Bukan Cuma Brahmos, India Juga Kembangkan Rudal Jelajah Jarak Jauh Nirbhay
|Apa yang telah dicapai India dengan pengembangan rudal jelajah Brahmos sudah terbilang mahsyur untuk ukuran negara Asia. Rudal yang dikembangkan dari basis Yakhont tersebut bahkan telah sukses diuji luncurkan dari permukaan dan udara lewat Sukhoi Su-30MKI. Namun, apakah India puas dengan Brahmos saja? Rupanya India ingin benar-benar mandiri, terlepas dari Brahmos yang merupakan proyek patungan India dan Rusia.
Baca juga: India Sukses Uji Tembak Kedua Rudal BrahMos-A dari Sukhoi Su-30MKI
Sebagai wujudnya, India mengembangkan rudal jelajah asli peranakan dalam negeri yang disebut Nirbhay (dalam bahasa Inggris – Fearless), yang merupakan rudal jelajah jarak jauh yang dapat diluncurkan dalam berbagai kondisi cuaca dan terbang pada kecepatan subsonic. Rudal dengan bobot gambot 1,5 ton ini dirancang olehAeronautical Development Establishment (ADE), suatu badan riset yang langung berada di bawah Defence Research and Development Organisation (DRDO).
Seperti dikutip dari Janes.com (6/2/2020), belum lama ini mockup rudal jelajah ini ditampilkan dalam pameran militer Defexpo 2020 exhibition di Lucknow, India bagian utara pada 5 – 9 Februari. Yang menarik, rudal yang punya panjang 6 meter ini kabarnya bulan April mendatang akan melangsungkan fase uji coba lanjutan. Prioritas yang dijalankan ADE adalah menyelesaikan uji coba Nirbhay dalam platform Long Range Land Attack Cruise Missile (LRLACM), yang artinya jenis rudal jelajah yang diluncurkan dari permukaan.
Seperti halnya Brahmos, Nirbhay kelak juga akan dihadirkan dalam platform Submarine Launched Cruise Missile (SLCM) – Nirbhay SLCM, dan Air-Launched Cruise Missile (ALCM) – Nirbhay ALCM. Punya panjang 6 meter, diameter Nirbhay adalah 0,52 meter dan bentang sayap lipatnya mencapai 2,7 meter. Rudal jelajah ini dirancang dapat membawa hulu ledak konvensional dan nuklir, dengan total 200 – 300 kg.
Sokongan tenaga Nirbhay terdiri dari dua mesin dalam dua stage, first stage adalah adopsi solid rocket booster dan second stage adalah turbofan/turbojet STFE yang menghasilkan tenaga 425 kgf. Mampu melesat dengan kecepatan Mach 0.6 – Mach 0.7, rudal dengan pemandu Ring laser gyro inertial navigation system, MEMS-INS dan GPS/NAVIC satellite guidance ini dapat menyerang sejauh 1.000 km.
Baca juga: Akuisisi Dua Baterai Brahmos, Inilah Alutsista Berefek Deteren Pertama Filipina
Bila uji coba pada April 2020 sukses, maka selanjutnya akan dilalukan uji penembakan langsung dengan menggunakan sasaran pada Januari-Februari 2021. Sejak 2013, sejatinya uji coba rudal ini mulai dilakukan, namun hingga 5x pengujian, parameter yang didapat dari uji coba belum memuaskan. (Bayu Pamungkas)
Negara maju sudah pasti memprioritaskan Riset dan tekhnology.. Jika negara itu masih mengabaikan Riset dan Tekhnology atau anggaran yg di kucurkan pemerintah hanya ala kadarnya (yg penting ada namanya) maka sdh di pastikan negara itu blm menjadi negara maju.
Kenapa kita ribut2 sendiri, dan pusing sih lha wong negara saja santai koq, pinteran negara dari pada kita lah, ingat kita ada Pertahanan Rakyat Semesta sangat kuat dan menakutkan itu (ini kata pejabat kita lho baru-baru ini) , maksudnya kalau ada perang dan TNI kewalahan rakyat yang gantian disuruh maju berperang seperti dulu sekitar tahun 60 an lah ada mobilisasi rakyat buat rebut Irian Jaya toh jumlah rakyat kita surplus
Indonesia mah ngempeng aja udahlah , lemot y minta ampyun dah , gampangkan bikin rudal lah roket rhan 122 b aja Sampai sekarang Lom resmi berdinas ,padahal riset sudah di lakukan dari tahun 2007
Blm update kah bang? Rhan 122b udah selesai tahap pengujian nya, dan udah siap produksi. Kalo berdinas apa blm itu kan tergantung TNI udah mau pesen apa ga
Rudal dgn jarak 1000 km adalah luar biasa baik karena penguasaan teknologi rudal jelajah yang bisa dipandu jarak jauh maupun jaraknya itu sendiri. Sudah waktunya Indonesia memiliki alutsista dan teknologi rudal seperti ini.
Harusnya Indonesia tiru India kerjasama mengembangkan . missile…dan dan radar dari Russia federation biar menambah… kemandirian alutista….dalam negeri…ibarat murid ga ada guru bakal susah menjalani…dan membutuhkan waktu yang sangat lama
Indonesia tidak pernah pegang komitmen…tak konsisten
Designnya mirip rudal Kalibr yg sdh betel prupen di kolong langit Suriah.
Negara saingan iNDIA yaitu PAKISTAN sudah lama menguasai rudal kayak ginian .
Tehnologinya di lakukan dengan reverse enginering dari rudal AS yaitu TOMAHAWK . Mereka bongkar itu Tomahawk yang membuat marah AS dan hasilnya lahirlah cruise misille yang mereka namai Babur pada tahun 2005 .
Comparasing antara babur misille dan Nirbhay :
https://www.youtube.com/watch?v=xTMWM2-nqhs
Haduuuuhhh….kapan indonesia bs kuasai teknologi yg PERUDALAN…..
kyk kurang serius pemerintah buat mgejar teknologi ini…
C-705 apa kbarny ???…mati suri ap mati total ??…untuk alih teknologinya
.
Punya duit.. mau ngapain juga bisa.
Masalah duit, sepertinya Indonesia lebih baik dari pada India. Tapi masalah kemauan, komitmen, dedikasi & tekad, India jauh lebih baik.
Ah.. masa??
@yang bilang masalah duit kita lebih baik dari India coba belajar lagi dulu yaaaah.. komen malu-maluin…
Nih orang ga tau indihe kaya nya wkwkw
Kecuali bikin kakus……………😷😷😷