Disepakati Sisa Pembayaran Proyek KF-21 Boramae (KFX/IFX), Indonesia Cicil Selama Lima Tahun

Meski Bendera Merah Putih tertera dalam prototipe KF-21 Boramae (KFX) yang diluncurkan pada 9 April 2021 di Sancheon, namun urusan negosiasi atas sisa pembayaran dana pengembangan KFX/IFX yang harus ditanggung Indonesia, belum juga tuntas.
Baca juga: Ada Bendera “Merah Putih” di Prototipe Perdana KF-21 Boramae (KFX)
Sejak peluncuran KF-21 Boramae yang turut dihadiri Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto, masih ada tanda tanya besar, seperti bagaimana cara Indonesia untuk melunasi sisa pembayaran yang sudah menjadi kewajiban berdasarkan kesepatakan bilateral pada tahun 2016.
Sesuai kesepatakan bilateral pada tahun 2016, Indonesia kebagian porsi untuk menanggung biaya pengembangan sebesar 20 persen, dengan nilai total US$1,5 miliar dan sampai saat ini baru terbayarkan sekitar US$200 juta.
Merespon dari permasalahan keuangan yang dihadapi Indonesia, pemerintah Korea Selatan dan Indonesia kemudian sepakat membentuk komite bersama dan akan menyelesaikan negosiasi ulang dalam waktu 12 bulan, terhitung mulai Oktober 2018. Namun yang menjadi masalah (lagi), negosiasi ulang antara Indonesia dengan Komite Bersama Korea gagal menyimpulkan solusi dalam batas waktu yang disepakati, malahan negosiasi ulang ditunda lantaran pandemi Covid-19.
Dan ada kabar terbaru yang dirilis koreaherald.com (11/11/20210), disebutkan Korea Selatan dan Indonesia mencapai kesepakatan pada hari Rabu (10/11) tentang pembayaran yang harus dilakukan Indonesia untuk proyek KFX/IFX. Tanpa rincian yang jelas, Defense Acquisition Program Administration (DAPA) menyebutkan, Indonesia akan melakukan pembayaran selama lima tahun ke depan hingga tahun 2026, dimana 30 persen dari nilai kewajiban itu akan dibayarkan dalam bentuk barang (barter).
Badan pengadaan senjata antar kedua negara akan membahas barang atau aset apa yang akan digunakan sebagai pengganti uang tunai pada pertemuan terpisah selanjutnya. Seorang pejabat DAPA mengatakan mereka dapat melibatkan sumber daya alam sebagai komponen barter.
Beberapa tahun lalu sempat muncul kabar, bahwa Indonesia menawarkan pembayaran kontribusi dalam bentuk barang, yakni seperti penjualan pesawat angkut CN-235, ground equipment dan pakaian untuk orang dewasa.
Saat itu, dikatakan juga Indonesia telah meminta perpanjangan batas waktu pembayaran dan memperluas transfer of technology yang didapatkan dari program KFX/IFX.
Baca juga: “Maju Sulit Mundur Pun Rugi,” Dilema Indonesia dalam Program Jet Tempur KFX/IFX
Menurut salah satu sumber dari Pemerintah Korea Selatan, pejabat Indonesia meminta negosiasi ulang kesepakatan awal KFX/IFX, dimana meminta lebih banyak transfer teknologi sebagai imbalan atas komitmennya, serta pengurangan bebannya dari 20 menjadi 15 persen. (Gilang Perdana)
Perjalanan hingga PT DI produksi masih panjang, apakah ada gap antara IFX dengan KFX?
Will find out
jadi masalahnya bukan totnya, tapi di fulus…
banyak hutang? kasihan rakyat.
asik ya +62, minta pengurangan partisipasi dari 20% jadi 15% dan minta perluasan TOT.
@antihero
Setuju
Tapi dengan kondisi pembayaran seperti ini serta Menhan kita yang condong ke Paris lebih cocoknya welcome IFX & Rafale, bye bye Su35, Su57, Checkmate, F15 EX, Viper, TFX & Gripen
Untuk Rafale sendiri dari forum ataupun grup yang saya ikut Kemenkeu sudah memindahkan alokasi anggaran pembelian Viper & Su35 untuk Rafale
Untuk IFX jelas Swedia tak bisa lagi menawarkan joint production seperti Brazil, dan kans Rusia buat Felon & Checkmate semakin kecil. Lihat saja kita punya kesepakatan dengan Rheinmetall buat penambahan Leopard 2 tapi begitu Harimau Hitam ada wujudnya pemerintah tak lagi melirik Leo 2. Prototype IFX terbang yakin deh Checkmate & Felon tak sekalipun bakal dilirik pemerintah & TNI. Dari sisi anggaran jelas F15 EX yg jadi korban apalagi adanya rumor negosiasi yang katanya menemui jalan buntu terutama dari pemerintahan Joe Biden yang persyaratannya lebih ribet daripada Trump
Korban kesepakatan IFX justru F15EX
Tapi Su35 korban dari Rafale
Welcome Rafale & IFX. Bye bye F-15, welcome F-16 viper
Kemungkinan kalo nikel bakalan di tolak, tau sendiri kan sekarang udah di larang export nikel