Bakal Dipasang di KFX, Taurus Systems Korea Kembangkan Rudal Jelajah Anti Bunker dengan Jangkauan 600 Km
|Taurus Systems Korea Co, Ltd belum lama ini menyebutkan akan merancang varian baru rudal jelajah Taurus dengan desain yang lebih kecil, namun punya jangkauan lebih jauh. Hal tersebut dikatakan Christoffer Drevstad, President of Taurus Systems Korea, dimana dinyatakan pula rudal Taurus K2 (Taurus 350K-2) nantinya dapat diluncurkan dari jet tempur F-16 Fighting Falcon, FA-50 Eagle dan pesawat tempur masa depan Korea Selatan, KFX (Korea Fighter Experimental).
Baca juga: Taurus KEPD 350 – Rudal Jelajah Jarak Jauh Anti Jamming GPS
Mengutip sumber dari Yonhap News Agency – yna.co.kr (20/11/2020), Christoffer Drevstad mengatakan bahwa jangkauan rudal Taurus baru nantinya ditargetkan bisa mencapai lebih dari 600 km. Sebagai informasi, AU Korea Selatan saat ini telah mengoperasikan sekitar 260 unit rudal Taurus KEPD 350 dengan jarak jelajah mencapai 500 km. Taurus KEPD 350 untuk saat ini dipersiapkan AU Korea Selatan sebagai senjata pamungkas di jet tempur F-15K Eagle.
Pada tahun 2017, sejatinya pihak Taurus Systems Korea telah mengumumkan rencana pengembangan Taurus K2, namun saat itu disebutkan jarak jelajahnya akan berkurang menjadi 400 km, lantara dimensi rudal yang lebih kecil dari Taurus KEPD 350. Oleh Korea Selatan, rudal Taurus dipersiapkan secara khusus untuk melakukan serangan ke jantung pertahanan Korea Utara, dimana kemampuan Taurus difokuskan untuk menjebol bunker. “Kami bermaksud mengembangkan rudal ini di Korea Selatan dan saat ini sedang mencari mitra kerja sama, sejauh ini beberapa perusahaan menyatakan tertarik,” ujar Drevstad.

Rudal Taurus sejatinya merupakan rancangan Taurus Systems GmbH, yaitu perusahaan hasil joint venture antara MBDA Deutschland GmbH dan Saab Bofors Dynamics. Karena mendapat pesanan khusus dari Korea Selatan, Taurus Systems GmBH yang bermarkas di Jerman, sampai merelakan membuat basis produksi Taurus di Korea Selatan, dan nama perusahaan menjadi Taurus Systems Korea Co, Ltd.
High value point dan area targets menjadi ciri khas dari fitur yang ditawarkan Taurus. Obyek seperti bunker di bawah tanah, jembatan, instalasi peluncur rudal hanud, sampai kapal perang yang bersandar dapat dilibas dari jarak jauh. Resminya Taurus punya jarak tembak 500 km, meski beberapa meyakini jarak tembak sebenarnya bisa lebih jauh.
Terbang laksana jet yang dilengkap air intake dan sayap lipat, Taurus dengan mesin Williams P8300-15 Turbofan dapat terbang dengan kecepatan Mach 0.80 – Mach 0.95. Melaju di ketinggian low level plus melaju dengan kecepatan hampir Mach 1, menjadikan rudal jelajah ini akan sangat sulit dirontokkan oleh kanon reaksi cepat sekalipun.
Baca juga: Korea Selatan Kembangkan Rudal Jelajah Udara ke Permukaan untuk Jet Tempur KFX
Dari bobotnya yang mencapai 1.400 kg, di dalamnya terdapat hulu ledak Mephisto (Multi-Effect Penetrator, HIgh Sophisticated and Target Optimised) dengan berat 480 kg. Sejauh ini platform jet tempur pengusung Taurus sangat terbatas, yang bisa meluncurkan sebatas Panavia Tornado, Eurofighter Typhoon, Saab Gripen, Boeing F/A-18 Hornet dan F-15K. (Gilang Perdana)
Bismillah kenapa tidak PT.DI kembangkan produk cn.235 mpa,n.250,n.219 mengusung rudal seperti taurus,rudal tor,rudal buk,rudal brahmos terintegrasi denga sonar,radar aesa.nga ada salahnya kita masukan dalam skadron udara awacs tni.au jadi semakin solid.
