Ataka-Shorokh – Sistem Anti Drone dengan Basis Akustik
|Lantaran teknologi drone berkembang pesat, maka teknologi anti drone juga harus sigap untuk mengimbangi. Seperti belum lama, dari Rusia diwartakan Ruselectronics (bagian dari Rostec State Corporation) merilis bahwa pihaknya telah merampungkan uji coba pabrik pada perangkat yang disebut Ataka-Shorokh.
Baca juga: Israel Sukses Uji Senjata Laser Anti Drone dalam Berbagai Skenario
Dikutip dari airrecognition.com (26/10/2021), Ataka-Shorokh adalah detektor akustik, yang artinya perangkat pendeteksi keberadaan drone lewat pancaran suara. “Sistem ini telah sepenuhnya menyelesaikan uji coba penerimaan pabrik yang mengonfirmasi fungsi kerjanya, termasuk dalam kondisi cuaca buruk sekalipun,” kata Rostec.
Konsol Ataka-Shorokh dilengkapi dengan mikrofon sensitif dan fitur perangkat lunak untuk menganalisis lingkungan dan mendeteksi drone yang mendekat. Menurut Rostec, perangkat itu diuji secara terpisah dan sebagai bagian dari sistem kontra drone Ataka-DBS dan Ataka-Trophy. Ketika terintegrasi dengan Ataka-DBS, Ataka-Shorokh secara akustik dapat mendeteksi drone pada jarak antara 150 dan 500 meter.
Selain mengidentifikasi adanya drone yang mengintai, sistem utama Ataka-Shorokh kemudian dapat mengganggu datalink navigasi satelit drone. Sebagai bagian dari jaringan keamanan multilayer, perangkat dapat memberi isyarat kamera untuk fokus pada sumber kebisingan.
Baca juga: Drone Zoro DZ-02 Pro – Tactical Anti Drone Jammer Gun Berdesain Kompak dari Cina
Sistem counter-UAV yang dipasang di tiang Ataka-DBS mendeteksi UAV dan menekan saluran kontrol, tautan data, dan navigasinya pada jarak hingga 1.500 meter. Ini memiliki struktur modular dan dapat mengintegrasikan modul jamming tambahan. (Gilang Perdana)
@Maho: mereka jelas memikirkan tersebut makanya itu masih tahap uji coba. Uji coba walopun sukses akan dilihat apakah applicable dalam kondisi real. Bisa saja karena jangkauan deteksi yg masih dibawah 2 km makanya produk ini akan dibatalkan, kenapa karena UAV udah bisa ngeluncurin rudal dari jarak puluhan km, percuma pake pendeteksi pasif.
Random: wajib dijawab gak ya??? Hhhhhhhhhh
Rusia masih impor mesin UAV dari luar.
@IRS: sensor pasif bisa mengenali suara kawan dan lawan hanya jika mereka mempunyai database rekaman suara tersebut. Berbeda dengan pada sensor pasif sonar yg ditujukan untuk mendeteksi gerakan baling-baling kasel musuh. Suara yg dihasilkan oleh baling-baling tiap kasel memiliki suara yg khas yg bisa dibedakan asal negara dari kasel tersebut karena pengembangan teknologi kasel hanya dikuasai oleh pihak tertentu saja. Disisi lain polusi suara didalam laut tidak sekuat didarat.
Didarat, jenis polusi suara sangat banyak. Sensor yg sangat sensitif akan semakin mudah dimanipulasi mengingat cepat rambat gelombang di udara lebih tinggi daripada di air, menyebabkan suatu ledakan pengecoh atau suara ultrasonik akan sangat menggangu sensor pasif device anti UAV Rusia tsb. Bahkan jika tak ada pengecoh, bagaimana cara Rusia membedakan itu suara baling-baling UAV musuh atau punya Rusia kalo mesin UAV aja Rusia masih
Keunggulan pakai akustik adalah sifatnya sebagai sensor pasif. Akurasi tidak akan sebagus radar, apalagi laser. Tetapi sebagai early warning malah bisa lebih bagus dari kedua sistem tersebut. Sistem jammer pasti pakai wide area, jadi drone milik kita di dekat drone musuh juga bakal terpengaruh.
Untuk membedakan sumber suara, sebenarnya gampang. Sama seperti kita bisa membedakan suara Ibu, Ayah dan anak kita. Atau suara anjing dan kucing. Orang ahli bisa membedakan spesies burung dari suaranya, teknologi ini sama saja.
@Agato kamu sptnya lebih tau dan lebih pintar dari pada semua ilmuan di Russia.. pertanyaannya produk/prestasi apa yg sdh kamu hasilkan?
Ya terus masalah kek gini ga kepikiran sama mereka gitu ya Oom? Kibod weryerlokal
Masih lebih bagus pake laser gun dan radar. Pake pendeteksi akustik didarat noise nya bakal lebih gede. Bisa-bisa suara jangkrik bakal disebut ancaman. Hhhhhhhhhh