Angkatan Laut Malaysia Resmikan Beroperasinya Skadron Drone ScanEagle
|
Setelah menerima batch pertama yang terdiri dari enam unit drone intai ScanEagle pada Februari 2020, maka baru satu tahun kemudian, yakni persisnya pada 4 Maret 2021, Angkatan Laut Kerajaan Malaysia (TLDM) secara resmi mengukuhkan berdirinya kesatuan yang menaungi armada drone buatan Boeing Insitu tersebut.
Baca juga: Hibah dari AS, Malaysia Telah Terima Gelombang Pertama Drone Intai ScanEagle
Dikutip dari Janes.com (9/3/2021), kesatuan drone ScanEagle diberi label Skadron 601, yang pada 4 Maret lalu diresmikan oleh Panglima Laksamana Mohd Reza Bin Mohd Sany di Pangkalan Angkatan Laut Kota Kinabalu di Sepanngar, Malaysia Timur.
Malaysia total akan mendapatkan 12 unit drone ScanEagle yang berasal dari hibah Amerika Serikat di bawah program Maritime Security Initiative (MSI). Program MSI pertama kali diungkapkan oleh sekretaris pertahanan AS Ashton Carter pada 2015 di Singapura. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pengawasan maritim mitra Washington di kawasan Asia Tenggara.

Selain telah menerima enam unit drone ScanEagle, Skadron 601 juga telah menerima pengiriman dua peluncur pneumatik, dua unit SkyHook UAV retrieval system, dan dua unit Ground Control Station. Secara kolektif, peralatan yang diterima sejauh ini bernilai sekitar MYR180 juta (atau setara US$44 juta). Rencananya, sisa enam drone ScanEagle akan diterima Malaysia pada awal 2022.
Selain Malaysia, Filipina juga sudah lebih dulu menerima batch pertama ScanEagle, yaitu enam unit telah diterima pada 13 Maret 2018 di di Lanud Villamor, Pasay. Nilai pengadaan enam unit ScanEagle berikut sensor, suku cadang dan perangkat pendukungnya ditaksir mencapai US$13,2 juta.
Sesuai kebutuhan, ScanEagle akan difungsikan untuk misi kontra terorisme, intai maritim terbatas, operasi keamanan sampai mendukung tugas SAR (Search and Rescue). Namun perannya dipastikan akan lebih banyak di wilayah Mindanau Selatan. Dan sebagai unit pengguna adalah 300th Air Intelligence and Security Wing.
Negara di Asia Tenggara yang masuk dalam program MSI, mencakup Malaysia, Filipina, Indonesia dan Vietnam. Sejauh ini belum ada kabar resmi diterimanya batch pertama ScanEagle untuk Indonesia dan Vietnam.
Indonesia direncakan akan mendapatkan 14 unit ScanEagle. Nantinya Indoensia hanya akan mengeluarkan dana sekitar Rp10 miliar untuk mengintegrasikan dan memastikan keamanan data dari peralatan ini dengan alutsista lainnya. Dalam proyek integrasi tersebut, PT LEN Industri yang akan bertugas untuk melakukan integrasi sistem pada drone.
Baca juga: TNI AL Buka Tender Pembangunan Hanggar Drone Intai ScanEagle
Beragam persiapan telah dilakukan TNI AL untuk menerima kedatangan ScanEagle, seperti pembentukan Skadron 700 di Lanudal Juanda, Surabaya, dan pembukaan tender pembangunan hanggar ScanEagle yang telah dikabarkan sejak pertengahan 2020. (Bayu Pamungkas)
Bung Admin kalau yang untuk Indonesia kapan tibanya?
https://www.indomiliter.com/diintegrasikan-oleh-pt-len-tni-al-akan-terima-14-unit-drone-intai-maritim-scaneagle/ udah thun lalu Indonesia terimanya
Tahun lalu belum tiba, tahun lalu itu baru persetujuan dari DPR serta keterlibatan BUMN terkait (PT Len)
Official belum tiba, tapi ‘konon’ sudah ada yang tiba beberapa, tinggal tunggu seremoninya… semoga saja lancar
Kemarin saya lihat ada beritanya bahwa pasukan TNI AL yang nantinya akan mengoperasikan scan eagle sedang melakukan pelatihan pengoperasian UAV scan eagle di Amerika serikat, mungkin tak lama lagi UAV scan eagle akan tiba di Indonesia karena pembangunan skuadron untuk scan eagle sudah dimulai dan pasukan TNI AL sedang berlatih mengoperasikan scan eagle di Amerika serikat.
Itu drone belinya pake ToT gak min?
Keknya mudah kalok sekedar drone untuk di copy paste
Namanya barang hibah jangan berharap ada TOT.