A-215 Grad-M – Peluncur MLRS 122mm Serba Otomatis Andalan Kapal Perang Rusia
|Meski baru digunakan secara terbatas, MLRS (Multiple Launch Rocket System) kaliber 122 mm sudah digunakan sejak lama sebagai arsenal senjata yang dipasang di kapal perang. Dengan daya hancurnya yang besar, MLRS dengan roket 122 mm dominan digunakan sebagai senjata bantuan untuk tembakan ke arah pantai atau pesisir yang dikuasai musuh.
Selain Indonesia dan Cina yang telah menjajal platform roket MLRS 122 mm di kapal perang, Rusia rupanya sudah lebih dulu, bahkan Negeri Beruang Merah telah mengadopsi sistem yang lebih canggih.
TNI AL mengadopsi MLRS 122 mm dengan cara membawa ranpur RM70 Grad ke deck Landing Ship Tank (LST), sementara Angkatan Laut Cina mengadopsi MLRS 122 mm dengan peluncur konvensional yang dipasang di frigat FFG516 Jiujiang yang dikonversi menjadi amphibious fire support ship. Meski nampak berbeda, namun ada kesamaan antara yang diterapkan Indonesia dan Cina, yaitu sistem reload roketnya masih manual. Dengan cara manual diisi oleh awak, maka kecepatan reload tentunya lebih lama dan beresiko pada keselamatan personel.
Lain halnya dengan Angkatan Laut Rusia yang telah menggunakan A-215 Grad-M. Dari kapasitas peluncur, sejatinya sama saja antara A-215 Grad-M dan MLRS seperti yang ada di RM70 Grad Korps Marinir, yaitu terdiri 40 tabung peluncur. Hanya saja, pada A-215 Grad-M, 20 peluncur masing-masing dibagi ke konsol sisi kanan dan kiri. Sementara bagian tengah difungsikan untuk penempatan pole dan motor elektrik. Perlu diketahui, konsol dan peluncur A-215 Grad-M digerakkan secara remote dari Pusat Informasi Tempur, berbeda dengan teknik Indonesia dan Cina yang manual.
Kecanggihan A-215 Grad-M masih ada lagi, persisnya sistem senjata ini sudah mengadopsi teknik reload otomatis. Cara reloadnya mirip dengan sistem reload pada roket anti kapal selam RBU-6000 yang ada di korvet Parchim Class TNI AL. Ini artinya, ada cadangan amunisi di bawah deck yang siap dipasangkan ke peluncur secara vertikal. Dikutip dari topwar.ru, di bawah deck peluncur A-215 Grad-M, terdapat drum yang berisi delapan paket peluncuran yang masing-masing terdiri dari 20 roket. Total ada 160 roket 122 mm yang bisa di-reload.
Waktu yang dibutuhkan untuk reload pada satu peluncur adalah kurang 50 detik, dan total waktu untuk reload secara keseluruhan adalah 2 menit. Sebagai sistem senjata yang telah terintegrasi, A-215 Grad-M mengandalkan fire control systems PS-73 “Thunderstorm.”
Dengan tembakan secara salvo, interval peluncuran tiap roket hanya 0,5 detik. Dengan menggunakan 122-mm unguided rockets (NURS), jarak tembak maksimum roket mencapai 20.700 meter, sementara jarak tembak minimum 2.000 meter. Sudut elevasi laras ada di rentang -6 sampai +93 derajat, sedangkan sudut putar horisontal 164 derajat.
Merujuk ke sejarahnya, A-215 Grad-M sudah diadopsi sejak era Uni Soviet, yaitu pertama kali dipasang di LST BDK-104 Ave 1171 pada Maret 1972. Dan sampai saat ini, A-215 Grad-M masih digunakan pada kapal perang Rusia generasi terbaru, salah satunya A-215 Grad-M dipasang pada senjata di buritan pada korvet Astrakhan (Buyan Class). Bahkan, dua pucuk A-215 Grad-M dipasang pada kapal serbu amfibi berukuran besar, Ivan Gren Class. (Bayu Pamungkas)
Kita itu mengisi amunisinya kita itu bukan manual kita itu padat karya..
indonesia idealnya juga punya sistem semacam ini untuk dipasang di LST/LPD mengingat wilayah pantai yang sangat luas maka penambahan senjata penggebuk yang lebih paten (bukan lewat kendaraan tersendiri) bisa jadi diperlukan, lagipula proyektil roket sudah dapat diproduksi mandiri jadi hanya tinggal masalah sistem peluncurnya saja yang perlu dikembangkan
setelah baca artikel ini, muncul dibawah artikel tentang “Ivan Gren Class – andalan Russia di lini kapal serbu amfibi, yang digunakan sekaligus menunggu Priboy class, kira” Priboy Class udh selesai belum, min? diproduksi nya…
Nah seperti inilah idealnya 👍