Update Drone KamikazeKlik di Atas

Changhe Z-8L – Reinkarnasi Super Frelon dengan Desain ‘Copas’ Sikorsky S-92

Di akhir dekade 80-an, Perancis lewat Aerospatiale telah memberikan izin produksi berdasarkan lisensi atas SA321 Super Frelon kepada Cina. Dan lewat serangkaian persiapan yang digawangi manufaktur Changhe Aircraft Industry Group (CAIG), pada tahun 1989, Cina telah berhasil menerbangkan perdana helikopter varian Super Frelon yang diberi label Z-8.

Baca juga: SA321J Super Frelon – Jejak Sejarah Helikopter Angkut Berat TNI AU dan Pelita Air Service

Di tangan militer Cina, hampir tiga dekade Z-8 telah menjadi tulang punggung armada helikopter angkut berat di tiga matra, termasuk Z-8 dihadirkan dalam varian anti kapal selam.

Dan, mungkin apa yang terjadi saat ini bisa membuat Perancis keki, pasalnya Cina yang dahulu memohon lisensi atas Super Frelon, kini justru mampu melangkahi apa yang telah dilakukan Perancis. Sebagai informasi, militer Perancis telah memensiunkan Super Frelon pada tahun 2010, yang posisinya saat ini digantikan oleh H225M Caracal dan NH90.

Di tangan ulet Cina, Z-8 bukan saja dihadirkan dalam berbagai varian, namun lebih dari itu, CAIG berhasil mewujudkan pengembangan Z-8 dengan sentuhan desain baru.

Yang dimaksud adalah Z-8L, helikopter angkut berat multirole ini punya memadukan desain secara kental Sikorsy S-92 dan Super Frelon. Melansir dari beberapa sumber, Z-8L telah diuji terbang sejak 2017 oleh AD Cina.

Dikutip dari china-arms.com (13/4/2020), disebutkan Z-8L telah menyelesaikan uji manuver tempur di dataran tinggi. Penerbangan uji tempur Z-8L di dataran tinggi memakan waktu tiga bulan. Uji coba di dataran tinggi berlangsung di dua area, yaitu Gonghe (3000 meter di atas permukaan laut) dan Pantai Barat Golmud (4600 meter di atas permukaan laut).

Meski punya bodi lebih lebar dari Z-8 (Super Frelon), awalnya kompartemen kargo Z-8L dirancang lebih sempit, sehingga tidak dapat dimasuki kendaraan taktis bermobilitas tinggi Shanmao (Bobcat). Meski begitu, pintu rampa (ramp door) tetap hadir pada Z-8L. Baru pada pengembangan berikutnya, kompartemen Z-8L diperlebar sehingga dapat dimuati rantis 4×4 Shanmo.

Dari Z-8 ke Z-8L telah dilakukan modifikasi pada struktur, sementara untuk mesin dan rotor, kabarnya masih mengacu pada komponen milik Z-8, yaitu mengadopsi mesin turboshaft WZ-6C.

Lantaran pengembangan helikopter Z-8L yang dipandang terlampau cepat, maka kuat dugaan bagian mesin nantinya akan ditingkatkan untuk tenaga yang lebih besar dan kapasitas muat (payload) yang akan didingkrak. Dengan adopsi mesin buatan lokal, tenaga lepas landas Z-8L dapat ditingkatkan dari 1600 Kw ke 2000 Kw. Sementara dengan bobot maksimum 20 ton, setidaknya Z-8L dapat membawa beban hingga 6 ton.

Baca juga: SA-330 Puma – Helikopter “Angkut Berat” TNI AU Era-80an

Kabarnya, Cina berusaha meninngkatkan kemampaun rancangan dan performa Z-8L agar sesuai dengan CH-53E Stallion. Untuk menunjang obsesi tersebut, mesin dengan turboprop dengan tenaga 5000 Kw tengah dikembangkan Cina. (Gilang Perdana)

46 Comments