Bayraktar TB2 – Inilah Drone Kombatan “Algojo” Sistem Hanud Pantsir S-1

Turki rupanya paham betul, bahwa cara promosi produk alutsista yang paling ampuh adalah dengan menjajalnya di medan peperangan yang sesungguhnya. Dan salah satu kesempatan tersebut telah jatuh pada Bayraktar TB2, yaitu jenis drone kombatan (UCAV) produksi Baykar Makina. Dimulai dari babak serangan udara di Suriah, kemudian berlanjut di Libya, Bayraktar TB2 mencatatkan rekor tersendiri, khususnya saat menjadi ‘algojo’ bagi sistem hanud Pantsir S-1.

Baca juga: Tujuh Unit Sistem Hanud Pantsir S-1 Dihancurkan (Lagi) oleh Serangan Drone

Bayraktar TB2 namanya memang tak begitu familier di Indonesia, maklum yang ditawarkan oleh Turki ke Indonesia beberapa waktu lalu adalah drone kombatan ANKA-S produksi Turkish Aerospace Industries. Sekilas tentang Bayraktar TB2, drone single propeller ini dikembangkan oleh Kale Bayka, yaitu perusahaan hasil joint venture antara Baykar Makina dan Kale Group. Platform awal yang dikembangkan adalah drone untuk misi reconnaissance and intelligence.

Prototipe perdana drone ini (Block A) mulai digarap pada tahun 2007, dan kemudian berhasil terbang perdana pada Juni 2009. Kontrak untuk pengembangan fase kedua dan produksi ditandatangani antara Undersecretariat for Defense Industries dan Kale Baykar pada Desember 2011. Pada fase kedua inilah kemudian drone diberi label Bayraktar Block B (TB2). Bayraktar TB2 menyelesaikan uji terbang perdananya pada April 2014. Kemudian untuk pertama kalinya, enam unit Bayraktar TB2 dikirim ke AD Turki pada tahun 2014.

Dari segi rancangan, Bayraktar TB2 mengedepankan desain monocoque yang mengintegrasikan struktur v-tail (ekor) terbalik. Material drone terbuat dari serat karbon, kevlar, dan komposit hibrida. Sedangkan segmen sambungannya merupakan dibuat dari bahan aluminium yang dikomputerisasi secara presisi dengan numerical control.

Penempatan mesin berada di bagian ekor dan tangki bahan bakar berada di fuselage. Bayraktar TB2 disokong mesin tunggal dengan two bladed variable pitch propeller. Kekuatan mesin mencapai 100 hp, secara teknis drone ini dapat melesat dengan kecepatan 129 km per jam. Masuk kategori MALE (Medium Altitude Long Endurance), drone ini dapat terbang lebih dari 20 jam pada ketinggian 6.858 meter. sementara jarak jelajahnya dalam mode Line of Sight (LoS) mencapai 150 km.

Bayraktar TB2 dikendalikan lewat Ground Control Station (GCS) dengan standar NATO ACE-III mobile shelter unit. Modul ini mengintegrasikan pilot, operator payload, dan konsol eksploitasi lewat citra video. Satu sistem Bayraktar TB2 terdiri dari enam drone, dua unit GCS, tiga unit ground data terminals (GDT), dua unit remote video terminals (RVT) dan ground support equipment.

Bayraktar TB2 dibekali triple redundant avionics system dan avionik suite onboard yang meliputi encompasses units, including microcontroller, engine control, servo motor power control, engine signal processing, I/O dan GPS receiver units. Bayraktar TB2 dapat membawa payload 55kg. Konfigurasi muatan standar mencakup modul kamera elektro-optik (EO), modul kamera inframerah (IR), pemandu laser, laser range finder (LRF) dan laser pointer.

Sebagai drone kombatan, Bayraktar TB2 dapat membawa berbagai persenjataan untuk serangan ke permukaan, seperti munisi MAM, MAM-L dan rudal UMTAS. Dari spesifikasi, Bayraktar TB2 punya lebar bentang sayap 15 meter dan bobot maksimum saat tinggal landas 650 kg.

Baca juga: Akinci UCAV – Drone Tempur HALE dengan Dua Mesin Propeller

Sampai saat ini, tak kurang 118 unit Bayraktar TB2 berhasil diproduksi, selain digunakan oleh Turki, drone yang per unitnya dibandrol US$5 juta ini telah dioperasikan Qatar, Ukraina dan Libya. Baykar Makina selaku manufaktur kini tengah mengembangkan drone kombatan yang secara dimensi jauh lebih besar, yaitu Akinci dengan dua mesin propeller. Tentang drone Akinci pernah kami ulas pada artikel terdahulu. (Haryo Adjie)

18 Comments