Update Drone KamikazeKlik di Atas

Angkatan Darat AS Batalkan Program Helikopter Intai FARA dengan Lanjutkan FLRAA

Relokasi anggaran pertahanan rupanya tak hanya dialami oleh Indonesia, sekelas Negeri Paman Sam nyatanya harus melakukan gebrakan besar terkait pengembangan program alutsista masa depan. Salah satunya yang belum lama mendapat sorotan adalah keputusan dari Angkatan Darat AS (US Army) untuk membatalkan program Future Attack Recon Aircraft (FARA).

Baca juga: Sikorsky Luncurkan Raider X – Prototipe Helikopter ‘Scout’ Generasi Mendatang US Army

Angkatan Darat AS mengatakan pihaknya membatalkan program FARA yang selama ini berpusat pada pengadaan helikopter pengintai bersenjata berkecepatan tinggi generasi baru. Ini adalah bagian dari restrukturisasi besar yang direncanakan Angkatan Darat untuk armada helikopter dan pesawat berawak dan tidak berawak di masa depan.

Raider X dari Sikorsky dan 360 Invictus dari Bell, adalah desain helikopter yang telah bersaing dalam program FARA sejak tahun 2020. Angkatan Darat AS pertama kali mengumumkan program FARA pada tahun 2018. FARA mencitrakan kebutuhan US Army untuk menggantikan peran AH-64 Apache yang telah ditugaskan ke unit tertentu setelah pensiunnya helikopter pengintai OH-58D Kiowa Warrior. Penugasan Apache dalam peran ini, pada gilirannya menjadi upaya gagal selama bertahun-tahun untuk mendapatkan pengganti langsung OH-58D.

Seperti dikutip The WarZone, pembatalan FARA adalah bagian lain dari rencana Dinas Penerbangan Angkatan Darat AS yang akan berhenti meng-upgrade UH-60 Black Hawk lama ke konfigurasi V, yang mana Angkatan Darat AS akan membeli lebih banyak UH-60M produksi baru.

US Army juga akan mendorong untuk memulai pembelian helikopter angkut berat CH-47F Chinook Blok II yang lebih baik. Kedua keputusan ini sebagian besar didorong oleh keinginan untuk memastikan basis industri terkait untuk seri UH-60 dan CH-47.

Pengiriman UH-60M pesanan militer Taiwan.

Pembatalan FARA juga akan menyeimbangkan kembali investasi dalam alokasi anggaran Penerbangan Angkatan Darat AS. US Army mengatakan akan menunda produksi mesin turboshaft General Electric T901 yang dikembangkan di bawah Improved Turbine Engine Program (ITEP), yang selama ini sangat terkait dengan FARA, sebagai bagian dari rencana ini. Fokus saat ini adalah mengintegrasikan mesin GE T901 ke helikopter serang AH-64 Apache dan helikopter angkut UH-60 Black Hawk yang sudah ada.

Padahal baru pada Oktober 2023, Sikorsky (bagian dari Lockheed Martin) meluncurkan prototipe Raider X, ini merupakan helikopter intai ringan yang mampu melakukan serangan, Sikorsky mengatakan helikopter Raider X akan memberikan kemampuan intelijen penting dan menjaga pasukan tetap terhubung melalui secure mesh network saat helikopter terbang rendah dan tersembunyi di bawah garis pohon.

Raider X dibuat khusus dengan Modular Open Systems Approach (MOSA) untuk Angkatan Darat AS guna memberikan kemampuan lompatan ke depan dan memungkinkan peningkatan yang cepat. Kemampuan beradaptasinya adalah titik awal inovasi selama beberapa dekade.

Meski program FARA dibatalkan, namun Angkatan Darat AS tetap berkomitmen untuk melanjutkan program Future Long Range Assault Aircraft (FLRAA). Program FLRAA telah memilih Bell V-280 Valor sebagai pemenang desain pesawat tiltrotor generasi (vertical lift aircraft) terbaru yang nantinya akan menggantikan helikopter UH-60 Black Hawk.

Bell Textron selaku manufakur Bell V-280 Valor akan menerima kontrak senilai US$232 juta, yang merupakan angsuran pertama dari kesepakatan senilai total US$7,1 miliar untuk pengembangan dan batch awal pengganti armada Black Hawk dalam program FLRAA. (Bayu Pamungkas)

Angkatan Darat AS Pilih Bell V-280 Valor Sebagai Pengganti Helikopter UH-60 Black Hawk

One Comment