Di Ambang Perang, Cina Tempatkan Rudal Anti Kapal di Pesisir yang Menghadap Selat Taiwan
|
Ibarat di ambang perang, militer Cina belum lama ini mulai menempatkan rudal pertahanan pantai di sekitaran pangkalan laut di Provinsi Fujian. Dilihat dari lokasi penempatan, basis militer di pesisir Fujian langsung berhadapan dengan Selat Taiwan, yang artinya segala aktivitas militer di area tersebut, patut diduga terkait dengan rencana besar Cina untuk menginvasi Taiwan.
Baca juga: Taiwan Kerahkan Albatross, Drone Intai Peronda Laut Cina Selatan
Dari foto-foto yang diposting akun Twitter @louischeung_hk, beberapa kontainer rudal jelajah anti kapal YJ-12B tengah diturunkan dari kereta, yang selanjutnya dikirim menggunakan truk ke stasiun pertahanan pesisir di Fujian. Analis militer menyebut, gelaran YJ-12B mungkin dimaksudkan sebagai langkah Cina untuk ‘memblokade’ sisi utara dari Selat Taiwan, sehingga tidak dapat ‘dimasuki’ armada kapal perang Amerika Serikat dan Jepang.
Seperti diketahui, Selat Taiwan atau disebut Selat Formosa, adalah wilayah sakral yang harus diamankan bila operasi invasi ke Taiwan kelak benar-benar dijalankan. Jarak terlebar Selat Taiwan yang memisahkan Cina Daratan dan Pulau Formosa adalah 180 km, sedangkan jarak terpendek Selat Taiwan membentang 113 km.

Sekiranya digelar operasi amfibi, mau tak mau jalur di selat ini harus diamankan dan dikuasai oleh Cina, maklum untuk menggeser begitu banyak alat perang dan pasukan membutuhkan penguasaan tempur di sektor laut dan udara. Di selat ini pula, Angkatan Udara Cina secara ‘rutin’ melakukan provokasi dengan menerbangkan jet tempur, pesawat intai, pembom sampai helikopter, dengan melintasi zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) Taiwan.
Tentang rudal YJ-12B, masuk kategori coastal defense missile system. Alutsista ini terbilang baru, debutnya baru diketahui pada tahun 2018 dan pertama kali diperlihatkan ke publik pada tahun 2019. YJ-12B dapat disebut sebagai versi lait (naval version) dari rudal anti-kapal YJ-12 angkatan laut, yang dibawa oleh kapal perang permukaan. Rudal dengan pemandu inertial dengan active radar homing ini dapat melesat dengan kecepatan supersonik. Dengan tenaga dari integrated ramjet/booster propulsion system, kecepatan rudal ini ada rentang Mach 2-4, tergantung pada ketinggian terbang.
Baca juga: Pertama Kali, Helikopter Serang dan Angkut Cina Melintasi Zona Pertahanan Udara Taiwan
YJ-12B punya panjang 6,3 meter dan diameter 0,7 meter, sementara bobot rudal ini ditaksir 2,5 ton. Bobotnya yang tambun terasa wajar, mengingat jarak jelajah rudal ini yang mencapai 250 – 400 km. Untuk berat hulu ledak, bervariasi bergantung pada jenisnya, seperti High Explosive Fragmentation (HE-FRAG) di rentang 205 – 500 kg.

Umumnya, YJ-12B ditempatkan di platform truk Transporter-Erector-Launcher (TEL) Wanshan WS2600 10×8 yang berisi tiga peluncur. (Gilang Perdana)
Ju ling ah=spy chipeng
Ini sudah sampe taraf ilmu Multi level Bisnis. Efek Dominonya, Asia mengenjot bujet pertahanan yg bermuara pada pembelian alutsista2 baru.
Para pedagang Eropa dan Amrik juga kecipratan untung. (Sekedar intermezo aja dari Dark theory)
@star = ju ling ah
Yg pasti cina akan berdarah darah sblm bisa menguasai Taiwan.
Kudeta itu akan berhasil kalo didukung oleh militer Dhek, nyatanya gak mungkin USA ngasih ToT kalo gak megang militer Taiwan. Kalo calon yg ente maksud dari Kuomintang, mereka juga gak akan langsung mau gabung dengan China. Mereka hanya pengen rakyat China gabung jadi satu tapi tergantung penafsiran masing-masing. Kalo partai Kuomintang ingin seluruh rakyat China gabung lagi dengan Kuomintang seperti awal berdirinya dibawah Sun Yat Sen.
Amerika telah melakukan kesalahan yang besar karena telah menjual berbagai Alutsista canggihnya ke Taiwan Dan jika seandainya di pemilu Taiwan berikutnya lalu dimenangi oleh calon presiden yang pro China maka Taiwan akan segera bergabung dan diintegrasi dengan China Dan berbagai jenis alutsista buatan as yang dibeli Taiwan akan di reserve engineering oleh China dan mengetahui kelemahannya mungkin taktik china selanjutnya untuk menggabungkan Taiwan dibawah bendera China adalah mendukung Capres Taiwan yang pro China dan Seandainya jika capres tersebut kalah maka cara satu-satunya yaitu Kudeta dilancarkan oleh Capres Taiwan yang kalah di pemilu tersebut dan didukung oleh China 100 %
Nggak akan berani China nyerang Taiwan, bahkan kalopun nunggu taun 2025-2045 sekalipun. Yang diincar China adalah pendekatan psikologis untuk memenangkan perang, Kemenangan hanya bisa diraih oleh China bila ada salah satu pejabat musuh yg membelot akibat tekanan psikologis dan itu sudah jamak sejak ribuan tahun yang lalu.
Dan China juga memiliki kelemahan, salah satunya adalah kepala ular. Jika kamu bisa memegang kepalanya maka semuanya akan selesai. Tipikal kepemimpinan Asia yg patrialistik. Kelemahan China yg lain adalah perang brutal, China akan sangat takut jika perang juga menyasar warga sipil, keluarga dan khususnya anak-anak mereka. Mereka sudah sangat khawatir dengan pertumbuhan jumlah penduduk yg menurun tajam, dan dengan disertai perang brutal mereka akan segera menyerah.
Taiwan jg jgn mau kalah segera borong Bastion-p 100 batery,tempatkan dari ujung pantai yg utara sampai ke selatan utk mengeliminasi fase pertama serangan RRC
Yakhont tiongkok, 10 detik sampai target😁