Update Drone KamikazeKlik di Atas

NBell-412 SP/HP/EP: Tulang Punggung Kavaleri Udara TNI AD

cek2

Jawara helikopter angkut taktis multi peran di kavaleri udara TNI AD kini disandang heli jenis Mil Mi-17-V5. Dengan ukurannya yang bongsor, Mi-17-V5 menjadi andalan Puspenerbad, dalam sekali terbang bisa membawa kapasitas angkut di kabin hingga 4,07 ton dan kapasitas angkut di luar kabin mencapai 5 ton. Namun, karena populasi Mi-17-V5 Skadron 31 yang hanya 12 unit, membuat heli ini belum bisa menjadi tulang punggung aktivitas kavaleri udara, khususnya dalam operasi mobil udara.

Baca juga: Mil Mi-17-V5 – Helikopter Angkut Multi Peran Andalan Puspenerbad

Meski kedengaran sudah agak usang, tulang punggung segmen UH (utility helicopter) dengan kemampuan serbu terbatas milik Puspenerbad masih mengerucut pada nama-nama heli lawas, yakni Bell 205 A-1, NBell-412, NBO-105, dan menyusul AS 550 Fennec buatan Eurocopter. NBO-105 dan AS 550 Fennec masuk kategori heli serba guna ringan yang bisa dipersenjatai. Sedangkan Bell 205-A1 dan NBell-412 masuk segmen helikopter angkut sedang. Di sini kami sebut tulang punggung lebih dikarenakan kuantitas unit yang dimiliki dalam menunjang tugas operasi. Bell 205-A1 di tahap pembelian awal pada tahun 1977 ada 18 unit, kemudian tersisa 8 unit. Sementara merujuk ke sumber di majalah Angkasa edisi Juni 1995, disebutkan Penerbad akan mendapat tambahan 20 unit heli Bell 205 A-1 dari AS yang nantinya akan dikonversi menjadi versi UH-1.

Bell 205 A-1 TNI AD
Bell 205 A-1 TNI AD

Tentang Bell 205 A-1, NBO-105, dan AS 550 Fennec telah kami kupas di artikel terdahulu, dan melengkapi etalase tempur, kini giliran dikupas NBell-412 Penerbad produksi PT Dirgantara Indonesia dari lisensi Bell Helicopter Textron. Penerbad mulai menggunakan NBell-412 sejak tahun 1984 dengan varian NBell-412 SP (Special Performace), kemudian berlanjut ke varian NBell-412 HP (High Performance) di dekade 90-an, dan terakhir diperkuat varian NBell-412 EP (Enhanced Performace). Dilihat dari labelnya, sejatinya heli-heli diatas merupakan varian sipil dari Huey dan dihadirkan tanpa senjata terpasang.

201619_620Bell-camera

Merujuk informasi di situs Wikipedia.com, saat ini populasi NBell-412 Penerbad TNI AD terdiri dari 14 unit NBell-412 SP, 14 unit NBell-412 HP, dan 16 unit NBell-412 EP. Distribusi ke-44 unit heli tersebut dipercayakan pada Skadron 11/Serbu di Semarang, Jawa Tengah yang mengoperasikan Bell 205 A-1 dan NBell-412 SP/HP, kemudian Skadron 12/Serbu di Waytuba, Lampung yang mengoperasikan jenis NBell-412 EP.

NBell-412 hibah dari Pemprov Kaltim dibekali perangkat FLIR.
NBell-412 hibah dari Pemprov Kaltim dibekali perangkat FLIR.
Tampil di Pameran Alutsista TNI AD 2013
Tampil di Pameran Alutsista TNI AD 2013

Sebagai heli sipil yang dipersenjatai, adopsi senjata antara Bell 205 A-1 dan NBell-412 TNI AD bisa dikatakan serupa. Lewat pengembangan yang dilakukan di dalam negeri, kedua helikopter mampu dipersenjatai, mulai dari doorgun menggunakan FN-Herstal MAG 58 kaliber 7,62 mm , hingga peluncur roket FFAR (Folding Fins Air Rockets) jenis T.905 kaliber 2,75 inchi. Meski saat hadir tidak dibekali kokpit NVG (night vision goggles) capable, namun sejak era 1990-an semua varian huey TNI AD dapat diterbangkan dalam operasi militer oleh pilot yang menggunakan NVG.

