Update Drone KamikazeKlik di Atas

BAE Systems Umumkan Kontrak Pengadaan 4 Pucuk Bofors 57 MK.3 untuk KCR-60 TNI AL

Kabar bahwa KCR-60 (Sampari Class) akan dilengkapi kanon Bofors 57 MK.3 sudah terendus sejak awal 2018 silam. Meski kemudian lama tak terdengar kabar beritanya, namun baru-baru BAE Systems justru telah merilis informasi yang menyebutkan pihaknya telah mendapatkan kontrak pengadaan empat unit Bofors 57 mm MK.3 untuk KCR-60.

Baca juga: Bofors 57mm MK.3 – Digadang Sebagai Kanon di Haluan KRI Sampari 628

Kabar tersebut langsung datang dari siaran pers yang dimuat di baesystems.com (20/8/2019), disebutkan kontrak disepakati antara BAE Systems dan PT PAL Indonesia. “Kontrak terbaru dengan PT PAL menandakan kepercayaan yang berkelanjutan bahwa sistem senjata BAE Systems secara konsisten memenuhi persyaratan kualitas, kebutuhan dan kemampuan,” ujar Ulf Einefors, director of Weapon Systems Sweden di BAE Systems. Di masa lalu, BAE Systems pernah mendapatkan kontrak dari PT PAL untuk akuisisi meriam Bofors 57 MK.2 pada Kapal Cepat Rudal dan Kapal Cepat Torpedo FPB-57 series.

Lebih detail, dua pucuk Bofors 57 MK.3 akan dipasang pada dua KCR-60 yang kini sedang dalam proses pembangunan. Sementara dua pucuk lainnya akan dipasang pada dua KCR-60 yang sudah beroperasi. Bila diperinci, saat ini ada 4 unit KCR-60 yang telah dioperasikan Satuan Kapal Cepat (Satkat) TNU AL, yaitu KRI Sampari 628, KRI Tombak 629, KRI Halasan 630 dan yang baru saja diserahkan KRI Kerambit 627. Khusus yang disebut terakhir, KRI Kerambit 627 saat diserahterimakan pada 25 Juli 2019 belum dilengkapi meriam pada haluan.

Perbandingan desain kubah, Bofors 57mm MK.2 (kanan) dan MK.3 (kiri).

Baca juga: Bofors 57mm MK.2 – Meriam Reaksi Cepat FPB-57 TNI AL

Sementara KRI Sampari 628, KRI Tombak 629 dan KRI Halasan 630 sudah dilengkapi meriam ‘sementara’ pada haluan, dimana masih dipasangkan meriam tua Bofors 40mm eks Landing Ship Tank (LST) yang telah pensiun. Dan saat ini, ada dua unit KCR-60 yang tengah dalam proses pembangunan di galangan PT PAL dan akan diserahterimakan pada Mei 2022.

Sistem Bofors 57mm MK.3 akan diproduksi di fasilitas BAE di Karlskoga, Swedia. Unit kanon pertama dijadwalkan untuk pengiriman pada tahun 2020 dan unit terakhir pada tahun 2021.

Bagi TNI AL, Bofors 57 MK series sudah tak asing lagi, mulai dari generasi Bofors 57 MK.1 yang ada di KCR (Kapal Cepat Rudal) Mandau Class, berlanjut ke generasi Bofors 57 MK.2 yang ada di FPB-57, sudah menjadi bukti adaptasi kanon produksi BAE Systems (d/h Saab Bofors) ini begitu populer, menjadikan potensi ToT (Transfer of Technology) akan lebih baik.

Bofors 57mm MK.3 versi Stealth, laras dapat dimasukkan ke dalam kubah.

Bofors 57mm MK.3 sejatinya adalah nama internasional dari Bofors 57 Mk110. Meski kalibernya tidak besar, kanon ini punya reputasi yang baik dan dipercaya memperkuat kapal perang papan atas dunia.

Mengandalkan pola single remote, kendali tembakan dilakukan lewat Fire Control System. Jika sistem komputer ngadat, kendali tembakan dapat dilakukan lewat Local Control Equipment yang dapat ditempatkan dari beragam sudut kapal. Sistem penembaka bersifat full otomatis, computerised loading system dapat menangani 120 munisi yang siap tembak. Namun secara keseluruhan, sistem Bofors 57 mm MK.3 dapat memuat sampai 1.000 munisi.

Bofors 57mm MK.3

Jarak tembak maksimum Bofors 57 mm MK.3 mencapai 17.000 meter, dengan kecepatan 4 proyektil per detik yang dapat ditembakan. Kecepatan luncur proyektil melesat 1.035 meter per detik. Sudut laras punya elevasi mulai dari -10 sampai 77 derajat. Bobot sistem senjata tanpa munisi adalah 7 ton, sedangkan bila disematkan 1.000 munisi, bobot keseluruhan bisa mencapai 14 ton. Laras Bofors 57 mm MK.3 harus diganti bila telah mencapai 5.300 kali tembakan.

Baca juga: Burevestnik A-220M – Terpilih Sebagai Kanon di Haluan KRI Tombak 629 dan KRI Halasan 630

Selain Bofors 57 MK.3, sempat muncul tipe lain yang juga digadang untuk dipasangkan pada haluan KCR-60, yaitu kanon laras tunggal A-220M kaliber 57 mm buatan Burevestnik, Rusia. Janes.com (1/2/2018) menyebutkan bahwa ada dua KCR-60 yang akan dipasangkan kanon ini. (Haryo Adjie)

28 Comments