Update Drone KamikazeKlik di Atas

Ditinggal Kabur Pasukan Afghanistan, Milisi Taliban Dapatkan ‘Gratis’ Drone Intai ScanEagle

ScanEagle saat dioperasikan pasukan Afghanistan (Foto: Jalil Rezayee/EPA, via Shutterstock)

Moral tempur pasukan Afghanistan rasanya perlu dipertanyakan, pasalnya sejak Washington menarik pasukannya dari negeri kaya konflik tersebut, selain sebagian besar wilayah telah kembali dikuasai Taliban, beragam alutsista kelas wahid seolah ditinggalkan begitu saja di basisnya, sementara sang pengawak dan pasukan Afghanistan sudah melarikan diri.

Baca juga: Drone Intai ScanEagle Resmi Jadi Kekuatan Skadron Udara 700 Puspenerbal

Mengutip sumber dari akun Twitter Oryx @oryxspioenkop (13/8/2021), disebutkan dalam 24 jam terakhir ini Taliban sudah mendapatkan gratis 2 unit helikopter UH-60 Black Hawk, 2 unit helikopter serang MD-530F, 4 unit helikopter angkut berat Mi-17, 1 unit helikopter serang Mi-35 dan 4 unit drone intai ScanEagle. Lantaran ditinggalkan begitu saja, kesemua arsenal persenjataan yang namanya disebut di atas ‘didapatkan’ Taliban dalam kondisi baik.

Meski belum tentu dapat langsung dioperasikan oleh Taliban, mendapatkan beragam jenis alutsista gratis tentu merupakan berkah, apalagi jenis-jenis alutsista yang disebut terbilang laris di segmen black market. Dari postingan @oryxspioenkop, nampak kondisi beberapa ScanEagle masih rapi di dalam kontainernya.

Saat pendudukan oleh Amerika Serikat dan sekutunya, ScanEagle memang masif digunakan dala tugas pengintaian, selain AS, pasukan Australia juga ikut mengoperasikan ScanEagle di Afghanistan. Sementara militer Afghanistan yang merupakan binaan AS, ternyata lumayan banyak memiliki ScanEagle.

Bila Puspenerbal TNI AL mendapatkan 14 unit ScanEagle, maka lewat program FMS (Foreign Military Sales), militer Afghanistan pada tahun 2015 telah memesan 65 unit ScanEagle senilai US$70,9 juta, dilanjutkan pesanan tambahan 5 unit pada tahun 2017 dan 35 unit pada tahun 2018. Bahkan pada November 2020, ada pesanan tambahan 15 unit ScanEagle oleh Afghanistan.

ScanEagle punya reputasi yang apik dalam dunia drone intai, karena itu juga Iran mengembangkan drone Qods Yasir – hasil reverse engineering. Dikutip dari Wikipedia.org, pada 4 Desember 2012, sebuah ScanEagle dilaporkan berhasil ‘ditangkap’ otoritas pertahanan Iran setelah disebut-sebut melakukan pelanggaran udara di wilayah Teluk Persia. Kemudian berkembang update, bahwa ScanEagle yang ditangkap Iran bukan milik AS, dan pada 17 Desember 2012, Pemerintah Iran menyebut telah mendapatkan 3 unit ScanEagle.

Dalam menjalankan misi intai, drone buatan Boeing Insitu ini dapat mengudara sampai 22 jam 10 menit. Bahkan pada uji coba dengan bahan bakar JP5, endurance ScanEagle bisa sampai 28 jam 44 menit di udara.

Baca juga: Qods Yasir UAV – ‘Kembaran’ ScanEagle dari Hasil Reverse Engineering

Payload yang dibawa ScanEagle terdiri dari sensor thermal beresolusi tinggi DRS E6000. Sensor ini menyediakan resolusi 640×480 pixels dengan 25 micron pitch. ScanEagle juga dilengkapi short-wave infrared camera buatan Goodrich Sensors. Untuk misi memburu sniper, ScanEagle milik AU AS dipasangi sniper gun fire detection and location system. Yang terbaru ScanEagle digarap Boeing untuk instalasi NanoSAR synthetic aperture radar (SAR). (Gilang Perdana)

12 Comments