Diembargo Kanada, Drone Tempur Bayraktar TB2 Gunakan Sensor Optik Hensoldt Argos II dari Jerman
|Meski Turki berstatus anggota NATO dan ikut memasok persenjataan ke Ukraina, tapi itu bukan berarti Turki bebas dari sorotan rekan-rekan negara Barat. Pada satu sisi, Turki sejalan dengan kepentingan Barat dan NATO di Ukraina, tapi disisi lain, Turki mendapat kecaman dari negara-negara Barat terkait hak asasi manusia, khususnya pada keterlibatan militer Turki dalam serangan udara kepada kelompok Kurdi, serta dukungan militer Turki di Irak dan Suriah.
Baca juga: Drone Kombatan Asal Turki, Bayraktar TB2 Terkena Embargo Komponen Vital dari Kanada
Nah, terkait keterlibatan serangan udara dari militer Turki yang mendapat sorotan Barat, rupanya sedikit banyak terkait dengan eksistensi drone tempur (UCAV) super laris manis, Bayraktar TB2 produksi Baykar Makina. Dikutip dari Reuters.com, pejabat lokal Irak menyebut bahwa Bayraktar TB2 banyak digunakan oleh Turki untuk misi serangan udara ke permukaan.
Setidaknya ada dua perusahaan Barat yang telah memasok komponen penting untuk drone Bayraktar TB2. Komponen penting yang dimaksud adalah sensor optik. Dengan sensor ini, memungkinkan drone untuk mengawasi dan mengidentifikasi target di darat dan melakukan serangan udara. Sejauh ini, tidak ada indikasi bahwa perusahaan-perusahaan Barat telah melanggar sanksi.
Produsen elektronik pertahanan Jerman Hensoldt mengatakan bahwa mereka telah melengkapi Bayraktar TB2 dengan sensor optik Argos II sejak tahun 2020. Dikatakan bahwa pihaknya juga telah memasok sensor tersebut ke Turkish Aerospace Industries (TAI) dan Lentatek, dua produsen drone Turki lainnya. Hensoldt mengatakan jumlah dan tanggal pasti pengiriman sensor tersebut bersifat rahasia dan tidak dapat dibagikan.
“Tanpa sensor jenis ini, drone yang kita kenal tidak akan berfungsi,” kata Kelsey Gallagher, peneliti Project Ploughshares, sebuah lembaga penelitian perdamaian Kanada.
Hensoldt menambahkan bahwa Argos II dikembangkan dan diproduksi oleh anak perusahaannya di Afrika Selatan, dan bebas dari komponen apa pun yang diatur oleh undang-undang ekspor Jerman atau Peraturan Lalu Lintas Senjata Internasional AS – US International Traffic in Arms Regulations (ITAR), yang mengontrol ekspor berbagai peralatan dan teknologi militer yang dapat digunakan dalam senjata.
Selain Hensoldt dengan Argos II, L3Harris Wescam, anak perusahaan kontraktor pertahanan AS L3 Harris Technologies di Kanada, juga pernah memasok teknologi drone ke Turki di masa lalu. Pemerintah Kanada melakukan embargo izin ekspor barang dan teknologi militer ke Turki. Alasan embargo Kanada terkait sistem pencitraan dan penargetan Wescam yang digunakan pada Bayraktar TB2 dalam konflik di Nagorno-Karabakh.
Kanada resmi membelakukan embargo pada April 2021 setelah menemukan bukti yang dapat dipercaya bahwa drone Bayraktar TB2, yang dilengkapi dengan sensor Wescam, telah digunakan dalam konflik tersebut.
Pemerintah Kanada mengatakan pada saat itu Wescam telah meninjau gambar yang dibagikan oleh Armenia dan mengonfirmasi pengiriman sistem dengan nomor seri yang sama ke Turki pada tahun 2020.
Penjualan drone TB2 telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Baykar mengatakan pihaknya telah menandatangani perjanjian ekspor dengan 30 negara untuk drone tersebut. Sejak tahun 2018, pelanggannya termasuk Ukraina, Ethiopia, Libya dan Azerbaijan.
Pada bulan Desember 2021, seorang pejabat senior Barat mengatakan Washington memiliki “keprihatinan kemanusiaan yang mendalam” atas penjualan drone TB2 ke Ethiopia, yang dapat melanggar pembatasan ekspor AS ke negara tersebut.
Pada bulan Mei 2021, Departemen Luar Negeri A.S. menyatakan telah memberlakukan pembatasan luas terhadap bantuan ekonomi dan keamanan ke Ethiopia. Ethiopia menuduh AS ikut campur dalam urusan negaranya. Konflik antara pemerintah Ethiopia dan pemimpin wilayah Tigray utara menewaskan ribuan warga sipil dan membuat jutaan orang mengungsi.
Argos II dari Hensoldt adalah sistem kamera elektro-optik dan inframerah (EO/IR) yang dikembangkan oleh Hensoldt, sebuah perusahaan pertahanan dan keamanan Jerman. Sistem ini dirancang untuk pengawasan dan pengawasan di berbagai aplikasi, termasuk militer, keamanan perbatasan, dan aplikasi keamanan lainnya.
Argos II dilengkapi dengan sensor EO/IR yang mencakup spektrum elektro-optik dan inframerah. Ini memungkinkan sistem untuk melakukan pengamatan baik pada siang hari maupun malam hari dan dalam berbagai kondisi cuaca. Sistem ini mampu melakukan pemantauan area yang luas dengan kemampuan zoom yang tinggi untuk mendapatkan detail yang lebih baik. Ini berguna untuk pengawasan dan identifikasi target.
Baca juga: Misterius, Benarkah Drone Bayraktar TB2 Mampu Memindai Sasaran dari Jarak 50 Km?
Argos II dapat melakukan pelacakan otomatis terhadap target bergerak, memungkinkan pengawasan yang efisien dan pemantauan keamanan. Argos II dapat diintegrasikan dengan sistem lain, seperti sistem komunikasi dan kendali misi, untuk menyediakan solusi lengkap untuk aplikasi keamanan dan pertahanan. (Gilang Perdana)