AU India Inginkan Airbus A330 MRTT dengan Kemampuan AEW&C
Meski telah memiliki pesawat intai jenis AEW&C (Airborne Early Warning & Control), yaitu Netra yang mengusung platform jet ERJ 145 buatan Embraer dengan radar AESA (Active Electronically Scanned Array), rupanya itu masih dipandang belum cukup untuk melindungi ruang udara India. Sebagai buktinya, pada Januari 2018, AU India membuka tender untuk pengadaan pesawat tanker MRTT (Multirole Tanker Transport) yang punya kemampuan plus plus.
Baca juga: DRDO Netra AEW&C Tidak Terkait Teknologi Radar AESA dari Saab
Awalnya tender diikuti oleh Airbus, Boeing dan Ilyushin. Namun, belakangan Ilyushin terdiskualifikasi, lantaran pesawat yang ditawarkan, yaitu Il-78 mengusung empat mesin jet, sementara AU India mensyaratkan pesawat tanker MRTT harus menggunakan twin engine. Dan jadilah saat ini yang bersaing ketat adalah Airbus A330 MRTT dan Boeing KC-46A Pegasus.
Yang unik, Airbus bersama DRDO (Defence Research and Development Organisation) India, menawarkan desain pengembangan Airbus A330 MRTT, bukan sebatas konfigurasi pesawat tanker, penumpang dan kargo semata. Ada kemungkinan Airbus A330 MRTT bakal dipilih India lantaran pesawat ini menawarkan kemampuan tambahan sebagai AEW&C. Dan bila ini terwujud, maka Airbus A330 MRTT AEW&C bakal menjadi yang pertama di dunia dalam konfigurasi super multirole tersebut.
Dari desain yang diperlihatkan pada mockup, Airbus A330 MRTT AEW&C menggunakan model radar dengan rotodome, mirip dengan Boeing E-3 Sentry AWACS. Radar di dalam rotodome pada dasarnya tidak bulat dan aerodinamis, namun berkat casing yang menjadikan tampilan radar terlihat halus dan nampak aerodinamis.
Dalam frekuensi tertentu, radar berputar dengan tenaga hidrolik. Seperti pada E-3 Sentry, rotodome berputar enam kali dalam satu menit. Sementara dalam moda non operasi, rotodome berputar pelan, satu kali putaran per menitnya. Pada dasarnya kecepatan rotodome dapat disesuaikan dengan misi, seperti pada Grumman E-2 Hawkeye, putaran dapat di setting dengan kecepatan putaran 10/12 dan 15 detik.
Baca juga: [Polling] Airbus A330 MRTT – Jadi Pilihan Utama Pesawat Tanker untuk TNI AU
Berdasarkan informasi, AU India membutuhkan dua unit Airbus A330 MRTT AEW&C, namun sebelum itu, pihak Airbus diminta untuk memberikan desain modifikasi struktural, daya dan adaptasi daya tahan serta berbagai macam ketentuan untuk mendukung sistem AEW&C yang dirancang oleh Center for Airborne Systems (CABS) DRDO. (Gilang Perdana)
Berarti sudah terbukti bahwa Sistem AEW&C Netra buatan India yg pernah ditawarkan ke Indonesia merupakan produk yg kurang mumpuni. Terbukti India masih memerlukan pesawat dng kemampuan sejenis yg berbadan lebar ditambah dng fasilitas sebagai pesawat tangker jg, utk menutupi ketidak unggulan si Netra yg letoy. Sama spt kemampuan dek tabok yg letoy tp besar nafsunya saja namun berakhir pada kondisi peltu.
waduh,,, hihihi….. rusky kok teliti sih…kalau masalah kelemahan alutsista buatan indihe. dulu masalah rudal nuke icbm si agni, sekarang sistem AEW&C Netra. ntar si tejas, ntar si brahmos……ntar blabla blablabla
berarti si indiia ini menang gaya doang ya…?
Ini radarnya sama juga dg sistim AEW Netra…..bedanya cuma pake platform yg lebih besar dan antena radarnya model rotodome shg bisa mengcover area 360 drajat.
Service ceiling platform MRTT juga lebih tinggi ketimbang pake EMB-145. juga durasi terbangnya lebih lama dan punya kabin yg lebih luas sbg bisa memgakomodasi jika kedepannya akan dilakukan upgrade/penambahan sistim
boleh jg nih ide India ……
saat damai pasti efisien effektif tapi saat perang pasti jadi target utama, kalo kena sergap musuh, bakal rugi banyak …
Jika dipayungi Sistem jammer atau pengacau radar Krasukha-4 kemungkinan sekema tempur bisa berantakan.
Hal tersebut dibuktikan ketika Amerika memuntahkan rudal tomahawk di Suriah.
Sebagian besar rudal tomahawk Amerika tidak mengenai sasaran.
Krashukha-4 dapat mengacaukan radar pespur, AEW&C, rudal, drone dan bahkan satelit yang mengorbit dengan ketinggian rendah.
Setahu aku kalau tdak salah andil teknisi iran yang di suriah…juga besar . Terutama dalam menghack rudal tomahawk hingga masuk kelaut dan jatuh ketempat yang tak semestiya
kenapa tidak pswt cn235 dipasang rotodome? kalau masih bermasalah karena aerrodynamis wkt mendarat atau terbang. tapi ada solusi kok, yaitu tiang rotodome bergerak2 mengikuti angin dan sirip kendali di sayap pesawat. jadi lbh aman dan nyaman.. maksudnya rotodome bisa bergerak2 miring atas bawah sesuai naik atau turun pesawat..
Sebelum memilikinya Satelit Militer kita harus sudah ready, dan semua management system dari pespur, kaprang dan pasukan darat harus terkoneksi antar semua matra, meskipun pada dasarnya AEW&C lebih dikhususkan untuk diudara.
Pada saat ini TNI AU hanya memiliki Boeing 737 Maritime Patrol Surveillance.
Menurut pendapat saya pribadi kemungkinan TNI AU akan mengadopsi CN-295 untuk AEW&C kita.
Gile indihe.. Super mrtt ini namanya