Update Drone KamikazeKlik di Atas

Bukan Cuma AS yang Punya “Doomsday Plane,” Inilah Ilyushin Il-80 Maxdome dari Rusia

(IL-80/IL-86VKP (cf. RA-86147) – May 9, 2010 / Photo: Fedor Borisov)

Sebagai negara pemangku senjata nuklir yang menjadi rival abadi Amerika Serikat, maka sudah bisa dimaklumi bila Rusia (juga sejak era Uni Soviet) punya tingkat kesiapsiagaan tinggi pada ancaman dan potensi terjadinya serangan Nuklir yang bisa meletus suatu waktu.

Baca juga: Boeing E-4B “Doomsday Plane” – Sertai Kunjungan Jim Mattis di Indonesia

Bila tiba waktunya, Presiden atau pejabat militer yang berwenang harus mengambil keputusan penting untuk memberikan instruksi pada unit militer dimana pun dan tentunya kapan pun juga, termasuk dalam hal ini kala Presiden sedang berada di udara. Setiap detik adalah momen yang menentukan, maka mendapatkan informasi yang cepat dan aman menjadi prioritas.

Untuk maksud di atas, Indomiliter.com pernah mengupas sosok Boeing E-4B “Doomsday Plane” yang pernah mendarat di Jakarta, kemudian masih dari Amerika Serikat, juga pernah dikupas Boeing E6 Mercury Flying Nuclear Command Center yang pernah standby saat Presiden AS Donald Trump dikabarkan terkena Covid-19. Ini menyiratkan, komunikasi dan kendali atas alutsista strategis di seluruh dunia tidak boleh terputus, command and control tak melulu pada soal nuklir, melainkan kendali peperangan konvensional bisa dilakoni dari wahana yang disebut airborne commad post ini.

IL-80 air command post and MiG-29 fighters of the RF Armed Forces / Photo: Dmitry Terekhov)

Kembali tentang Rusia, meski apa yang dimiliki Rusia diyakini jauh tertinggal dari kepunyaan AS, namun AU Rusia juga mengoperasikan airborne command post untuk para petinggi negeri itu. Yang dimaksud adalah Ilyushin Il-80, yang dalam kode NATO diberi label “Maxdome.”

Seperti halnya Boeing E-4B dan Boeing E6, maka Il-80 (aka – Il-86VKP) juga mencomot platform pesawat penumpang komersial jarak jauh bermesin empat Ilyushin Il-86. Kode yang disematkan orang Rusia untuk pesawat ini adalah “Aimak,” dan diyakini pesawat ini sudah terbang perdana pada tahun 1985. Namun, keberadaan Il-80 baru terekam kamera fotografer barat pada tahun 1992.

Pesawat yang dari tampilan mirip Airbus A340 ini terdaftar dalam kode CCCP-86146 sampai CCCP-86149. Il-80 tidak memiliki jendela eksternal (kecuali yang ada di kokpit). Hal tersebut dimaksudkan untuk melindungi bagian kabin dari efek ledakan nuklir dan nuclear electromagnetic pulse. Hanya pintu depan dek atas di kiri dan pintu belakang di kanan yang tetap sama seperti desain standar.

Untuk alasan keamanan, penyekat yang tidak biasa menghalangi jendela belakang kokpit, kemungkinan ini berfungsi untuk memblokir electronic magnetic pulse atau radio frequency.

Tidak seperti pesawat Il-86 yang menjadi basis acuan desainnya, Il-80 memiliki dua pod generator listrik yang dipasang di dalam nacelles mesin. Setiap pod generator listrik memiliki panjang sekitar 9,5 meter dan diameter 1,3 meter. Kedua pod tersebut dilengkapi lampu pendaratan.

Seperti halnya Boeing E-4B, Il-80 juga dilengkapi dorsal radome untuk komuniasi satelit (SATCOM). Tidak itu saja, terdapat kabel antena trailing yang dipasang di bagian belakang badan pesawat untuk transmisi dan penerimaan radio very low frequency (VLF), yang kemungkinan digunakan untuk berkomunikasi dengan kapal selam pengusung rudal balistik.

Mungkin untuk maksud penyamaran, pada tahun 2011, empat dari tiga Il-80 beroperasi dengan livery maskapai Aeroflot dan menggunakan registrasi sipil internasional RA-86147, RA-86148, dan RA-86149. Armada Il-80 disebut-sebut berbasis di Lanud Chkalovsky yang berlokasi 30 km timur laut Moskow.

Baca juga: Donald Trump Positif Covid-19, Boeing E6 Mercury Flying Nuclear Command Center Langsung Siaga

Belum lama ini ada insiden unik, tepatnya pada awal Desember 2020, media Rusia melaporkan bahwa peralatan komunikasi radio yang ada di Il-80 telah dicuri, saat itu pesawat tengah dalam fase pemeliharaan. (Bayu Pamungkas)

8 Comments