Bahkan jk Indonesia berminat dng rudal anti bunker yg menjadi pertanyaan bunker siapa yg akan diledakan.
Nggak ada yg tau berapa RCS nya ni rudal. Walau gambot dan lambat bisa saja sulit di deteksi.
Minta ToT jangan tanggung om…
Borong saja Zircon asalkan dapat ToT Brahmos sih lewat…
Kita lebih cendrung membutuhkan rudal air to air dan ground to air, karena negara kita lebibih memberlakukan defensive.
Air to ground biasanya untuk melakukan ekspasi ke wilayah musuh.
Indonesia menganut HANKAMNAS (Pertahanan Keamanan Nasional) dan Indonesia bukan negara agresor.
Perbanyak saja pertahanan untuk udara, laut dan darat dengan range jauh serta radar dan anti jamer yang kualitas bagus dan mumpuni.
Kuno
Dan hankamnas mengikuti faktor geografis negara, Kita punya sesuatu yg unik yg disebut ALKI dan yg namanya ancaman negara slalu berevolusi sesuai kondisi geopolitik.
Paling tidak kita harus punya deterrent agar Alki tidak dijadikn kaprang2 negara lain utk bermanuver perang. Tidak ada jaminan negara2 lain mau mengikuti aturan internasional ketika peperangan berlangsung sejarah sudah membuktikan berkali2.
Cuma ngirim kaprang saja tidaklah cukup apalagi yg speknya jauh dibawah lawan.
Selama ini kita kekurangan sistem deteksi dini seperti radar dan lainnya.
ALKI adalah alur laut yang tidak terhalang yang dapat dilalui oleh kapal laut asing dan kapal udara asing.
Jika di daratan radar kita sudah cukup mencover minimalnya pintu masuk ke teretori Republik Indonesia dan juga kecukupan kaprang TNI AL dalam jumlah ideal serta pespur untuk patroli dan identifikasi object asing di udara sudah lebih dari cukup.
Efek deterrent hanya untuk pespur combatan / haeavy fighter dan begitu juga untuk kaprang kelas destroyer.
Disini saya membahas tentang kegunaan “Rudal Taurus”
Pertanyaannya apa hubungannya dengan manufer kaprang asing dan pespur asing di wilayah kita, jika fungsi utamanya “Rudal Taurus” untuk menghancurkan bunker?
Rrpublik Indonesia adalah nrgara cinta damai akan tetapi TNI dan semua Rakyat Indonesia siap bergotong royong menjaga setiap jengkal Tanah Air Indonesia.
Mungkin sementara ini kita sudah cukup dengan P-100L dan P-250L made in Dahana, akan tetapi kedepan kita membutuhkan lebih dari sekedar bomb P-XXXL untuk mengancurkan bunker dan semoga saja PT Dahana dan PT Pindad dapat merealisasikannya.
Saya ga nyaranin TNI utk mengakusisi si Taurus ini namun yg disayangkan adalah mentalitas pertahanan negara bagi sebagian yg masih aja berkutat di tahun 80an sementara geopolitik kawasan berubah drastis sejak zaman eyang prabu bertahta sampe lengser keprabon entah punya kepentingan sendiri atau yg lain.
Terlalu naif dgn label Cinta damai dan thousands friends zero enemies, tidak sesuai dgn fakta realpolitiknya, yg ada adalah thousand potential enemies thousand potential friends.
Dan jika kita menginginkan dan mau mempertahankan perdamaian maka harus siap menghadapi opsi terakhir dari diplomasi politik yaitu perang atau paling tidak punya daya gentar atau daya tawar tinggi utk mencegah opsi terakhir tsb jadi realita.
Alki tidak terhalang jika kaprang negara lain tidak melakukan combat manuver di wilayah alki dan kita masih belum kuat meng-enforce aturan tsb. pelajari fakta historis bgaimana negara2 netral berenang dipusaran perang dua kubu yg berperang.
Memasang CCTV disetiap sudut jalan tidak akan pernah mampu menghentikan terjadinya pembegalan.
Kau keliru bung.
Rudal ini punya kemampuan anti-ship missile. bisa dipake untuk menghadang kawanan kapal perang musuh yg datang selagi masih di tengah samudera.
Bakal jadi momok bagi destroyer, LPD, LHD, dan Frigate.
