Update Drone KamikazeKlik di Atas

Cloud Shadow dan Wind Shadow – Drone Jet HALE Bertampang Serupa Tapi Beda Peran

Amerika Serikat boleh berbangga lantaran punya drone HALE (High Altitude Long Endurance) bermesin jet RQ-4 Global Hawk dan MQ-4 Triton. Tapi jangan dikira Cina tak punya yang seperti itu, meski ‘resminya’ masih berstatus dalam pengembangan, Chengdu Aircraft Corporation sejak tahun 2016 telah memperkenalkan tandingan Global Hawk, yaitu Cloud Shadow, yang sosoknya kemudian ditampilkan di Dubai AirShow 2017.

Baca juga: RQ-4 Global Hawk – Pertama Kali Mendarat di Asia Tenggara, Membetot Perhatian di Singapore AirShow 2018

Dirancang secara khusus untuk AU Cina, Cloud Shadow sampai saat ini telah dibuat sebanyak 12 unit dan dioperasikan secara terbatas. Ditenagai mesin tunggal turbojet WP-11C, Cloud Shadow hadir dalam tiga varian, yakni reconnaissance, electronic warfare dan strike. Kemampuan melakukan strike (penyerangan) menjadi pembeda Cloud Shadow dibandingkan RQ-4 Global Hawk, dimana Cloud Shadow dengan bobot maksimum saat tinggal landas 3,2 ton dan membawa payload 400 kg.

Pada varian Cloud Shadow Strike, drone jet kombatan ini dapat membawa enam hard point, dimana arsenal persejataan yang dapat dibawa mencakup bom pintar berpemandu laser BBM3 (YL-12) yang beratnya 50 kg, rudal udara ke permukaan Blue Arrow dan bom pintar dengan presisi GB-4 yang bobotya 100 kg.

Disokong mesin jet tunggal WP-11C, Cloud Shadow dapat terbang selama 6 jam pada kecepatan jelajah 620 km per jam. Ketinggian terbang drone ini dapat mencapai 15.000 meter. Untuk dimensi, Cloud Shadow punya panjang 9 meter, lebar bentang sayap 20 meter dan tinggi 3,66 meter. Jika mau dibandingkan dengan RQ-4 Global Hawk, dengan mesin jet tunggal Rolls-Royce F137-RR-100 turbofan, dapat dicapai kecepatan jelajah 570 km per jam dan kecepatan maksimum 629 km per jam.

RQ-4 Global Hawk yang punya berat penuh 14 ton dapat terbang lebih dari 32 jam. Secara dimensi, Global Hawk juga lebih besar, yaitu dengan panjang 14,5 meter, lebar bentang sayap 40 meter dan drone tambun ini dapat terbang sampai ketinggian 18.000 meter. Meski kalah spesifikasi teknis dari Global Hawk, satu keunggulan Cloud Shadow yaitu dapat melakukan fungsi serangan, sebaliknya Global Hawk perannya sebatas pengintaian udara.

Dari platform Cloud Shadow, belum lama ini diwartakan Chengdu Aircraft Corporation telah merilis varian sipil dari drone kombatan ini. Mengutip dari newdelhitimes.com, pada 3 Agustus 2020, CCTV (televisi Pemerintah Cina) merilis rekaman dari sosok drone yang disebut Feng Ying (Wind Shadow). Disebut Wind Shadow dioperasikan bersama oleh Aviation Industry Corporation of China (AVIC) dan Lembaga Meteorologi Cina – China Meteorological Administration (CMA).

Wind Shadow dengan pod

Menurut pernyataan dari CMA yang dirilis pada tanggal yang sama, dikatakan Wind Shadow adalah drone yang beroperasi di ketinggian tinggi yang secara khusus dikonfigurasi untuk misi observasi meteorologi dengan millimetre-wave radar dan dispenser berbentuk pod  di sayap untuk aerosond. Wind Shadow telah diterbangkan pada 2 Agustus lalu di Bandara Bo’ao, bagian selatan Provinsi Hainan.

Penerbangan Wind Shadow tentu ada maksud khusus, persisnya drone ini diterbangkan tepat saat badai tropis Sinlaku melintas di 2 Agustus 2020. CMA menyatakan Wind Shadow terbang di ketinggian sekitar 10.000 meter dan mengerahkan 30 aerosond di lokasi yang telah ditentukan di sistem awan di sekitar badai. Hasil observasi di pusat badai kemudian memperlihatkan informasi tentang tekanan udara secara rinci, kelembaban, hidrometeor, suhu, angin dan arah. Meski dalam kondisi cuaca ekstrim, Wind Shadow dapat mengirimkan data secara real-time ke Ground Control Station.

Baca juga: Soar Dragon – Drone HALE Pengintai Armada Kapal Perang AS di Kawasan Pasifik

Baik Wind Shadow dan Cloud memiliki beberapa kesamaan dari segi dimensi dan desain, namun keduanya dibedakan dari aspek dapur pacu. Cloud Shadow yang berorientasi ekspor dilengkapi dengan mesin turbojet WP-11C, sedangkan Wind Shadow menggunakan oleh mesin turbofan Wo Shan-500 yang punya tenaga lebih kecil. (Boni Prakoso)

15 Comments