Boeing Pasang Kuda-kuda Pasarkan T-7A Red Hawk ke Pasar Asia Pasifik

Meski unit perdananya baru akan diserahkan pada tahun 2023, namun Boeing telah mencanangkan penjualan jet latih tempur T-7A Red Hawk untuk pasar Asia Pasifk. Hal tersebut diungkapkan oleh Thomas Breckenridge, Vice-President of International Sales Strike, Surveillance and Mobility Business Unit di Singapore AirShow 2020, 12 Februari lalu.

Baca juga: Yakovlev Yak-130 – Meriahkan LIMA 2019, Dilirik Serius oleh Malaysia

Meski digarap bersama Saab, namun bukan perkara mudah bagi Boeing untuk masuk ke pasar jet latih tempur di Asia Pasifik, mengingat postur pemain di segmen ini telah dirajai T-50 Golden Eagle dari Korea Aerospace Industries, sementara brand lain seperti Leonardo gencar menawarkan Alenia Aermacchi M-346FA, Hindustan Aeronautics Limited yang menawarkan Tejas dan Yakovlev yang menawarkan Yak-130.

Dikutip dari Janes.com (12/2/2020), Thomas Breckenridge menyebut target penjualan global T-7A adalah 2.600 unit. Dari jumlah tersebut, 351 sudah dalam status dipesan oleh AU AS berdasarkan kontrak pembelian pada September 2018 dengan nilai US$9,2 miliar. Beberapa fitur di T-7A yang disebut mungkin menarik bagi operator di Asia Pasifik adalah desain kokpit yang dapat dikonfigurasi ulang untuk kebutuhan berbagai misi.

Kemudian Boeing menjanjikan kemudahan sistem pelatihan yang didukung oleh open mission system menggunakan media simulator dan pesawat itu sendiri. “Desain pesawat ini dirancang untuk memenuhi tantangan misi di masa depan,” ujar Breckenridge.

Target kapasitas produksi T-7A adalah 48 unit per tahun, dan diutamakan untuk memenuhi pesanan AU AS, lain dari kapasitas produksi juga dapat disiapkan untuk jadwal pesanan ekspor.

Sejauh ini belum ada rincian tentang negara mana di Asia Pasifik yang akan fokus disasar Boeing. Namun, peluang yang cukup besar ada di Australia, dimana pada tahun 2019 telah dilakukan diskusi yang intens untuk memenuhi kebutuhan jet latih tempur terbaru RAAF.

Guna memikat pembeli di Asia Pasifik, Boeing menyebut akan menawarkan offset, dimana pihaknya telah punya pengalaman panjang dalam pemberian offset ke berbagai manufaktur global.

Dikembangkan bersama Saab, sejak terbang perdana pada 20 Desember 2016, sampai saat ini pesawat ini telah diterbangkan lebih dari 150 kali, dengan rata-rata lima penerbangan per hari menggunakan dua pesawat prototipe uji. Dalam proyek ini, Saab mendapat porsi pengerjaan bagian belakang pesawat, sementara Boeing yang mengerjakan bagian depan pesawat.

Baca juga: T-50i Golden Eagle –  Pesawat Tempur Taktis Modern Pencetak Pilot Fighter TNI AU

Sebagai pesawat tandem seat, T-7A Red Hawk ditenagai mesin tunggal General Electric F404-GE-103 Afterburning turbofan yang mampu membawa kecepatan maksimum hingga 1.300 km per jam. (Gilang Perdana)

5 Comments