AH-64E Apache Guardian Sukses Kolaborasi Serangan Udara dengan Dua Drone

Boeing telah mengungkapkan bahwa varian upgrade terbaru (versi 6) AH-64E Apache Guardian nantinya akan dilengkapi kemampuan Manned-Unmanned Teaming-Extended (MUMT-X), yaitu operasi AH-64E dengan jangkauan lebih luas berkat kolaborasi dengan drone. Baru didengungkan pada pertengahan tahun lalu, belum lama ini sudah ada kabar bahwa uji coba MUMT-X telah berhasil dijalankan AH-64E Apache Guardian dengan drone jenis MQ-1C Gray Eagle dan RQ-7BV2 Shadow Block 3.

Baca juga: Puspenerbad Lakukan Penggantian Perangkat M-TADS di Helikopter Serang AH-64E Apache Guardian

Mengutip dari FlightGlobal.com (4/2/2021), disebutkan uji coba tersebut telah berlangsung di Dugway Proving Ground, Utah pada akhir Oktober 2020. Uji coba ini terbilang spektakuler, lantaran melibatkan tiga vendor yang berbeda, Boeing sebagai podusen helikopter Apache, sementara MQ-1C Gray Eagle adalah produksi General Atomics Aeronautical Systems dan RQ-7BV2 Block 3 buatan Textron Systems.

Konkritnya, ketiga wahana berawak dan tanpa awak ini sukses dalam melakukan misi serangan udara ke permukaan dengan rudal udara ke permukaan. Dalam operasinya, pilot Apache mengabil kendali atas payload sensor pada drone RQ-7, dimana RQ-7 yang berada jauh di depan melakukan pengintaian dan identifikasi sasaran.

Sementara MQ-1C Gray Eagle bertindak sebagai eksekutor dengan meluncurkan rudal AGM-114 Hellfire yang dipandu laser. Informasi menyebut, uji coba peluncuran rudal hasil kolaborasi ini dilakukan dari ketinggian 15.000 kaki atau 4.572 meter. Kabarnya, uji coba penembakan tidak dilakukan hanya sekali, trio maut ini juga mencoba praktek peluncuran Small Glide Munition.

Sebagai catatan, Angkatan Darat AS telah melakukan kolabiorasi Manned-Unmanned Teaming selama bertahun-tahun, yaitu antara AH-64 dan MQ-1C, tetapi sebelumnya tidak menggunakan drone ketiga. Sejak helikopter pengintai Bell OH-58D Kiowa Warrior dipensiunkan pada tahun 2017, Apache dan Gray Eagle telah menangani misi pengintaian dan serangan di berbagai operasi.

Uji kerja sama tanpa awak tiga arah dimaksudkan untuk mendemonstrasikan kemampuan Joint All-Domain Command & Control versi Angkatan Darat AS. Ini adalah konsep Pentagon yang bertujuan untuk menghubungkan tentara, tank, artileri, drone, satelit, pesawat bersayap tetap, dan helikopter satu sama lain, sehingga siapa pun dapat menembak ke sasaran setelah terlihat oleh perangkat lain di jaringan.

Dalam konteksi kolaborasi antara AH-64E Apache Guardian dengan MQ-1C Gray Eagle dan RQ-7BV2 Shadow, memerlukan modifikasi perangkat lunak pada radio di antara ketiga wahana, sehingga kolaborasi dapat dilakukan di gelombang yang sama. AD AS menyebut, jangkauan data link antara Apache dan Grey Eagle beroperasi pada jarak yang lebih jauh dari sebelumnya, ini memberikan kesempatan untuk pengintaian over-the-horizon. Meski jarak jangkau link tidak disebutkan, namun saat demonstrasi jarak antar wahana lebih dari berlangsung lebih dari 50 km.

Baca juga: Kalahkan AH-1Z Viper dan Geser Tiger ARH, Boeing AH-64E Apache Guardian Resmi Dipilih untuk AD Australia

Pada tahun 2020, General Atomics menggunakan MQ-1C untuk mengidentifikasi dan menghasilkan koordinat penargetan “pemancar” menggunakan sistem intelijen komunikasi L3Harris Nino dan Lynx synthetic aperture radar system. L3Harris mengatakan Nino mampu mengendus emisi hingga 135 nm (250 km). AD AS menyebut, ada beberapa sasaran yang telah ‘dipersiapkan’ dalam uji coba, mulai dari sistem hanud Pantsir S-1 sampai komando/kendali sistem radar buatan Rusia. (Bayu Pamungkas)

One Comment