Saab Rilis Rudal Anti Kapal Terbaru, RBS-15 MK4 “Gungnir”
|Sekitar empat tahun silam, nama rudal anti kapal RBS-15 MK3 lumayan santer diberitakan di media nasional, lantaran rudal jelajah dari Swedia turut ditawarkan oleh Saab dalam paket integrasi sistem dan persenjataan untuk KCR (Kapal Cepat Rudal) Klewang Class yang digarap oleh PT. Lundin Industry Invest (North Sea Boats). Bahkan sosok RBS-15 MK3 dalam wujud dummy pun pernah dibawa oleh tim Eurofighter Typhoon ke fasilitas hanggar PT Dirgantara Indonesia (PT DI) di Bandung.
Baca juga: RBS-15 MK3 – Rudal Anti Kapal Untuk KCR Klewang Class TNI AL
Namun nama RBS-15 yang telah digunakan oleh 7 negara mulai redup dalam penawarannya di Indonesia, tatkala desain sistem dan persenjataan untuk KCR Klewang yang akan dibangun kembali justru mengadopsi CMS (Combat Management System) dan rudal anti kapal C-705 dari Cina.
Nah, seolah menyegarkan ingatan, Saab pada 16 Juli kemarin di ajang Farnborough Airshow 2018, secara resmi memperkenalkan ke publik varian terbaru dari keluarga RBS-15, manyandang code name RBS-15 MK4, rudal jelajah dengan kecepatan high subsonic ini menyandang label RBS-15 “Gungnir.”
“RBS15 Gungnir dapat diluncurkan dari platform udara dan permukaan dan mempunyai konfigurasi yang memberikan kapabilitas yang lebih baik dari sistem rudal lainnya. Dengan jarak tempuh yang mencapai lebih dari 300 km serta dilengkapi dengan target seeker yang paling mutakhir, rudal ini mampu mengejar jenis target apapun di segala kondisi cuaca,” sebut Görgen Johansson, Senior Vice President dan head of Saab business area Dynamics dalam siaran pers.
Pengembangan dan produksi dari RBS-15 Gungnir dikontrak pada buan Maret 2017oleh Swedish Defence Material Administration (FMV). Kontrak yang dikukuhkan pada bulan Maret itu bernilai SEK 3.2 milyar dengan pengiriman yang dijadwalkan dari 2017-2026. Program penambahan rudal juga dikontrak dengan FMV senilai SEK 500 juta pada April 2017 dan jadwal pengiriman dari 2017 sampai pertangahan 2020.
Untuk kecepatan luncur dan bobot in flight (630 – 650 kg), antara RBS-15 MK3 dan Gungnir tak berbeda jauh. Namun, RBS-15 Gungnir punya jarak jelajah yang lebih jauh, yakni 300 km. Sementara RBS-15 MK3 ada di kisaran 200 km. Dengan target seeker active radar di frekuensi I-band, rudal dengan panjang 4,35 meter ini dapat membawa hulu ledak seberat 200 kg.
Dapur pacu rudal ini ditenagai mesin TR60-5 variable thrust turbo jet buatan Microturbo (Turbomeca). Karena menggunakan mesin jet, maka sudah keharusan bila rudal ini dilengkapi fuselage dengan diameter lubang 0,5 meter. Dalam skema operasi, saat pertama lepas dari peluncur, rudal akan dibantu oleh dua booster motor. Saat keluar dari tabung peluncur, sirip rudal dalam keadaan terlipat, sesaat setelah mengudara wingspan akan mengembang dengan lebar 1,4 meter.
Baca juga: Jepang Rilis Konsep Multipurpose Trimaran, Ingatkan Kita Pada Sosok KRI Klewang 625
Nama Gungnir diambil dari mitos Skandinavia yang adalah tombak dewa Nordik, Odin yang selalu tepat sasaran. RNS15 Gungnir adalah nama level sistemnya, untuk varian yang diluncurkan dari udara dinamakan RBS15 Mk4 Air.
Varian rudal RBS15 dibuat Saab bersama dengan Diehl Defence GmBH & Co. KG dan sudah digunakan oleh angkatan laut, beterai pantai dan angkatan udara dari Swedia, Finlandia, Jerman, Polandia, Kroasia, Thailand dan satu negara yang masih dirahasiakan identitasnya. (Haryo Adjie)
seandainya ni rudal d pasang d KCR60 mantep kyak ny..😊
@Cepak
Swedia bukan anggota Nato bang
Cepak ngawur ah, emangnya Swedia anggota NATO yaa? coba cek lagi. Kalo soal NATO2an, lah itu Exocet MM40 yang dipake TNI AL malah buatan Perancis yang justru anggota NATO.
Alasanx Di Pilihx C-705 Krna Faktor Sbg berikut : Bebas Embargo, Dpt Lisensi & Offset Seeker Guide & Murah, Sedangkan RBS-15 Mk3 Krn HAM , Di Dikte NATO & US Krna Keluh Kesah FPDA, Tdk Ada Lisensi & Offser Seeker Guide dan Mahaaal
tpi akhirnya gagal total ToTnya 🙁
Tuh khan si Cepak diprotes banyak orang, situ ngawur sih.
Itu rudal murah apa murahan ya?