Update Drone KamikazeKlik di Atas

Belajar dari Perang Ukraina, Angkatan Darat Australia Serius Kembangkan Drone Kamikaze “Owl”

Banyak melibatkan diri dalam operasi militer lintas negara bersama Amerika Serikat, Angkatan Darat Australia (Australian Army) kini serius mengadopsi drone kamikaze (loitering munition). Hal tersebut dibuktikan dengan diperkenalkannya “Owl (Burung Hantu),” yakni drone kamikaze produksi Innovaero, anak perusahaan dari Boeing Insitu Pacific.

Baca juga: RQ-7 Shadow 200 – Drone Intai Taktis Andalan Angkatan Darat Australia

Nama Boeing Insitu sendiri sangat diperhitungkan dalam jagad drone, lantaran manunfaktur ini telah sukses memproduksi ScanEagle, jenis drone intai yang juga telah dioperasikan oleh TNI AL. Owl saat ini sedang menjalani pengujian yang ekstensif bersama unit pasukan khusus Angkatan Darat Australia.

Meski namanya baru disebut, Owl sejatinya telah dikembangkan sejak dua tahun lalu, persisnya sejak tahun 2022, yang mana penggunaan drone kamikaze secara aktif digunakan dalam perang di Ukraina. Owl dengan tenaga listrik mampu terbang sejauh 200 kilometer dan terbang dengan endurance selama 30 menit. Tidak disebutkan payload atau jenis hulu ledak yang dibawanya, namun disebut Owl punya payload yang ‘mematikan.’

Seperti dikutip Armyrecognition.com, dokumen tender pemerintah Australia mengungkapkan bahwa Innovaero, yang sebagian sahamnya dimiliki oleh BAE Systems Australia, telah mendapatkan kontrak lebih dari Aus$5,3 juta sejak Mei 2022. Kontrak tersebut mencakup tahap merancang, mengembangkan, membangun, dan menguji drone kamikaze tersebut. Tak bisa dipungkiri, percepatan pengembangan Owl sangat dipengaruhi oleh perang di Ukraina, sehingga dipandang mendesak bagi Australia untuk bisa memproduksi drone kamikaze secara mandiri.

Selain hulu ledak, payload yang dibawa Owl mencakup modul yang dapat menjalankan misi intelligence, surveillance and reconnaissance (ISR).

Meskipun industri pertahanan lokal senang dengan kemajuan Innovaero Owl, namun industri pertahanan juga memperingatkan akan adanya penundaan yang signifikan dalam program inovasi penting lainnya, karena kurangnya dana untuk memajukan kontrak.

Pemerintah Australia selama ini mempriotitaskan pengadaan proyek-proyek besar dan mahal dengan jangka panjang, seperti pengadaan frigat Hunter class dan kapal selam bertenaga nuklir. Sementara, proyek-proyek pertahanan yang kecil, murah dan dapat dijalankan dalam waktu pendek, justru tidak mendapat pendanaan yang layak. (Gilang Perdana)

Drone Berbahan Karton Buatan Australia Serang Basis Jet Tempur Su-30 dan MiG-29 Rusia

5 Comments