Bismillah kenapa nga cn 235 mpa pakai sistem rudal taurus ini,plus torpedo sistem sonar dan awacs yang baru,syukur syukur brahmos india bisa direkrut dalam pengkajian PT.DI,pesawat cn.235 mpa,n.250 dan n.219 kita kembangkan dalam skadron udara awacs TNI.AU.
Ya..
Rudal bunker dapat dipakai untuk antiship, pertanyaannya adalah apakah shipnya dilacak dan ditemukan dahulu atau lunch Taurus?
Semuanya ada urutannya, jika diarea laut internasional akan menjadi persoalan dunia, jika di perairan negara luar artinya kita agresor dan jika sudah masuk di perairan kita artinya deteksi kita jauh dari artinya baik.
Intinya kita lebih butuh pngawasan dan peringatan dini dari batas terluar kedalam.
Kemenangan terbaik adalah kemenangan dengan jumlah kerugian “Zero”
Perlu digaris bawahi adalah semua alutista TNI, POLRI dan semua unsur terkait adalah hanya untuk alat menjaga kedaulatan dan keutuhan bangsa.
Kalo utk rudal jenis ini rasanya utk saat ini RI belum memerlukan. Sebaiknya fokus pd mempercepat pengembangan rudal jelajah anti kapal yg saat ini sedang berjalan utk bisa diluncurkan baik dari platform kapal perang maupun berbasis darat yg memiliki jangkauan spt Taurus ini yaitu 500 – 800 Km. Serta peningkatan jangkauan dan kemampuan radar pasif produksi anak bangsa yg tempohari sdh ditampilkan. Meningkatkan kemampuan deteksinya secara 3D dan jangkauannya bisa mencapai 1000 Km.
Kombinasi 2 alutsista itu saja jika bisa diwujudkan dlm waktu dekat sdh mampu mengamankan Natuna dr serbuan fregate dan Destroyer China.
Rudal jelajah anti kapal? Nihil efek gentarnya klau ga ditemani kemampuan pernika
Zamannya rudal anti kapal kalau ga Hipersonik atau yg mengusung teknologi VLO dan kemampuan stand off
Semuanya juga butuh proses, tidak seperti membalikan telapak tangan.
Korsel masih seumur jagung mengenai urusan rudal, berbeda dengan US, Rusia ataupun negara maju Eropa.
Saat ini kita masih berjalan disekitaran roket dan baru try out untuk rudal.
Butuh dana tidak sedikit dan juga butuh dedikasi lama untuk mencapai tahapan rudal yang botol pulpen.
Contohnya China dari C-705 yang lisensinya dari Prancis, lalu China mengrmbsngkan C-802 dan juga China mendapatkan semuanya tidak dalam waktu instant.
Sebenarnya jika Indonesia serius, mungkin dapat menciptakan rudal sendiri dan memiliki lisensi untuk memproduksi dan menjual ke luar “JIKA TOT nya” tepat.
Minimalnya Indonesia harus ToT rudal dengan range jauh dengan variabel pencarian untuk target yang bervariasi.
Beli aja Brahmos
Beli aja exocet yg sdh battle proven
Brahmos dan Exocet sudah lama, borong saja Zircon dan minta ToTnya.
Mana bisa Indonesia punya rudal yang jangkauannya lebih dari 300 km?
Ada perjanjian MTCR yang dirancang untuk penyebaran kemampuan rudal .
MTCR untuk radius 500 km termasuk rudal balistik Dhek. Yg dilarang cuman penjualan spareparts sama ilmunya Aja. Kalo ilmuan Indonesia bisa buat lebih dari 500 km dg engineering sendiri dan spareparts sendiri atau beli dari negara yg gak ikut MTCR ya kenapa enggak??
aturan mtcr
rudal berkemampuan ofensif dengan warhead diatas 250kg jangkauan dipangkas jadi 300km
brahmos india, kepd taurus korea, kh59 vietnam bisa karena lisensi itupun dengan persyaratan tak boleh dijual ke negara lain. jika memang ada ekspor ke negara lain mtcr law tetap berlaku seperti ekspor brahmos ke pinoy dimana dengan warhead 200kg
sekarang apa kita punya fasilitas dan teknologi buat lisensi rudal sambil mengakali mtcr. sayang belum ada
Untuk range jauh kita baru roket dan itupun masih ditemukan banyak kelemahan.
