Dari Gatari Hingga Pesanan TNI AD, Bell dan PT DI Rayakan Pengiriman Bell-412 Ke-70
|Menjadi pemasok kekuatan alutsista TNI tentu merupakan sebuah kebanggaan bagi manufaktur, seperti pada hari, 27 November 2019, Bell Textron Inc dan PT Dirgantara Indonesia (PT DI) merayakan pengiriman helikopter ke-70 di Indonesia. Momen ini ditandai dengan pengiriman helikopter ke-70 berupa Bell-412 EPI (Enhanced Performance Integrated) dari Bell Textron kepada PT DI, dimana helikopter tersebut merupakan pesanan dari Kementerian Pertahanan untuk kebutuhan Puspenerbad TNI AD.
Baca juga: Inilah Keunggulan Bell-412 EPI, Helikopter Serbu yang Dipesan Kemhan untuk TNI AD
Kepada Indomiliter.com, Gatot Mulia Pribadi, VP Business Development and Marketing PT DI menyebutkan, bahwa total ada sembilan unit Bell-412 EPI yang dipesan untuk TNI AD. “Dua unit kini sudah berada di depo logistik PT DI di Bandung, sementara tujuh unit lainnya sedang dalam proses pengiriman ke Indonesia dari Amerika Serikat,” ujar Gatot Mulia.
Secara keseluruhan, Bell-412 dalam berbagai varian telah diproduksi dan diserahkan oleh PT DI sebanyak 63 unit. Pengguna helikopter angkut sedang ini utamanya adalah TNI AD, TNI AL dan Polri. Sehingga jika nantinya kesembilan Bell-412 EPI telah diserahkan, maka populasi keluarga Bell-412 dari PT DI mencapai 72 unit.
“Dari sejarahnya, PT DI (d/h PT IPTN) menyerahkan unit perdana Bell-412 kepada Gatari Air Service pada tahun 1989, dimana sebelumnya sejak 1983 telah ada kesepakatan kerja sama antara PT IPTN dan Bell untuk produksi beberapa suku cadang,” ujar Ibnu Bintarto, VP Aircraft Sales PT DI dalam acara seremoni di Hotel Shangrila, Jakarta.
Meski sebagian besar keluarga Bell-412 di Indonesia digunakan untuk kebutuhan militer, namun dari catatan PT DI, maskapai charter seperti Gatari, Airfast/Freeport, Geocon, Trigana, NUH, Derazona dan Transindo juga merupakan pengguna Bell-412 keluaran PT DI, atau akrab disebut NBell-412. Bahkan BUMN, PT PLN tercatat sebagai pengguna Bell-412 pada tahun 1994.
Kiprah Bell sendiri di Indonesia sudah cukup lama, seperti di era 60 dan 70-an TNI AD dan TNI AU menggunakan varian Bell-205 dan Bell-204, yang notabene merupakan generasi awal dari Bell-412 series.
Bila di total, sejak beridri pada tahun 1976 sampai saat ini, PT DI telah menyerahkan 253 helikopter dari berbagai jenis dan tipe. Sementara produksian pesawat sayap tetapnya mencapai 195 unit.
Baca juga: NBell-412 SP/HP/EP: – Tulang Punggung Kavaleri Udara TNI AD
Bagaimana dengan detail pesanan, kemampuan helikopter, persenjataan dan jadwal pengiriman kesembilan Bell-412 EPI untuk TNI AD? Akan kami turunkan pada berita selanjutnya. (Haryo Adjie)
nyantai aja kelesss.. cangkul aja masih import kok.. wkwkwkwk… cangkul kan termasuk senjata juga itu..
hehehe ……… msh byk sales impor berkeliaran di formil formil, tata bahasa nya nyinyir produk domestik, apa yg anda tahu cuman secuil saja ttg kemampuan anak bangsa, tentu semua tdk akan pernah di publikasikan, kalo ente ada duit …… sok lah modalin mereka, mau bikin apa saja jg bisa, lihat tuh korea ngotot join KFX, apa yg mereka cari hanya ada disini
Mulai d coba riset dan pengembangan helli asli buatan anak negeri…jgn hny merakit tp jg mnciptakan…
Kalo saya pantau maunya perushaan seperti it pastinya, tapi perlu juga donk mas pendanaan modal untuk risetnya harusdibantu juga pemerintah karena butuh waktu dan biaya besar. Contoh saja jaman pak habibi kan ada dana bisa riset tercipta 250 yg mendunia.
Admin,
Lho kok dikirim dari Amrik?
Katanya PTDI dapat lisensi untuk memproduksi?
Kalo gitu PTDI cuma makelar alutsista aja dong?
Kan gak ada salahnya klo toh PT. DI jd makelar alutsista, wong BUMN milik negara jg.
Masih mendingan jd makelar alutsista tp jualannya sukses. Ketimbang adik beradik bersaudara hanya jd sales gagal kaleng krupuk gripek….hehehehe…betul kan.?
Sekedar menambahkan, untuk tail boom, perakitan pintu, tiang pintu, pylon dan
duct untuk helikopter Bell 412 dibuat oleh PT DI.
Kemampuan PT DI masih begitu sederhana, padahal sudah lebih dari 40 tahun di industri kedirgantaraan.
Kalah jauh dibandingkan dengan China dan Korsel.
Dana risetnya tidak ada…juga TNI belinya eceran…jatuhnya akan sangat mahal sekali…berbeda dengan china dan korea yang berani beli puluhan bahkan ratusan sekaligus…jadi bisa murah dan untung
Loh kok bensin di import dari negara lain padahal dalam negeri produksi minyak. Ga usah ada pertanyaam loh kok loh kok kalo ga tau apa apa.. !!
Loh kok import bensin padhal pertamina produksi.????? Anda tidak akan mengerti jika hanya subjektif audut pandang, jika anda lulusan s2 paham akan kondisi ekonomi negara ini kenapa bisa seperti itu. Sekolah lagi ya nak