Update Drone KamikazeKlik di Atas

Dari Frigat KRI Abdul Halim Perdanakusuma 355, Drone ScanEagle Jalani Uji Terbang Selama 5 Jam di Selat Madura

Sejak Februari lalu, drone intai ScanEagle telah menjadi kelengkapan sistem intai pada frigat KRI Abdul Halim Perdanakusuma (AHP) 355. Hal ini sekaligus menjadi program pertama penempatan ScanEagle di armada kapal perang TNI AL. Dan guna memastikan operasional drone produksi Boeing Insitu tersebut, pada 16 Juni 2022, awak KRI AHP 355 melaksanakan serangkaian prosedur penerbangan SAT (Sea Acceptance Test) ScanEagle di perairan Selat Madura.

Baca juga: Drone ScanEagle Jadi Kelengkapan Sistem Intai di Frigat KRI Abdul Halim Perdanakusuma 355

Dikutip dari siaran pers Koarmada 2, disebutkan serangkaian kegiatan prosedur SAT ScanEagle ini meliputi Freflight Brief, GSE Set up, Freflight System Check, Launch, Flight Operation dan Recovery UAV ScanEagle. Kegiatan prosedur SAT ini didampingi personel ScanEagle FSR (Field Service Representative) atas nama Jason dan Brendan.

Komandan KRI AHP-355 Kolonel Laut (P) Ludfy, menyampaikan, jika pelaksanaan SAT Drone ScanEagle di KRI AHP 355 merupakan rangkaian kegiatan penerimaan hibah Drone ScanEagle yang telah dilaksanakan sejak pertengahan 2020. Dalam SAT ini, drone ScanEagle mampu diterbangkan sejauh 50 nautical mile (setara 92,6 km) dengan ketinggian 6000 feet (1.828 meter) selama 5 jam penerbangan dimana penerbangan dilaksanakan pada siang dan malam hari.

(Foto2 Koarmada 2)

“Ke depannya, diharapkan UAV ScanEagle dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan Intelligence Surveillance and Reconnaissance (ISR) maritim TNI AL, guna mencegah pelanggaran di wilayah laut Indonesia dan memperkuat pertahanan negara,” ujar Ludfy sapaan akrab Komandan KRI.

Dari spesifikasi, ScanEagle dapat mengudara sampai 22 jam 10 menit. Bahkan pada uji coba dengan bahan bakar JP5, endurance ScanEagle bisa sampai 28 jam 44 menit di udara. ScanEagle punya berat maksimum saat meluncur 22 kg, dimana payload-nya mencapai 3,4 kg.

ScanEagle menggunakan tenaga propeller dengan dua bilah baling-baling. Menggunakan mesin piston dapat dihasilkan tenaga 0,97kW. Dalam sekali terbang, ScanEagle dapat membawa 4,3 kg bahan bakar (JP5 jet aircraft fuel). ScanEagle punya kecepatan maksimum 148 km per jam dan kecepatan jelajah 111 km per jam.

Baca juga: Dengan Komandan dari Kowal, Skadron 700 Puspenerbal Perlihatkan Drone Intai ScanEagle

ScanEagle punya panjang 1,2 meter dan lebar bentang sayap 3,1 meter. Standarnya drone ini dilengkapi sensor thermal beresolusi tinggi DRS E6000. Sensor ini menyediakan resolusi 640×480 pixels dengan 25 micron pitch. ScanEagle juga dilengkapi short-wave infrared camera buatan Goodrich Sensors. Bila dalam SAT TNI AL ScanEagle diterbangkan pada ketinggian 1.828 meter, maka ketinggian terbang maksimum drone ini bisa mencapai 5.950 meter. (Gilang Perdana)

3 Comments