Angkatan Udara AS Tarik Secara Permanen Armada F-15 Eagle dari Kadena, Jepang Dibuat Ketar-ketir
|Ada kabar yang menarik perhatian pada aspek pertahanan di regional Asia Timur, yakni Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) dilaporkan akan menarik seluruh armada jet tempur F-15 yang berbasis Pangkalan Udara (Lanud) Kadena di Okinawa, Jepang, pada bulan depan. Lanud Kadena selama ini diketahui sebagai satu-satunya basis F-15 C/D Eagle di luar wilayah AS.
Seperti dikutip dari TheDrive.com (27/10/2022), unit permanen F-15 C/D saat ini akan digantikan dengan rotase detasemen tempur udara. Armada Eagle pertama kali mendarat di Kadena pada September 1979, dan secara terus-menerus ditempatkan di Jepang. Kabarnya penarikan armada F-15 Eagle bertujuan untuk memensiunkan dua skadron F-15 Eagle yang menua sebagai bagian dari “program modernisasi” yang lebih besar.
Juru bicara Angkatan Udara Ann Stefanek mengkonfirmasi bahwa “sebagai bagian dari rencana modernisasinya, Angkatan Udara AS memensiunkan armada pesawat F-15 C/D yang sudah tua yang telah beroperasi selama lebih dari 30 tahun. Mulai 1 November 2022, kami akan memulai penarikan bertahap pesawat F-15 C/D yang dikerahkan di Pangkalan Udara Kadena selama dua tahun ke depan.” Saat ini, di Lanud Kadena ada dua skadron F-15 C/D, terdiri dari 44th Fighter Squadron (FS) “Vampires” dan 67th FS “Fighting Cocks”, dengan total pesawat sekitar 48 unit.
Keputusan penarikan tersebut diduga terkait dengan proposal untuk mengurangi rencana akuisisi jet tempur F-15EX Eagle II dari setidaknya 144 menjadi sekitar 80 unit. Meski begitu, Jenderal Kenneth Wilsbach, komandan Angkatan Udara Pasifik, telah menunjuk Kadena sebagai pilihan utama untuk penempatan F-15EX (F-15 Eagle II). Menurut Wilsbach, dua skadron F-15 C/D yang saat ini akan dipindahkan dari Kadena, kemungkinan akan digantikan dengan Eagle II.
Sementara itu, Pemerintah Jepang menyatakan keprihatinan atas keputusan AU AS, karena AU AS tidak berencana untuk menggantikan mereka (F-15 C/D) dengan kehadiran permanen dalam waktu dekat.
Meski belum menempatkan detasemen tempur permanen sebagai pengganti F-15 C/D di Kadena, postur kekuatan AU AS di Kadena akan tetap dipertahankan dalam kondisi penuh. Sebagai buktinya akan dikerahkan detasemen sementara pesawat tempur lain, yang mencakup jet tempur stealth F-22 Raptor dan/atau F-35 Lightning II.
Departemen Pertahanan terus mempertahankan kehadiran kondisi siap tempur di Kadena dengan secara bergilir mengerahkan pesawat generasi ke-4 dan ke-5 yang lebih baru dan lebih maju untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan F-15 saat mereka pensiun.
Meski belum dapat dikonformasi, F-22 sangat cocok untuk misi di Kadena, telah diusulkan sebagai kandidat yang mungkin untuk rotasi pada enam bulan pertama. Pesawat-pesawat itu kemungkinan akan datang dari Pangkalan Angkatan Udara Elmendorf di Alaska, yang juga di bawah Angkatan Udara Pasifik. Namun, keunggulan Raptor juga perlu dipertimbangkan dengan kenyataan armadanya yang kecil dengan ketersediaan yang umumnya terbatas — paling tidak untuk penggelaran di teater lain.
Di tengah ketegangan yang meningkat dengan Rusia atas Ukraina, arrmada F-22 di Alaska saat ini ditempatkan sementara di Polandia. Selain itu, hanya sekitar setengah dari F-22 yang biasanya mampu melakukan misi penuh pada saat tertentu. Ini diperparah karena saat ini hanya sekitar 125 unit F-22 Raptor yang beroperasi.
Mantan perwira Pentagon Christopher Johnstone, yang sekarang bekerja untuk CSIS dan berfokus pada Jepang, mengatakan pemindahan atau pemarikan F-15 terjadi pada waktu yang salah. Ketika perhatian terfokus pada Taiwan, “Itu mengirimkan sinyal yang mengkhawatirkan ke Tokyo tentang komitmen AS,” katanya.
Baca juga: Untuk Pertama Kali, F-15EX Lakukan Uji Tembak Rudal, Menggunakan AIM-120D AMRAAM
Secara terpisah, pulau utama Honshu adalah rumah bagi Pangkalan Udara Misawa, yang juga menampung dua skadron F-16 dari Angkatan Udara AS. Tetapi sekali lagi, F-15 memberi AS kemampuan superioritas udara jarak jauh yang lebih baik yang tidak dapat ditawarkan oleh F-16. Kemampuan ini sangat penting karena pesawat militer Cina menjadi lebih aktif di daerah sekitar Taiwan dan terbang lebih jauh di atas Laut Cina Selatan dan Laut Cina Timur. (Gilang Perdana)
Jepang mewek???? Gak masuk akal. Mana sifat samurai nya?????