Diuji di Terowongan Angin BPPT, Prototipe Drone Anka Aksungur Sukses Terbang Perdana
|Anda masih ingat dengan berita tentang peran BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) dalam uji di terowongan angin (wind tunnel) untuk prototipe drone Anka dari Turkish Aerospace. Nah, ternyata salah satu model drone yang di uji di fasilitas terowongan angin milik BPPT tersebut adalah Anka Aksungur, drone jenis HALE (High Altitule Long Endurance) terbaru yang pada 21 Maret 2019 lalu berhasil terbang perdana di negara asalnya.
Baca juga: Dibalik Kesuksesan Drone Anka, Ternyata Ada Andil Besar dari BPPT
Dalam sebuah video yang dirilis pihak Turkish Aerospace, disebutkan drone dengan dua mesin propeller ini berhasil terbang perdana dengan durasi 4 jam 20 menit. Meski belum dirilis spesifikasinya, Aksungur disebut-sebut ditenagai dua mesin TUSAŞ Engine Industries (TEI) PD170. Setiap mesin punya kekuatan 170 HP. Dikutip dari defence-blog.com, Anka Aksungur diperkirakan dapat membawa payload sampai 750 kg. Drone ini juga dapar terbang sampai ketinggian 12 ribu meter dan lama terbang lebih dari 24 jam.
Aselsan juga dikabarkan turut terlibat dalam memasok perangkat sensor dan sistem persenjataan pada proyek Aksungur. Sementara dukungan akses komunikasi satelit disokong Turkish TURKSAT satellites.
Debut Anka Aksungur bakal mendapat tandingan langsung dari dalam negeri, dimana perusahaan swasta nasional Turki, Baykar Makina, yang tengah mengembangkan Akinci UCAV (Unmmaed Combat Aerial Vehicle). Drone yang siap terbang perdana pada tahun 2020 ini juga menggunakan tenaga dari dua mesin propeller. Meski belum ada rincian tipe mesinnya, disebut-sebut mesin berkekuatan 550 HP per unitnya sudah menggunakan 5 buah baling-baling.
Baca juga: Akinci UCAV – Drone Tempur HALE dengan Dua Mesin Propeller
Menyandang gelar HALE, Akinci dapat terbang selama 24 jam terus-menerus, dan ketinggian terbang sampai 40.000 kaki atau setara 12.000 meter. Dirunut dari roadmap-nya, pengembangan dan implementasi Akinci terbilang cepat, pada Mei 2017 pertama kali dilakukan studi untuk rancang bangun, sementara pihak manufaktur sudah menjadwalkan prototipe Akinci untuk terbang perdana pada tahun 2020. (Gilang Perdana)
cocok ini jika dilengkapi sensor pendeteksi kapal selam
Min,saya tau mimin tidak suka berurusan dengan politik,namun mengingat topik debat kemaren itu adalah tentang pertahanan keamanan,mungkin anda ingin mengevaluasi usulan setiap calon capres?
apalagi yg di evaluasi, yg d evaluasi itu adalah mengurangi alutsista dr rusia & china dg mengurangi alutsita tsb kita akan hemat anggaran biaya & tdk d dikte china soal laut natuna utara.
salam kepal thanos
Sebisa mungkin tidak ke politik praktis, biar media lain saja yang memang ahlinya 🙂 Masing2 ide/gagasan Capres punya nilai kebenaran, hanya tinggal ditentukan mana yang prioritas dan mana yang lebih rasional untuk dijalankan lebih dulu.
Tetep golput, jual kata makmur tapi nyatanya apa. Outsource masih jalan, tenaga kerja asing lebih mudah masuk indonesia. Andai outsourceing kaga ada dari jaman megawati perang kata akan memakmurkan masyarakat gak bakal jadi dagangan kampanye.
tampakx anda sdh menyerah soal SU-35 & S-400, apa kbr lapak lapak JKG* & Patriotgarud* apa masih percaya daleman ghaib kalo anda percaya list a1 ghaib knpa anda masih tdk percaya & ragu brgx ada, knapa lapak2 tsb sepi dulu byk percaya ghaib sampai rebutan pertamax keduax
Golput bukanlah pilihan bijak, tidak ada yang sempurna di pemerintahan nehara manapun. Yang terpenting Negara tidak melneceng jauh dari amanat UUD.
Tapi ane setuju Admin Indomiliter soal Politik Praktis tidak dibawa ke Formil terutama ke Formil ini
Admin sudah bilang tidak ke politik praktis, tetap nekad aja nih orang
Masih saja muncul hoax kita punya s400. di maks 2017 diberitakan kita mengincar tapi 2018 sama sekali tidak disebutkan. thaad jauh lebih banyak disebut daripada s300 apalagi s400