Yakovlev Yak-130: Meriahkan LIMA 2019, Dilirik Serius oleh Malaysia

Tender pengadaan Light Combat Aircraft (LCA) atau Fighter Lead-in Trainer (FLIT) yang tengah digadang Kementerian Pertahanan Malaysia nampaknya makin ramai. Setelah muncul nama KAI FA-50, Alenia Aermacchi M-346FA (Fighter Attack) dan Tejas dari Hindustan Aeronautics Limited (HAL), kini gilran jet latih tempur dari Rusia, Yakovlev Yak-130 yang debutnya santer diperbincangkan, terlebih di Pameran Dirgantara dan Maritim LIMA 2019, Rusia turut memboyong pesawat twin engine tersebut langsung ke Langkawi.

Baca juga: Aermacchi M-346FA – kandidat Jet Tempur Lapis Kedua untuk AU Malaysia

Kehadiran Yak-130 di LIMA 2019 memang atas permintaan Pemerintah Malaysia, selain untuk meramaikan perhelatan akbar dua tahunan tersebut, Malaysia disebut-sebut tertarik dengan sosok Yak-130 yang menjadi pesawat latih lanjut para penerbang tempur AU Rusia. Guna mayakinkan Malaysia, setelah rampunya LIMA 2019, Yak-130 dijadwalkan akan melakukan demonstrasi tempur tertutup kepada AU Malaysia. Bagi Malaysia, menggunakan pesawat tempur buatan Rusia bukan cerita baru, lantaran hingga kini masih mengoperasikan armada Sukhoi Su-30MKM.

Tidak sekedar menawarkan keunggulan produk, Rusia dalam penawaran Yak-130 ke Malaysia juga mencakup gagasan untuk membangun pusat perawatan Yak-130 di Malaysia. Direktur United Aircraft Corporation (UAC) Rusia Yuri Slyusar mengatakan, tawaran ini dilayangkan karena Malaysia berminat untuk membeli Yak-130. Dengan tawaran pembukaan fasilitas pusat perawatan, maka Malaysia dapat meraih order perawatan dari Myanmar dan Laos, yang sudah lebih dulu mengoperasikan Yak-130. Bila ada potensi besar, pihak Rusia tak menutup kemungkinan untuk membuka fasilitas perakitan Yak-130 pertama di Asia Tenggara.

Belum diketahui persis berapa rencana Yak-130 yang bakal nantinya dibeli Malaysia. Namun merujuk program pengadaan Fighter Lead-in Trainer (FLIT) yang tengah digadang Kementerian Pertahanan Malaysia , maka pihak AU Malaysia (RMAF) mencangakan 12 unit pesawat ini untuk tahap awal, dan 24 unit tambahan di tahun berikutnya.

Yakovlev Yak-130 adalah pesawat tempur latih dua kursi yang diproduksi oleh Irkut Corporation, bagian dari United Aircraft Corporation. Dirunut dari sejarahnya, Yak-130 adalah hasil pengembangan antara Yakovlev dan Aermachi, Italia. Ini juga yang menyiratkan adanya kemiripan desain Yak-130 dengan Aermacchi M-346FA. Pesawat ini terbang perdana pada 25 April 1996, dan resmi diperkenalkan ke publik pada 19 Februari 2010.

Karena merupakan pesawat latih tempur lansiran anyar, Yak-130 sudah dirancang untuk pas sebagai wahana transisi penerbang ke pesawat tempur generasi 4 plus dan generasi lima (seperti Sukhoi Su-57). Yak-130 dapat membawa payload sampai 3 ton.

Dengan bandrol per unit US$15 juta, Yak-130 sudah dilengkapi seabreg perangkat elektronik canggih, sebut saja teknologi kokpit yang sudah mengusung open architecture digital avionics dengan standar 1553 databus. Tidak itu saja, pesawat ini juga telah mengadopsi full digital glass cockpit, four-channel digital Fly-By-Wire System (FBWS), Head-up display (HUD) dan Helmet-Mounted-Sighting-System (HMSS), dan double GPS/GLONASS. Pihak Irkut menyebut program pengusaan latihan pilot tempur dapat mencapai 80 persen dengan Yak-130.

Dashboard kokpit Yak-130.

Punya kemampuan serang, Yak-130 dilengkapi Sembilan hard point, yaitu dua di ujung sayap (wingtip), enam di bawah kedua sayap, dan satu hard point di bawah fuselage.

Baca juga: Airbus A400M Malaysia Sukses Angkut Eskavator dan Truk Tangki BBM ke Palu

Yak-130 dengan bobot maksimum take off 10.290 kg, disokong mesin 2 × Progress AI-222-25 turbofan, kecepatan maksimum jet ini adalah 1.060 km per jam dan kecepatan jelajah 887 km per jam. Dengan bahan bakar internal, jarang jangkau terbang pesawat ini bisa mencapai 2.100 km, sedangkan radius tempur 555 km. Hingga tahun 2017, 140 Yak-130 telah berhasil diproduksi, selain Rusia, pengguna jet latih tempur ini sudah digunakan oleh Aljazair, Bangladesh, Belarusia, Laos, Myanmar dan Suriah. (Gatot Sukoco)

10 Comments