Untuk rudal kita masih berkutat di Petir.
Kita butuh ToT dengan yang spec tinggi, karena ketika kita telah memperoleh lisensi dan sanggup memproduksinya butuh proses yang memakan waktu lama.
Betul Dhek Rukimin, kita beli aja P-18 dari Rusia buat melengkapi Vera. Pasang yg banyak biar bisa deteksi secara real-time 3D, Apalagi kebal jamming pespur pernika yg dipengen Ama Mbah Bowo. Kalo rudal bisa ToT Kh-59 kayak punya Vietnam atau Brahmos juga bisa.
Hhhhhhhhhhhhhhhhhhh
teknologi kritikal seperti sensor dan semikonduktor baik vietnam maupun india mengambil sumber yg sama yaitu israel
Ini juga yg dikata teknologi alutsista kita masih kalah dari tetangga2.
Udeh buka aja pintunya pake intip2 lewat jendela segala. sungkan sama siapa juga.
Mantul…..borong 100 unit 💪💪💪
Brahmos aja yg bisa di instal di kapal perang
Orang jawa juga dari dulu udah bisa bikin ginian yg dikasih nama. ORAURUS
Artikel d atas menunjukkan keberhasilan tot & reverse engineering Korsel dlm pembelian alut. Kalau belinya 260biji minta tot ya enak, kalau belinya ngeteng minta tot ya repot…..
Kita beli banyak pun mungkin bakal mentok cuma minta “ToT” kelas rendah seperti cara merawat barangnya karena ga ada kemampuan melakukan ToT terkait (tidak ada industri pendukung).
ToT kapal LPD dengan Korsel tuh contoh program ToT kita yang paling berhasil.
Mantul ini taurus beli 100 biji dah mumpuni tuh, kan bisa dipasang di f 16 juga
perkembangan KFX/IFX bgmana ? apa berlanjut atau tdk sampai ada rumor pembatalan Changbogo, mungkin mas @ayam jago dan @distanata bisa memberikan pendapatx ?
Di acara DXKOREA 2020 kemaren (18 Nov 2020), nama IFX masih tercantum, jadi… sepertinya Indonesia tetep lanjut di proyek.
kita belum keluar dari program kfx/ifx
Rudal anti bunker belum segitu genting
Pengennya pespur pernika agar bisa ngejamm dan menetralisir radar Aegis kw yg terdapat di Destroyer type 52D atau instalasi radar/satkom jika keberadaannya mengancam di wilayah RI
Pesawat pernika diperlukan.tapi saat ini yang paling diperlukan adalah
Penambahan Armada kapal perang (destroyer, Heavy Frigate, Kasep, AcV/LHD)
Penempur dan mungkin pembom.
Serta sistem radar dan rudal(Cruise missile or Anti Ship)
Dan pemenuhan amunisi untuk armada penempur kita saat ini.
Karena saat ini yang cukup lengkap persenjataan hanya Su-27/30
R-73,R-27,R-77,KH-29,KH-31,KH-59,OFAB-250,FAB-100/250/500,& KAB-500 OD serta S-8 Kom roket
tp TNI AL menginginkan Kapal minim awak berkecepatan tinggi dalam bermanuver dalam perang littoral & laut dalam terbuka, jd sy bingung kapal cepat itu mungkin KCR atau Korvet
Kapal minim awak berkecepatan tinggi dalam bermanuver dalam perang littoral & laut dalam terbuka?
Jawabannya : RHIB
Jawabannya adalh FFM frigat asal Jepang.
Dgn teknologi automation yg belum terjamah PT PAL dan TNI AL kaprang dgn bobot >5000 ton cuma diawaki oleh 90 personil dan punya sistem CODAG dual engine turbin dan diesel mampu membawa kapal dgn kecepatan lebih dari 30 knot cocok utk pengejaran kasel dan kapal kombatan lawan yg dianggap musuh.
Alamak ini KCR yg sesoenggoehnja.
Kan udah ada Jammer pod, beli aja punya Rusia Khibiny ntar dipasang di Flanker kita.
sudah beli jamming pod sekelas garmoniya (lebih inferior daripada khbiny & knirti) tapi dari belarusia
wacana malah pake platform falcon. harris system pernah diundang tni buat presentasi khusus di singapore air show 2018