AL Cina Kirim Tiga Unit Kapal ‘Salvage’ untuk Angkat Badan KRI Nanggala 402
|
Kabar dukungan Cina untuk membantu pengangkatan kapal selam KRI Nanggala 402 yang berada di kedalaman 838 meter, seolah mengejutkan warganet, maklum, di antara banyak negara yang terlibat atau berkomitmen dalam misi SAR kapal selam Type 209 tersebut, tidak pernah tersebut nama Cina. Namun, Kadispenal Laksma TNI Julius Widjojono dalam siaran pers menyebut, bahwa Angkatan Laut China (People Liberation Army Navy/PLA Navy) akan datang membantu angkat kapal selam KRI Nanggala 402.
Baca juga: Type 926 (Dalao Class) – Inilah Kapal Tender/Penyelamat Armada Kapal Selam Cina
Tidak tanggung-tanggung, dalam misi pengangkatan badan kapal selam seberat 1.300 ton tersebut, AL Cina akan mengerahkan tiga unit kapalnya ke Perairan Utara Bali. “Bantuan ini berawal tawaran Duta Besar Cina untuk Indonesia kepada Menteri Pertahanan RI berkaitan bantuan kemanusiaan pihak Cina dalam penanganan KRI Nanggala 402 berupa kapal salvage,” tulis Kadispenal Laksma TNI Julius Widjojono.
Kapal yang akan dikerahkan pemerintah Cina berupa tiga kapal salvage untuk mengangkat KRI Nanggala 402. Ketiga armada itu adalah Kapal Ocean Salvage and Rescue Yongxingdao 863, Ocean Tug Nantuo 185 dan Scientific Salvage Tan Suo 2. “Tawaran bantuan kemanusiaan ini disambut dengan senang hati pemerintah Indonesia,” ungkap Julius.

Ia menambahkan, ketiga kapal itu diperkirakan tiba di Perairan Bali pada awal Mei 2021 ini. Lebih jauh dipaparkan, spesifikasi ketiga kapal salvage tersebut, mulai Ocean Salvage and Rescue Yongxingdao 863 memiliki panjang 156 meter, lebar 21 meter dan tinggi 7,5 meter. Kapal ini memiliki robot, sonar, side scane sereta boat rescue. Kemudian kapal Ocean Tug Nantuo 185 memiliki panjang 119 meter, lebar 16 meter dan tinggi 6,5 meter.
Sementara itu, Scientific Salvage Tan Suo 2 memiliki panjang 87,2 meter, lebar 18 meter dan tinggi tujuh meter. Ketiga kapal dengan kemampuan salvage ini berkemampuan untuk mendukung misi pengangkatan badan kapal dari kedalaman 4.500 meter.
Selain bantuan dari pemerintah Cina, TNI AL yang berencana mengangkat badan KRI Nanggala-402 beserta para awak yang gugur bekerja sama dengan SKK Migas dengan mengoperasikan kapal Timas 1201. Kapal ini memiliki panjang 162,3 meter, lebar 37,8 meter dan tinggi 16,1 meter. Ciri khas Timas 1201, kapal ini punya kapasitas crane 1.200 MT. (Gilang Perdana)
Bagi mereka (barat atau timur/kapitalis atau komunis) tidak ada makan siang gratis, mereka ngga percaya jika beramal baik dapat pahala,
Jgn selalu beranggapan negatif dgn China. Nyatanya memang mereka yg selalu mendukung negara kita.
Ga tanggung” langsung 3 kapal dong
Bukannya sudah ada kapal SKK migas? Jadi buat apa lagi menerima bantuan china?
Vaksin covid baru cinovac yg jor2an memasok, pfizer – moderna- sputnik NOL BESAR! drone kombatan baru china kasih jual, aneka rudal murah bagus tanpa embel2 ham jauh lbh mudah beli dari china drpd yg lain. Rasanya kl kita mau ambil pespurpun merka ga akan keberatan.
Dan kita terus menerus menatap mereka dgn pandangan curiga, memaki dgn hujatan racist.
Bukti sejarah menunjukan antek2 zionistlah yg mengeruk tambang, menguras minyak dan emas dari perut bumi kita. Bukan china!
Propaganda anti china adalah ketakutan kulit putih bahwa jika China dan Indonesia bersekutu maka lahan jarahan mereka di timur jauh akan menguap begitu saja.
Mirip2 diplomasi perangkap hutang.. membuat negara yg ditolong sungkan utk melawan kemauan si penolong nantinya.
yg nolong kita india, singapura, malaysia, australia, amerika, china, cb sebutkan yg lain. apakah negara2 yg lain ini jg sama dng yg anda katakan.
Untuk urusan mengangkat badan kapal selam Cina seperti halnya Amerika memiliki pengalaman.
J10 series boleh nih, 40 unit aja di bagian paling timur negeri kita.
gqya gayaan,rafale yang murah aja engak kebeli mau yang engak dijual😏
HATI HATI DENGAN CINA MAKSUD HATI MENOLONG TAPI DI BELAKANGNYA ADA NIATAN “MISI LAIN”
Klu kata di bu connie waktu di wawancarai “Indonesia yg bkn negara normal hrs pintar2 berdiplomasi jika ingin tetap dgn kebijakan non blok dan tdk masuk ke dalam aliansi mana pun. Menurutnya utk Indonesia barat lbh baik diplomasi di kedepankan dgn cina sedangkan timur dgn negara barat.”