dikatakan lebih murah untuk diproduksi dibandingkan dengan tank tempur utama.
Dari spesifikasi, K-21 105 punya bobot tempur 25 ton, jauh lebih ringan dibandingkan tank Harimau yang bobotnya mencapai 30 – 33 ton. Dari aspek proteksi, bagian dari tank ini dapat menahan terjangan proyektil dari kanon kaliber 30 mm, sementara keseluruhan bodi mampu menahan terjangan proyektil kaliber 12,7 dan 14,5 mm, serta pecahan proyektil dari artileri. Untuk perlindungan bagi awaknya, tersedia proteksi anti bahaya nubika (nuklir, biologi dan kimia) serta automatic fire suppression.
Diawaki oleh tiga personel, yaitu komandan, penembak dan juru mudi, K-21 ditenagai oleh mesin diesel Doosan-D2840LXE yang menghasilkan tenaga 750 hp. Kecepatan maksimum di jalan raya mencapai 70 km per jam dan punya jarak jelajah 450 km.
Dibekali automatic floatation bags plus persiapan minimun, tank ini dapat berenang terbatas dengan kecepatan laju di air mencapai 6 km per jam. Sebagai tenaga penggerak saat di air adalah tracks. Doosan K-21 105 punya panjang 8,5 meter, lebar 3,4 meter dan tinggi 3 meter.
Dari aspek persenjataan, dengan meriam Cockerill CT-CV 105HP, meriam ini dapat memuntahkan rudal anti tank, yakni Falarick 105. Rudal yang masuk segmen Gun-Launched Anti-Tank Guided Missile (GLATGM) ini dapat menghajar sasaran sejauh 5.000 meter.
Baca juga: CT-CV 105HP – Meriam Canggih Untuk Medium Tank Pindad
Operasional kubah meriam dapat digerakkan secara secara elektrik dan mekanik. Laras meriam kaliber 105 mm smoothbore ini dapat menembakkan berbagai jenis amunisi (termasuk jenis APFDS) dengan jarak tembak efektif 1.500 meter. Laras juga dibekali bore evacuator dan dilapisi thermal jacket. Untuk olah geraknya, laras punya sudut elevasi maksimum 42 derajat hingga -6 derajat. Tentu saja dengan sudut putar kubah 360 derajat. (Gilang Perdana)
Menurut saya Ascod secara de facto sudah jadi pemenang. Harimau & K21 cuma dijadiin alat tawar biar harga Ascod bisa lebih murah.
Kalau rezeki tidak akan lari…
yoi bung…tapi kita harus terus berusaha…seperti tingkat kwalitas dan mampu bersaing harganya…!!!
tapi kadang saya baca berita serius jadi lucu sendiri…seperti tender beserta tot yang diadakan philifina….seharusnya kita engak perlu masuk…karna apa yang mau di tot…laa wong kita aja masih minta tot artinya masih belajar…!!!
mengarap industri strategis lebih sulit karna bukan hanya hukum pasar semata tapi ada permainan politik disana…jadi sudah seharusnya kita lebih tingkatkan permainan politik kita…setidaknya untuk pasar kecil seperti afrika dan negara kecil lainya…!!!
jangan bersaing dengan negara produsen kawakan apa lagi negara super power…!!!
tapi saya yakin kalou tidak jauh perbedaan baik kwalitas atau harga akan banyak dilirik negara sahabat…karna politik luar negri kita yang cukup bersahabat…walau memang kurang punya taring untuk lebih mengigit…tapi cukup untuk jadi lirikan setidak nya….!!!
ASCOD kalah? Masa sih?
Liat2 komen di maxdef, orang2 pinoy sana udah pada koar2 ASCOD pasti yang menang.
Tambah lg promosi nya, kalau mereka harganya lebih murah, kalau bisa kita kasih paket, beli tank bisa dapat apa gitu.
Sepertinya sepaket dengan Anoa, karena pas pameran di filipina itu, Anoa juga dibawa. Trus rumornya ada opsi perakitan dilakukan di filipina.
laa wog disini juga
merakit bung…terus dapet apa kita…???
Lah produksi turret dll gimana bjir, lu kata ngerakit doang
Hhhhhhhh.
itukan kedepanya,baru sampai tahapan perencanaan dan pengembangan saat ini masih butuh waktu sengak nya sampai pembelian alat produksinya.
lagian berapa persen komponen yang mampu kita buat dalam negri?.
sekarang kelebihan kita pembelajaran dan perakitan masak mau dikasih keorang juga,kalou semua beli minta dirakit disana banyak ngangur karyawan disini.
Dari sisi harga K21 jauh lebih murah, mungkin krn sdh ada varian IFV nya jadi tidak perlu riset dr awal, beda dg harimau yg riset mulai dari nol dan masih diproduksi dlm jmlh kecil atau LRIP yg membuat biaya produksi mahal. tentu hal ini membuat daya saing Tank Harimau kurang menarik. Tapi Pindad tidak diam saja, mereka mencoba menawarkan dg sistem paket dg alutsista lain. Kita doakan sj semoga berhasil.
biar fair …… suruh dua jenis tank diatas “adu kebo” head to head adu tabrak, yg paling kuat dan paling utuh, dia yg terpilih
Tank pindad pake hull v ato ndon gak keatas itu biar ndak nyangkut kalo di hutan, itu sdh riset dan pengalaman TNI, krn pindad bikin sesuai keinginan TNI atas pengalaman pemakaian dilapangan
Baru dengar gua ada tank nyangkut di hutan 😂😂😂, ada juga kecebak lumpur tank itu
kasian malon tidak bisa bikin tank
indonesia hebat
Kalo gua di suruh milih dari ke dua medium tank ini , pasti milih k21 – 105 dari segi design hull depan , gua kadang suka kesal kalo lihat medium harimau Pindad dari hull depannya terlihat mendongak ke atas kalo lagi jalan jadi seperti berat ke belakang , rantai depannya pun minim perlindungan armor , semoga pindah sesegera mungkin merubah design body depan medium tank y mirip abrams lah minimal 😁
ahaha lu kata abrams kagak dongak ke atas lmao, justru sloped armor kek gitu tahan ledakan Mine, IED, Shaped charge ama Kinetic Energy. belom lagi pas off road atau unlevel terrain lebih gampang masuknya, proteksi rantai? percuma, semua mbt dan ifv juga bisa ke expose dan gk akan tahan
Awas… sales korea cakep2… bisa kecewa di tikungan terakhir.. pepet terooooosss…
Enteng kalo Med Tank Kaplan berhadapan dengan K-21 ini, pst Philipina lbh tertarik ke Kaplan. Yg berat kalo berhadaoan dgn tank medium canggih made in Imperium Tiongkok VT-5 yg canggih nan shaktinya bukan akang kepalang. Sistem tempur dan pertahanan VT-5 dibuat serba digital, dirancang utk menghadapi perang masa depan di berbagai medan dan kondisi, stealth, jg mampu membunuh MBT. NKRI Harga Mati harusnya berkorporasi dengan Imperium Tiongkok utk membangun VT-5 di tanah air. Tidak ada kata terlambat, bila perlu buat secara hibrid antara 80% kecanggihan VT-5 dengan 20% saja kecanggihan Kaplan.
Situ mundur, atau ane yg mundur dari program Ifx 😏
CBG 2nd Batch ga jadi beli nih…..?
Lah uda ttd kontrak kan april tahun lalu?
wkwkwkw boleh juga maen gertakannya 🙂