Bersitegang dengan Thailand, AU Myanmar Diperkuat Sukhoi Su-30SME
|Belum lama berselang, yakni pada 30 Juli 2022, tempur MiG-29 milik Angkatan Udara Myanmar melakukan pelanggaran wilayah terbang, yakni penempur twin engine itu memasuki ruang udara Thailand tanpa izin. Buntut dari insiden tersebut, Angkatan Udara Thailand langsung memerintahkan scramble dengan menerbangkan dua F-16 Fighting Falcon.
“MiG-29 Myanmar menghabiskan tidak lebih dari dua menit di wilayah udara Thailand. Pelanggaran wilayah udara dipicu oleh cuaca dan bukit besar di daerah itu,” ujar juru bicara Angkatan Udara Thailand, Marsekal Prapas Sonjaidee. Ia menambahkan, insiden itu terjadi pada sekitar 11.06 [jam] waktu setempat di Phop Phra, provinsi Tak. Saat itu pesawat menyerang kelompok etnis bersenjata di sepanjang perbatasan. Media Thailand melaporkan bahwa pesawat yang terbang rendah menyebabkan kepanikan di dua desa Thailand di dekat perbatasan.
Dan terkait Angkatan Udara Myanmar, dikutip dari airrecognition.com (7/7/2022), disebutkan bahwa AU Myambar sejatinya sejak awal Maret 2022 telah menerima dua unit perdana jet tempur terbaru, yakni Sukhoi Su-30SME dari Rusia.
Masih dari sumber yang sama, Moskow dikabarkan telah mengirim beberapa pelatih dan teknisi untuk membantu Angkatan Udara Myanmar selama masa garansi. Satu sumber mengatakan beberapa orang Rusia tinggal di Naypyitaw (ibu kota Myanmar) sementara lainnya di Mandalay, kota terbesar kedua di negara itu.
Pada tahun 2018, Rusia menyetujui untuk menjual enam jet tempur Su-30SME kepada militer Myanmar selama kunjungan Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu ke Myanmar. Su-30SME adalah versi ekspor dari Su-30SM, dengan avionik asing dari turunan Su-30MKI (India) yang diganti dengan sistem buatan Rusia. Ada kemungkinan downgrade sistem tertentu pada Su-30SME, seperti mode radar dan pengendali tembakan. Varian Sukhoi Su-30SME dirilis di Singapore AirShow 2016, dan telah ditawarkan ke Iran, Bangladesh, Uzbekistan, dan Myanmar.
Dalam keluarga Sukhoi Su-30, varian Su-30SM (Serial Modernized) ditempatkan sebagai kasta tertinggi, lantaran Su-30SM adalah varian yang hanya digunakan oleh AU Rusia. Su-30SM identik ke Su-30MKM (Malaysia) dan Su-30MKI (India), terutama pada adopsi canard dan jenis mesin yang sama AL-31F lengkap dengan thrust vectoring.
Belakangan, AU Rusia berupaya meningkatkan performa pada Su-30SM. mengintip keperkasaan mesin Sukhoi Su-35, mendorong Kementerian Pertahanan Rusia berinisiatif untuk mencangkok mesin milik Su-35 (Saturn AL-41F1S) untuk bisa menggantikan mesin di Su-30SM (AL-31F).
Baca juga: Dipasangi Mesin Su-35, Sukhoi Su-30SM Rusia Bakal Lebih Bertenaga
Dikutip dari defenseworld.net (5/8/2019), Kementerian Pertahanan Rusia telah menugaskan Irkut Aircraft Corporation dan Sukhoi Design Bureau untuk meningkatkan kemampuan Su-30SM. Poin besar dari peningkatkan kemampuan adalah pada upgrade mesin, dimana sejumlah Su-30SM akan tuntas dipasangi mesin baru Saturn AL-41F1S (117S) pada tahun 2021. (Bayu Pamungkas)
Di formil Kaskus downgrade versi ekspor alutsista Rusia memang pengurangan sensor terutama missile guidance support. Yang paling parah efeknya penurunan drastis BVR missile
@ayam
Hitung hitungan tadi lebih cocok ketika Rusia belum mendapatkan sanksi perdagangan semikonduktor
Tapi memang benar inilah pola bisnis alutsista Rusia. Murah diawal tapi mahal dibelakang hari
Mantap…sebenarnya Thailand matur tengkyu sama Sukoy nya Myanmar anggap latihan serius scramble nya dengan adrenalin tempur sungguhan, walau tak akan ada dogfight soalnya masih sesama anggota ASEAN bagus ini, kapan F35 nya Singapore atau Ostrali sengaja slonong wilayah udara kita, mampu ndak radar pertahanan udara kita deteksi dan scramble para pilot TNI AU utk kejar dan lock …jangan jadi anak2 manis dan soleh terus ah, tapi action kita jangan pakai kelamaan seperti kasus di Bawean dulu waktu lik SAM terbangkan pespurnya ngawur di jalur lintas udara sipil dari kapal induk.
