Batal Dibeli Filipina, Frigat Maestrale Class Justru Diakuisisi Indonesia
Bagi Angkatan Laut Filipina, keberadaan frigat multirole semi stealth Jose Rizal Class adalah sebuah kebanggaan, betapa tidak, dua unit kapal perang produksi Hyundai Heavy Industries (HHI) ini, statusnya dibeli dalam kondisi baru dari Korea Selatan, sesuatu yang terbilang langka dalam pengadaan alutsista di Negeri Pinoy.
Baca juga: AL Filipina Resmi Operasikan BRP Antonio Luna, Unit Kedua Frigat Jose Rizal Class
Namun, tahukan Anda, bahwa sebelum akhirnya memutuskan mengakuisisi dua unit frigat Jose Rizal Class, Filipina terlebih dahulu melirak-lirik frigat second alias bekas pakai. Nah, salah satu yang sempat menjadi kandidat Filipina adalah frigat Maestrale Class buatan Fincantieri, Italia.
Dalam konferensi pers yang digelar pada 2 Agustus 2012, Departemen Pertahanan Filipina mengumumkan bahwa saat itu tengah melakukan negosiasi dengan Pemerintah Italia untuk pembelian dua unit frigat Maestrale Class. Anggaran yang disiapkan untuk pembelian kedua frigat mencapai US$240 juta, dengan jadwal pengiriman mulai tahun 2013, setelah kapal melewati fase perbaikan. Bahkan, pada 22 September Kongres Filipina menyetujui anggaran yang mencakup pendanaan untuk dua frigat tersebut.
Namun, negosiasi untuk frigat Maestrale Class diselesaikan tanpa kesepakatan, dan justru Pemerintah Filipina akhirnya memilih untuk membeli frigat baru sebagai gantinya. Dan pada 4 Juli 2013, diumumkan bahwa Filipina akan mengakuisisi dua fregat baru dari Korea Selatan.
Yang menarik, ternyata Maestrale Class dikabarkan akan diakuisisi oleh Indonesia, di mana dua unit frigat ini akan direkondisi dalam paket pembelian enam unit frigat FREMM Bargamini Class yang diakuisisi Indonesia dalam kondisi beli baru.
Bagi warganet di Indonesia, nama frigat Maestrale Class terasa asing, lantaran kapal perang ini hampir tidak pernah disebut-sebut dalam tajuk pembicaraan di forum-forum pemerhati alutsista.
Tupoksi dari frigat Maestrale Class adalah menjalankan peran anti kapal selam, maklum frigat rancangan era perang dingin ini, digadang untuk menghadapi kapal selam Uni Soviet. Meski begitu, frigat Maestrale Class dapat fleksibel menjalankan peperangan anti permukaan dan anti serangan udara.
Total ada delapan unit frigat Maestrale Class yang telah dibangun, dimana peluncuran unit perdana, yaitu ITS Maestrele berlangsung pada tahun 1981, dan kemudian masuk kedinasan angkatan laut Italia pada tahun 1982. Dari kedelapan kapal yang telah diluncurkan dan diserahkan untuk angkatan laut italia, saat ini tinggal empat unit yang beroperasi.
Keempat kapal yang masih beroperasi adalah ITS Gracale, ITS Libbecio, ITS Espero dan ITS Zeffiro. Nah, dari keempatnya, dua di antaranya nanti akan direkonsisi untuk kebutuhan TNI AL.
Deretan persenjataan utama yang melengkapi frigat ini adalah, 4 peluncur rudal anti kapal TESEO Mk-2, 1 unit Albatross octuple Aspide SAM launcher, 1 pucuk meria Otobreda 127 mm, dua unit Oto Melara Twin 40L70 DARDO CIWS, serta 2 peluncur torpedo 324 mm dalam triple tubes.
Mengandalkan propulsi yang mengkombinasikan mesin diesel atau gas – combined diesel or gas (CODOG), frigat Maestrale Class sanggup berlayar dengan kecepatan maksimum 33 knots dan menjelajah sejauh 11.000 km dengan kecepatan jelajah 15 knots.
Frigat ini dilengkapi helipad berukuran 27 meter, menjadikannya mampu didarati helikopter berukuran sedang. AL italia menempatkan helikopter AS-212 untuk misi anti kapal selam, ini artinya helikopter Nbell-412 Puspenerbal dapat beroperasi dengan mudah di frigat ini.
