Boeing Insitu RQ-21 Blackjack – Dikembangkan dari ScanEagle, Baru Digunakan Sekutu Dekat Amerika Serikat
|Bila Indonesia baru berstatus bakal menerima hibah 14 unit drone intai maritim ScanEagle produksi Boeing Insitu, maka tahukah Anda, bahwa pihak pabrikan sudah merilis varian yang lebih baru dari ScanEagle, yaitu RQ-21 Blackjack atau kerap dikenal dengan sebutan “Integrator.” Namun tak seperti ScanEagle yang banyak digunakan oleh negara Non-NATO, maka berbeda dengan RQ-21 Blackjack.
Baca juga: Diintegrasikan Oleh PT Len, TNI AL Akan Terima 14 Unit Drone Intai Maritim ScanEagle
Meski desain dan tampilannya mirip dengan ScanEagle, RQ-21 Blackjack terasa lebih spesial, lantaran sejauh ini baru dioperasikan oleh negara-negara NATO, seperti Kanada, Belanda, Polandia dan tentunya Amerika Serikat sendiri. Tupoksi RQ-21 Blackjack masih sama dengan ScanEagle, yaitu drone intai tanpa kemampuan penindakan (tidak bersenjata).
Baru pada 24 Mei 2019, Uni Emirat Arab telah mengajukan dan disetujui untuk membeli 20 unit RQ-21A Blackjack. Termasuk dalam paket pembelian ini adalah 40 GPS (Global Positioning Systems) dengan Modul Anti-Spoofing (anti sadap); peralatan pendukung kendaraan udara termasuk delapan Ground Control Stations (GCS), empat peluncur, dan empat ketapel pendaratan; suku cadang dan perbaikan dan layanan dukungan teknis.
Bila ScanEagle terbang perdana pada 20 Juni 2002, maka RQ-21 Blackjack baru terbang perdana pada 28 Juli 2012. Di tangan militer AS, drone ini dikenal dengan label Small Tactical Unmanned Air System (STUAS). Meski dominan digunakan oleh angkatan laut, Marinir AS sejak tahun 2014 juga mengggunakan Blackjack dalam misi intelligence, surveillance, and reconnaissance (ISR) di Afghanistan.
Menggunakan dapur pacu mesin piston EFI dengan kekuatan 8 hp dengan dua bilag baling-baling, RQ-21 Blackjack dapat terbang sejauh 102 km dalam moda LoS (Line of Sight). Endurance terbangnya mencapai 16 – 24 jam, bergantung pada misi dan payload yang dibawa.
Lokasi sensor yang ditempatkan di bagian depan berupa turret memudahkan operator untuk melacak sasaran tanpa harus melakukan manuver ulang. Andalan payload yang digotong RQ-21 Blackjack mencakup sensor FLIR (Forward Looking InfraRed) dan NanoSAR synthetic aperture radar (SAR).
Baca juga: Luna NG – Drone Intai AL Pakistan dengan Kemampuan “Stealth Akustik”
Bobot kosong RQ-21 Blackjack adalah 37 kg dan bobot maksimum saat tinggal landas 61 kg, sementara payload yang dapat dibawa sekitar 17 kg. RQ-21 Blackjack punya panjang 2,5 meter dan lebar bentang sayap 4,9 meter.
Utilitas RQ-21 Blackjack terbilang mudah, lantaran sistem peluncur dan pendaratannya, RQ-21 Blackjack mengadopsi metode kabel penangkap (SkyHook) yang sama diterapkan pada ScanEagle. (Gilang Perdana)
Kita harus cukup puas dng produksi dalam negeri yaitu Elang Hitam. Walaupun elang hitam baru akan uji terbang tahun ini, namun paling tidak kita sdh bisa mandiri dalam bidang drone.
ini beda dengan elang hitam, yang ini low altitude intelligence, surveillance, and reconnaissance (ISR) terbang di ketinggian max 19,500 ft (5,900 m) selama 16 jam sedangkan elang hitam ketinggian max 7.200 meter selama 30 jam, yg ini small tactical unmanned air system (STUAS), elang hitam MALE UAV.