Covid-19 Kini Jadi Ancaman Nyata Pada Kapal Perang di Seluruh Dunia

Mulai mencuat kabarnya di kapal perang AL Cina, frigat Changzhou 549 (Type 054A Class) pada pertengahan Februari lalu, kini pendemi virus corona alias covid-19, menjadi momok yang menakutkan bagi awak kapal perang, bukan hanya kapal perang AL Cina, namun covid-19 telah menjadi ancaman nyata pada setiap kapal perang di seluruh dunia. ‘Serangan’ dari dalam ini, tak pelak secara tak langsung dapat menurunkan tingkat kesiapan tempur armada perang, dari negara mana pun asalnya.

Baca juga: Frigat Type 054A AL Cina Terdampak Virus Corona, Komandan Kapal Dikarantina

Setelah insiden karantina pada kapten kapal dan beberapa anak buah di frigat Changzhou 549, kini wabah corona menjadi mimpi buruk di beberapa kapal perang, seperti belum lama ini diwartakan 100-an pelaut di kapal induk nuklir Amerika Serikat, USS Theodore Roosevelt (CVN-71), telah terpapar virus corona.

Dikutip dari Nationalinterest.org (1/4/2020), kapten kapal induk USS Theodore Roosevelt, Brett Crozier, tengah berjuang mengatasi meluasnya paparan virus tersebut. Disebutkan situasi yang terjadi di kapal induk dengan 4.000 awak ini menjadi yang paling parah, “Karena keterbatasan ruang kapal kapal, kami kesulitan untuk melakukan isolasi. Penyebaran penyakit ini sedang berlangsung dan semakin cepat,” ujar Crozier.

Lewat surat empat halaman, sang kapten menuliskan bahwa mereka tak sanggup membendung penyebaran Covid-19. Karena sedang berlayar di sekitaran Laut Pasifik, kemudian diambil inisiatif untuk menurunkan palaut yang terinfeksi corona ke Pangkalan Laut di Guam, dan sesuai prosedur mereka akan diisolasi selama 14 hari atau lebih. Namun mengingat penyebaran  virus corona luas, kemudian turun perintah dari komando Pasifik, bahwa seluruh awak kapal induk yang berbobot 107 ribu ton itu akan diturunkan ke darat (Guam) guna dilakukan serangkaian pemeriksaan kesehatan.

Penjabat Sekretaris Angkatan Laut AS, Thomas Modly menyebut pihak AL kini sedang menyelesaikan masalah. “Organisasi komando terus memantua perkembangan dalam 24 jam terakhir dan kami telah bekerja selama tujuh hari terakhir guna memindahkan para pelaut itu dari kapal dan membangun akomodasi sementara di Guam,” ujar Modly. Namun lagi-lagi yang menjadi masalah adalah kapasitas di Guam.

Bukan perkara mudah untuk menampung ribuan pelaut yang dalam status ODP corona. Untuk itu pihak AL tengah berbicara kepada pemerintaha setempat untuk bisa mendapatkan fasilitas tenda dan ruang hotel.

Bukan hanya AS yang kelimpungan armada perangnya diserang covid-19, pada 30 Maret lalu, delapan pelaut di dalam kapal selam Belanda dilaporkan jatuh sakit karena virus corona, yang memaksa otoritas pertahanan untuk memerintahkan kapal selam untuk kembali ke pangkalan.

Di Rusia, serangan covid-19 juga telah menyerang awak kapal selam nuklir. Disebut pada 26 Maret lalu, seluruh awak kapal selam Eagle (Oscar Class) telah dikarantina oleh pihak AL. Eagle merupakan tipe kapal selam penyerang yang beroperasi di Armada Laut Utara dengan 112 awak. Kabarnya, satu kapal selam lain yang posisinya berdekatan di dermaga juga terkena imbas, dan kini juga harus mengalami karantina untuk awaknya.

Baca juga: Kontainer Medik Udara TNI AU – Dari Operasi “Top Secret” Hingga Kesiapan Menghadapi Virus Corona

Serangan covid-19 pada awak kapal perang menjadi momok menakutkan, pasalnya kondisi ruang kapal yang relatif sempit, menyulitkan bagi para awak untuk saling menjaga jarak satu sama lain (social distancing). Belum lagi, ketersediaan fasilitas penanganan pada kasus yang belum tentu memadai.

Ditambah lagi, awak kapal yang sering jauh dari rumah dan kerap singgah di beberapa pelabuhan, menjadikan hal tersebut vektor yang sempurna untuk penyebaran virus. Maka tidak mengherankan jika awak kapal perang di seluruh dunia mulai menjadi korban pandemi virus corona.

Semoga kejadian-kejadian di atas dapat diantisipasi dengan sigap, khususnya pada armada kapal perang TNI AL. (Haryo Adjie)

3 Comments