Sekilas pandang, tidak ada perbedaan yang mencolok dari segi tampilan diantara ketiga varian NBell-412. Perbedaan antar varian lebih ditekankan pada adopsi mesin yang berbeda. NBell-412 SP (Special Performace) yang menggunakan mesin PT63-BF, NBell-412 HP (High Performance) yang menggunakan mesin PT63-BE, dan yang paling baru NBell-412 EP (Enhanced Performace) yang mengusung mesin twin turbine Pratt & Whitney PT63-D. Perbedaan mesin sudah barang tentu membawa efek pada kinerja, kecepatan, dan kemampuan jelajah. Khusus di NBell-412 EP ditambahkan kemampuan dual digital automatic control flight system dan peningkatan kekuatan tail rotor. Sementara untuk jumlah awak tetap 4 orang (pilot, kopilot dan dua gunner untuk door gun). Dalam kondisi standar, heli ini dapat membawa 11 penumpang dengan senjata lengkap. Sebagai fitur tambahan di NBell-412 EP, ada bekal teknologi autopilot dan radar cuaca. Bahkan, NBell-412 EP yang dihibahkan dari Pemprov Kalimantan Timur punya kemampuan lebih dari yang lain. Dengan tugas untuk patroli perbatasan, heli ini dibekali perangkat FLIR (Forward Looking Infra Red).

bell412-02457px-Bell_412_Line_Drawing.svg

Spesifikasi NBell-412 SP/HP/EP

  • Main rotor blades : 4
  • Tail rotor blades : 2
  • Main rotor diameter : 14 meter
  • Panjang : 17,1 meter
  • Tinggi : 4,6 meter
  • Lebar : 2,5 meter
  • Ketinggian maks : 6.094 meter
  • Mesin : NBell-412 SP – 2 x Pratt & Whitney PT6T-3BF
    NBell-412 HP – 2 x Pratt & Whitney PT6T-BE
    NBell-412 EP – 2 x Pratt & Whitney PT6T-D
  • Kecepatan Max : NBell-412 SP – 240 Km/jam
    NBell-412 HP – 259 Km/jam
    NBell-412 EP – 259 Km/jam
  • Jangkauan : NBell-412 SP – 571 Km
    NBell-412 HP – 874 Km
    NBell-412 EP – 745 Km

Antara Bell 205 A-1 dan NBell-412
Walau hadir dengan mesin yang lebih kuat dan teknologi yang lebih maju dari Bell 205 A-1, tapi NBell 412 lebih manja dalam urusan perawatan, serta dengan menggunakan dua mesin, pilot harus rajin menyelaraskan putaran kedua mesin. Karena punya mesin yang lebih maju, getaran mesin NBell-412 memang lebih kecil. Perbedaan yang mendasar, bila Bell 205 A-1 hanya dibekali mesin tunggal Lycoming T53-L-13 dan dua bilah baling-baling utama, maka NBell-412 dibekali dua mesin dan empat bilah baling-baling utama.

Kenyamanan dan kekuatan angkut yang lebih besar membuat heli ini lebih sering dipilih sebagai pembawa rombongan VIP, angkut medis, dan angkut artileri. Khusus soal angkut artileri, NBell-412 digunakan sebagai pengangkut meriam gunung Howitzer 76 mm beserta awaknya. Teknik ini membuat meriam buatan Yugoslavia yang tergolong tua ini dapat diangkut langsung ke posisi penembakan dan dapat mulai digunakan dalam waktu kurang dari empat menit sejak di daratkan. Selain digunakan oleh TNI AD, NBell-412 juga dioperasikan oleh Puspenerbal TNI AL dan Polri. (Gilang Perdana)

11 Comments