AL Jerman Kembali Borong Rudal Anti Kapal Saab RBS-15

RBS-15 MK3 meluncur dengan booster.

Kilas balik ke tahun 2014, nama rudal anti kapal ini pernah disebut-sebut berpotensi untuk diakuisisi TNI AL, lantaran di Agustus 2014, TNI AL telah memesan empat unit KCR (Kapal Cepat Rudal) Klewang Class dari PT. Lundin Industry Invest (North Sea Boats). Kala itu, Combat Management System (CMS) Klewang Class akan dipasok oleh Saab, maka tercantum bahwa pasangan rudal anti kapalnya adalah RBS-15 MK3.

Baca juga: RBS-15 MK3 – Rudal Anti Kapal Untuk KCR Klewang Class TNI AL

Sayang, belakangan tak terdengar lagi kelanjutan program Klewang Class, terlebih saat diputuskan desain sistem dan persenjataan untuk KCR Klewang justru mengadopsi CMS dan rudal anti kapal C-705 dari Cina. Meski begitu, debut RBS-15 rupanya tak ikutan redup. Sebagi buktinya pada tahun 2018, Saab merilis RBS-15 MK4 “Gungnir” di ajang Farnborough Airshow 2018.

Dan belum lama berselang, ada kabar baru tentang sosok rudal anti kapal ini, persisnya Saab pada 11 September 2020, mengumumkan bahwa berhasil meraih order tambahan RBS-15 untuk AL Jerman, sebagai informasi, Jerman telah menggunakan RBS-15 sejak tahun 2005 di korvet K130.

Rudal RBS-15 yang mampu digotong Typhoon.

Pada paket pengadaan terbaru ini, jumlah rudal yang diakuisisi mencapai 160 unit dengan nilai kontrak US$194,3 juta dan rudal akan dikirimkan para periode 2022-2026. Saab tak sendiri dalam proyek ini, pasalnya RBS-15 aslinya merupakan hasil kongsi bersama antara Saab Bofors Dynamic, Swedia dengan Diehl BGT Defence, Jerman.

Dari kategori, RBS-15 adalah rudal multi platform, artinya dapat diluncurkan dari kendaraan di darat (truk), aneka jenis kapal perang, dan pesawat tempur. Meski varian perdananya lebih muda dari MM38 Exocet, namun RBS-15 MK1 sudah mulai digunakan AL Swedia pada tahun 1984. Dari spesifikasi, RBS-15 MK3 masuk kelas rudal jelajah yang pola operasinya fire and forget.

Sebagai rudal anti kapal berkemampuan jelajah, RBS-15 MK3 bisa bekerja dengan pola beyond the horizon operation, pasalnya jangkauan rudal ini bisa tembus diatas 200 Km. Untuk melibas sasaran di balik cakralawa, RBS-15 MK3 dapat bermanuver diantara beberapa pulau, hal ini berkat sokongan teknologi navigasi 3D multiple waypoint. Dengan multiple waypoint, menjadikan arah dan alur gerakan rudal lebih sulit terdeteksi oleh lawan.

Untuk meluncur ke sasaran, RBS-15 mengandalkan seeker berupa high resolution active radar Ku band dan radar altimeter, sementara untuk setup navigasi menggunakan kombinasi GPS (Global Positioning System) dan INS (Inertial Navigation System).

Proses loading peluncur RBS-15 MK3.

Baca juga: Saab Rilis Rudal Anti Kapal Terbaru, RBS-15 MK4 “Gungnir”

Saat memburu sasaran, RBS-15 MK3 mengusung kecepatan high subsonic Mach 0.9. Untuk urusan bobot, RBS-15 MK3 terbilang bongsor dengan panjang 4,35 meter, dan berat rudal saat mengudara yakni 630 Kg, sementara berat jika dihitung dengan booster mencapai 800 Kg. (Gilang Perdana)

11 Comments