Cina Terdeteksi Operasikan Selusin Drone Bawah Laut di Samudera Hindia, AL India Kerahkan P-8 Poseidon
|Meski India kini dalam status lockdown terkait wabah Covid-19, namun rupanya hal itu tak menyurutkan tingkat kewaspadaan dari angkatan laut Negeri Anak Benua. Kali ini kesiagaan AL India bukan berasal dari negara seterunya (Pakistan), melainkan dari Cina. Belum lama ini dikabarkan lusinan drone bawah laut milik Cina terindikasi telah melakukan tugas mata-mata di Samudera Hindia.
Baca juga: Kerahkan “Milisi Maritim,” Cina Tangkapi Drone Bawah Laut Asing
Meski Cina berargumen drone tersebut untuk survei hidrografi oseanografi dan penelitian kelautan, tetap saja memicu kecurigaan dari New Delhi, lantaran Cina merupakan sekutu Pakistan dalam industri strategis.
Seperti dikutip dari TimesofIndia.com (24/3/2020), disebutkan kapal peneliti Cina, Xiang Yang Hong 06, pada pertengahan Desember 2019 telah meluncurkan 12 unit drone bawah laut Sea Wing glider di Samudea Hindia, dan baru pada akhir bulan lalu (Maret 2020), drone-drone tersebut ditarik kembali ke ‘kapal induk’-nya. Drone Sea Wing yang punya kemampuan long range dikatakan dapat beroperasi cukup lama di lautan. Lebih dari 3.400 item hasil observasi dapat direkam oleh drone bawah laut ini.
Namun tidak dijelaskan lebih lanjut, apakah kawanan drone tersebut sudah mencapai ZEE India atau belum, yang jelas dari sumber di atas, pihak militer India telah meningkatkan kewaspadaan dengan mengerahkan pesawat intai maritim P-8A Poseidon. Kegiatan penelitian oleh insitut Cina diketahui telah melampaui jauh dari teritori Negeri Tirai Bambu. Selain di Samudera Hindia, dengan dalih eksplorasi di lautan internasional, armada Cina telah merajai survei bawah laut di Lautan Pasifik.
Kegiatan penelitian bawah laut oleh Cina tak jarang menimbulkan ketegangan dengan negara lain, Pasalnya kegiatan survei bawah air disinyalir turut merekam berbagai data untuk kepentingan militer, selain data tentang kekayaan alam (minyak bumi dan gas) guna keperluan investasi di masa depan. Contoh yang paling sederhana adalah untuk mendukung alur peta dasar laut yang berguna untuk pergerakan kapal selam.
Beberapa analis militer internasional menyebut langkah ‘eksplorasi’ Cina di perairan laut internasional mengingatkan aktivitas Jepang sebelum pecahnya Perang Dunia II.
Baca juga: Mirip “Sotong” BPPT, Jepang Kembangkan Drone Bawah Laut Pendeteksi Ranjau
Tentang Sea Wing glider, drone bawah laut ini sebenarnya copy-an dengan Littoral Battlespace Sensing-Glider (LBS-G) yang digunakan oleh Angkatan Laut AS. Satu unit LBS-G berhasl ‘ditangkap’ oleh Cina di perairan internasional di Laut Cina Selatan pada 15 Desember 2016. Insiden itu memicu pertikaian diplomatik antara kedua negara dan Beijing akhirnya mengembalikan drone yang ditangkap ke Washington. (Bayu Pamungkas)
Nah sekarang kalo DRONE BAWAH LAUTnya punya PAMAN SAM. Bisa nggak si P8 ngelacak?? Khan si PamanSam uda tau SISTEMnya P8.
@fondren
Enggak ada alasan utk tidak terdeteksi 🕵️🕵️🕵️
Dalam.misi seperti ini, drone-drone spt ini bisa dilepas dr “kapal.induknya” utk melakukan pemetaan bawah air di zee atau bahkan masuk ke teritori negara lain, sementara sang kapal.induk muter-muter di zee atau diperairan internasional 🤷
Drone atau “para drone” dikendalikan secara autonomus, mengikuti pola yg telah direncanakan sebelumnya sebelum akhirnya kembali lagi ke kapal induknya utk melakukan docking, recharging batre atau mendownload data hasil pemindaian.
Tapi dlm perjalanannya drone yg disetting autonomus, tetap perlu utk muncul ke permukaan (setidaknya memunculkan antene navigasi 🌐, untuk mengakses sinyal gps dan memastikan alur perjalananya tidak melenceng…..atau utk mencari posisi sang kapal induk.
Dalam.kondisi spt ini ada 2 cara utk mendeteksi drone atau kawanan drone:
1. Dg menggunakan radar multimode yg disertting pada mode SAR, yg bisa memgenali periskop kapal selam atau antene navigasi drone yg muncul kepermukaan. Kapal selam atau drone yg sedang menaikkan tiang periskop atau antene navigasi, bisa dideteksi dr jejak “guratan” khas dipermukaan air yg berbeda dg tampilan ombak…..dan bisa dideteksi dg radar SAR.
2. Ketika drone sedang mengaskses sinyal gps atau sedang berkomunikasi dg kapal induknya utk memastikan posisinya…..transmisi datanya bisa dideteksi dg perangkat ELINT yg dimiliki oelh pesawat pasmar/ASW
Indonesia gak ada niatan beli poseidon gitu buat TNI AL?
Ambisi Cina untuk kontrol bawah laut wilayah Samudera Hindia yang saat ini satu satunya wilayah yang belum terjamah SOSUS
Siapa cepat dia dapat
Makanya US lagi cari partner di Samudra Hindia dan yang jadi incaran India tapi India belum kasih jawaban apalagi hubungan historis kerjasama militer yang lebih dekat ke Rusia. Masalahnya untuk hal ini Rusia masih riset serta kudu butuh dana besar. Rusia tak punya modal buat pagelaran underwater surveillance system untuk area seluas Samudera Hindia. Cuma US dan Cina yang bisa
Dari cina ke ssmudera hindia, berarti melewati perairan Indonedia dong…..
Lewat Selat Malaka diletakkan didalam kapal