Sudah pernah ane jelasin di artikel sebelumnya 1 poin utama downgrade pada paket ekspor alutsista Ruskies terutama pespur & beberapa tipe rudal terutama Shorad & Merad SAM
Pengurangan pin antena jawabannya
Keunggulan Ruskies ada di CLOS bukannya seeker. Apa yang terjadi jika kemampuan CLOS disunat. Jika seeker rudal lumayan mumpuni seperti Osa & R27 tak masalah tapi rudal dengan seeker level bapuk seperti Pantsir & R77 ya jelas wassalam
It’s all about business
Mau setara dengan Ruskies asli kudu keluar duit tambahan yang malah upgrade cost 11-12 biaya pembelian
Makanya beberapa negara konsumen loyal Ruskies seperti Iran, Vietnam & India mulai membangun rudal sendiri bahkan berani mengkustomisasi pespur Ruskies tetapi tetap menggandeng vendor Ruskies juga atau negara lain seperti Belarusia & Israel
Agato,
Ngapain 8 unit AEW&C ? kebanyakan itu.
4 biji wedgetail cukup. Yang diperbanyak itu seharusnya pesawat berkemampuan ASW mengingat Naga dari utara punya 78 kapal selam dan sepertiganya (26 unit) bisa sewaktu2 keluyuran ngumpet di dalam laut kita.
Xixixi
Versi downgrade
Berarti SU30 MK2 TNI AU Kastanya msh dibawah ya?
Mantap jiwa ! Hajar bleh ! Sila dilanjut perseteruan kalian. Jangan pisahkan. Sikap keduanya sama-sama tidak jelas soal LCS, tidak menentang hegemoni Si Bebek Peking karena keduanya adalah anak asuhnya. Peperangan keduanya akan menjadi tontonan yg sangat menarik dan dapat dijadikan objek penelitian dalam pengembangan alutsista dan taktik-strategi perang di wilayah South East Asia. Kurrraaa ! Laksanakan ! Bravo !
Thailand punya sejarah konflik yg panjang dg Myanmar dan dalam beberapa kesempatan Thailand juga “membantu” pemberontak dan Penentang Rezim Militer Myanmar sejak kudeta tahun lalu. Akan menarik untuk melihat bagaimana Su-30SME beserta Mig-29 Myanmar akan bersaing melawan F-16 dan Gripen Thailand, Tapi karena Thailand memiliki pesawat AEW&E jelas Angkatan Udara Myanmar akan kesulitan menghadapi tantangan yg nyata seperti yg pernah diperlihatkan oleh Su-27/30 Indonesia saat latihan Pitch Black 2012 lalu dimana Flanker kesulitan menghadapi F-18 Aussie yg ditemani oleh pesawat peringatan dini. Ini karena radar penjejak pesawat peringatan dini memiliki jangkauan yg lebih jauh daripada Flanker apalagi untuk varian ekspor, memberikan benefit Kesadaran situasional yg lebih baik bagi pemilik pesawat peringatan dini. Makanya Indonesia harus segera mengakuisisi pesawat sejenis sebagai mata di udara bagi Indonesia. Minimal 8 pesawat sudah cukup untuk pemantauan seluruh wilayah Indonesia.
Siap-siap di “LOCKED” sama AIM-120 AMRAAM Thailand.