AU India Resmikan Beroperasinya Helikopter Serang Produksi Dalam Negeri, HAL Prachand
|Setelah terbang perdana pada 29 Maret 2010, akhirnya pada 3 Oktober 2022 kemarin, helikopter serang rancangan dan produksi India, HAL Prachand, buatan Hindustan Aeronautics Limited (HAL) secara resmi masuk ke dalam arsenal kekuatan tempur Angkatan Udara India.
Light Combat Helicopter (LCH) Prachand – yang artinya “ganas”, diresmikan operasionalnya di Pangkalan Udara Jodhpur, di hadapan Menteri Pertahanan Rajnath Singh dan KSA India Marsekal VR Chaudhari. Singh menyebut Prachand mampu beroperasi di siang dan malam hari, dan akan menambah keunggulan signifikan pada kemampuan tempur AU India karena dapat mengenai target musuh dengan presisi. Ia menambahkan, LCH ini adalah hasil penelitian dan pengembangan selama dua dekade. Dan induksi ke Angkatan Udara merupakan tonggak penting dalam produksi pertahanan.
Menurut HAL, LCH Prachand adalah satu-satunya helikopter serang di dunia yang dapat mendarat dan lepas landas pada ketinggian 5.000 meter dengan muatan senjata dan bahan bakar yang cukup besar, memenuhi persyaratan khusus Angkatan Bersenjata India untuk pengoperasian helikopter di dataran dan pegunungan tinggi.
Pada bulan Maret, Komite Kabinet Keamanan yang dipimpin Perdana Menteri Narendra Modi menyetujui pengadaan 15 unit LCH Produksi Seri Terbatas (LSP) yang dikembangkan secara lokal dengan biaya Rs 3.887 crore. Kementerian Pertahanan mengatakan 10 unit helikopter akan dioperasikan untuk angkatan udara dan 5 unit untuk angkatan darat.
Pada dasarnya, Prachand adalah helikopter tempur multiperan, yang dirancang untuk melakukan berbagai profil serangan, termasuk penerbangan pada ketinggian yang relatif tinggi. Desain dan pengembangan helikopter ini dilakukan oleh Rotary Wing Research and Design Center (RWR&DC), kantor desain internal HAL yang didedikasikan untuk desain helikopter.
I would be in Jodhpur, Rajasthan tomorrow, 3rd October, to attend the Induction ceremony of the first indigenously developed Light Comat Helicopters (LCH). The induction of these helicopters will be a big boost to the IAF’s combat prowess. Looking forward to it. pic.twitter.com/L3nTfkJx5A
— Rajnath Singh (@rajnathsingh) October 2, 2022
Dilengkapi dengan kokpit tandem dua orang untuk mengakomodasi pilot dan kopilot/penembak, Prachand telah dikembangkan untuk melakukan misi anti-infanteri dan anti-armor.
LCH ini dilengkapi dengan teknologi glass cockpit yang mengakomodasi Integrated Avionics and Display System (IADS) yang menggunakan berbagai tampilan multifungsi bersama dengan Target Acquisition and Designation (TADS) system onboard. Elemen yang menonjol dari sistem TADS adalah Helmet Mount Sight (HMS), yang berfungsi sebagai instrumen utama untuk menargetkan dan memicu persenjataan (kanon).
LCH dilindungi melalui rangkaian peperangan elektronik ekstensif yang disediakan oleh divisi Saab Group Afrika Selatan; suite ini terdiri dari berbagai elemen pertahanan untuk menjaga dari beberapa ancaman yang berbeda, ini termasuk radar warning receiver (RWR), laser warning receiver (LWR) dan missile approach warning (MAW) system.
Prachand dilengkapi dengan integrated data link, yang memungkinkan untuk berpartisipasi dalam operasi yang berpusat pada jaringan dengan memfasilitasi transfer data misi ke platform lain, yang terdiri dari elemen berbasis udara dan darat.
Helikopter ini disokong sensor suite onboard Elbit ComPASS, yang telah diproduksi secara lokal oleh Bharat Electronics Limited. Ini terdiri dari kamera CCD, forward looking infrared (FLIR) imaging sensor dan laser rangefinder untuk memfasilitasi akuisisi target dalam segala kondisi cuaca, termasuk di kondisi malam hari.
Bicara persenjataan, Prachand dibekali kanon M621 kaliber 20 mm yang terpasang pada kubah THL 20 yang dibangun Nexter dan diintegrasikan ke dalam penglihatan yang dipasang di helm penembak. Berbagai rudal juga dapat dilengkapi pada Prachand; termasuk maksimum empat rudal anti anti-tank kaliber 70 mm Helina. Untuk menghadapi peperangan udara, Prachand dapat dilengkapi rudal udara-ke-udara MBDA Mistral 2. Muatan roket juga tersedia sebagai opsi ofensif lainnya.
Prachand ditenagai mesin turboshaft 2 × HAL/Turbomeca Shakti turboshaft dengan kekuatan 1.384 shp tiap mesin. Kecepatan maksimum mencapai 268 km per jam dan endurance terbang selama 3 jam 10 menit. Batas ketinggian terbangnya 6.500 meter dengan kemampuan menanjak 12 meter per detik. Prachand punya berat maksimum saat tinggal landas 5.800 kg dengan payload senjata yang dapat digotong sebesar 1.750 kg. (Gilang Perdana)
Import aja dr Indiya lebih murah & hemat
Hohoho
Hasil perkawinan sempurna salah satu desain heli tempur ringan Kamov yang berakhir jadi konsep doang digabung Rooivalk
Menarik nih mana yang mau diganti?! Havoc atau Super Hind
Apache jelas tak mungkin! Masih kinyis-kinyis!!
Semua sistemnya bukan buatan dalam negeri, msh rawan embargo.
Jangan iri,walau makanan kaki limanya bikin mules tp mereka lebih maju wkwkwkk
hebat,mungkin karena berkonflik dengan china dan pakistan perkembangan alusista buatan dlm negri india meningkat pesat. mungkin karena politik indonesia bebas aktif katanya( tapi kenyataannya takut sama amrik) jadi sulit berkembang