Dari spesifikasi, frigat Maestrale Class dengan 225 personel, punya panjang lambung 122,7 meter, lebar 12,9 meter dan bobot penuh mencapai 3.040 ton. Nah, mungkinkah frigat Maestrale Class bakal benar-benar hadir memperkuat arsenal Satuan Kapal Eskorta TNI AL? Kita tunggu saja update selanjutnya. (Gilang Perdana)
2 bekas 4 baru…
Emmmm…..
2 bekas, 6 baru om……
Bismillah jangan lupa tambah kapal selam reis kelas 214 AIP jika dapat coba dikerjakan tenaga putera puteri indonesia di PT.PAL galang ToT Dengan turki maupun jerman untuk partner teknologinya.untuk polairud polri tambahkan saja kapal kelas KRIVAK III sebanyak 5 unit untuk patroli maritim jadi patrolinya tambah sangar.
Kalau nanti mau lanjut kelas REM nya jangan lupa lobby HNMS Fregat kelas Karel Dorman bekasan kayaknya lebih mumpuni ini dr pd maestrale.. kalau di video2 youtube gahar amat nerjang ombak nya, sensor ama senjata okelah pasti
ad 4 kapal MAESTRALE y tersisa ,dan dua di akuisisi Al.
2 lg minat ngak ya
nggak om, 2 second hanya utk stop gap sampai yg baru meluncur. Semoga Iver 2 unit juga jadi kan sudah kontrak duluan…
terima bekas apa adanya … anggap bonus dan kalo mau upgrade biar PAL yg kerjakan, kan sdh pengalaman bikin baru, lumayan nambah ilmu dan duit manhour nya buat orang kita.
Pas sampai ke Indonesia.
Seperti biasanya persenjataan nya sudah dilucuti semua paling menyisakan meriam Otobreda 127 mm sama dua unit Oto Melara DARDO disamping kapal.
Rudal/Missile mah pasti ditinggal disana gak diikutin..
Gak masalah Meriamnya diganti jadi cal 76mm, selain bisa dipake buat bantuan tembakan juga bisa dipake buat CIWS. Udah gak jaman lagi pertempuran dg meriam sejak Perang Di Pasifik.
Klo senjata ny masih ad pasti ngak user friendly lg lah.
Alias emang harus di ganti 🤣.
Masak senjata tua masih di bawa.
Percuma dong radar, sonar,d jeroan lain di update
Aspide alias Sea sparrow sang rudal tuwir Maestrale kalah segalanya dibandingkan Mica KRI REM
Mengingat armada Kombatan utama TNI AL banyak y akan memasuki Purna tugas .
Dan armada y relatif baru jga tidak seberapa maka menuntut Kemhan melakukan pengawasan kapal baru.
3 KRI BUNG TOMO
4 KRI DIPONEGORO
3 KRI RADEN EDI MARTADINATA
3 UNTUK PENGADAAN TAMBAHAN.
10 UNIT REM versi y di konvensi kan menjadi
ASW
3 KS NAGA PASA
8 KCR 40 M
8 KCR 60 M
10 KCR 60 M
2 MAESTRALE
6 FREMM
6 KS Bru tipe 214-216😅
Sedangkan dalam waktu dekat ,cukup banyak armada AL y akan masuk purna tugas.
2 KRI NANGGALA
14 PARHCIM CLASS
3 FATAHILLAH CLASS
6 Van Speijk
Y pasti² aj lah
Paling tidak frigate ini bisa menakut nakuti nelayan milisi chipeng yg coba2 berkeliaran di laut Natuna. 1 pucuk meria Otobreda 127 mm, dua unit Oto Melara Twin 40L70 DARDO CIWS siap merobek robek lambung kapal nelayan milisi Chipeng. Dan bahkan merontokkan kapal CG chipeng junjungan dek distanata sang sales quadpack gagal.
Kalo buat OPV Bakamla sih iya, kalo buat Type 051 apalagi, Type 055 jelas mundur tuh kapal.
Berharap dapat bekasan itu sekelas Lafayatte class, atau Dutch M Class frigate. Masih gak terlalu bnyak upgradenya. Tapi tetep bersyukur lah dapat frigat “STW’ ini. Sebenarnya klo di upgrade sama Gang Leonardo Company sperti radar baru cronos series, CMS Athena sama new bow sonar (thales etc) masih lumayan menggigit utk ukuran kapal lawas. Klo SAM setau sy albatros itu udh gak produksi lg. Jadi yaa pasti minus di posisi SAM nya.