RM70 Grad Korps Marinir Kembali Jadi Senjata Penggebuk dari Tengah Laut, Kini dari Deck LST Buatan Jepang
Mengulang yang telah dilakukan pada tahun 2017, Resimen Artileri Korps Marinir TNI AL diwartakan akan melakukan uji tembak MLRS (Multiple Launch Rocket System) RM70 Grad yang ditempatkan di atas deck kapal perang. Menjadikan alutsista dari Batalyon Roket Marinir berubah peran sebagai senjata penggebuk dari tengah laut.
Baca juga: RM70 Grad Korps Marinir Kini Jadi Senjata Penggebuk dari Tengah Laut
Bila pada tahun 2017, satu unit RM70 Grad ditempatkan pada Landing Ship Tank (LST) KRI Teluk Sampit 515, maka pada rencana kegiatan kali ini RM70 Grad ditempatkan pada LST KRI Teluk Amboina 503.
Diktuip dari siaran pers Dispen Korps Marinir, dalam rangka mendukung Latihan Menembak Senjata Khusus TNI Angkatan Laut 2024 yang akan dilaksanakan pada hari Selasa, 10 Desember 2024, Batalyon Roket 2 Marinir melakukan embarkasi material kendaraan tempur RM70 Grad ke LST KRI Teluk Amboina 503 di PT PAL Dermaga Ujung, Surabaya. Jumat (7/12/2024).
Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Komandan Batalyon Roket 2 Marinir Letnan Kolonel Marinir Daniel Iwan Setiawan. Proses embarkasi merupakan bagian dari persiapan intensif yang dilakukan Batalyon Roket 2 Marinir dalam mendukung operasi dan latihan tempur di wilayah perairan Indonesia.
Dengan diikat tali baja di segala penjuru kendaraan. RM70 Grad yang biasanya ditembakkan di darat, kini berubah peran menjadi senjata yang ditembakkan ke darat dari atas kapal perang, khususnya dalam mendukung pra pendaratan amfibi.
Dari aspek teknis, waktu untuk melakukan satu kali rangkaian penembakan (salvo) sekitar 18 sampai 22 detik, dengan tempo jeda antar roket 0,5 detik. Saat dipakai untuk menghajar target dengan jarak maksimum 20,75 km, butuh waktu 77 detik untuk menghabiskan 40 roket tanpa henti.
Tiap roket RM70 dapat mengubah status operasionalnya dari kondisi lintas di jalan raya ke posisi siap tembak dalam tempo 2,5 menit. Sementara proses kebalikannya sedikit lebih lama, yakni 3 menit.
Jarak jangkau roket RM70 Grad kaliber 122 mm mencapai 20,75 km. Saat terdetonasi, hulu ledak roket bisa menghamburkan 3.150 serpihan kecil baja yang terserak hingga radius 28 meter. Mau tahu seberapa besar area kehancuran dari RM70? Jika diopersikan secara tepat, dipastikan area seluas 3 hektar akan luluh lantak akibat ulah roket multi laras ini.
Sedemikian mematikannya RM70, alutsista ini tak pelak selalu diandalkan dalam setiap ajang latihan tempur, termasuk dalam tingkat latihan gabungan TNI yang diadakan secara rutin.
Yang menarik dari uji tembak RM70 Grad kali ini menggunakan LST yang berusia tua, pasalnya KRI Teluk Amboina 503 merupakan kapa produksi tahun 60-an. Dan berbeda dari LST TNI AL lainnya, KRI Teluk Amboina 503 dibeli dalam kondisi baru dari Jepang dengan dibangun oleh Sasebo Heavy Industries pada tahun 1961.
Nah, bagi Anda yang penasaran dengan jejak sejarah dan profil KRI Teluk Amboina 503, silahkan menyimak lebih lanjut pada artikel di bawah ini. (Gilang Perdana)
KRI Teluk Amboina 503: Dibeli dari Jepang, Inilah Landing Ship Tank ‘Retro’ Perang Dunia II
Kalo mau gini, DESAIN LST harusnya spt DAMEN LST yg ada RAMP ke deck atasnya jadi nggak RIBET harus pake crane.
Melihat hal ini, DEFEND ID bersama Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Laut (Dislitbangal) harus memikirkan untuk membuat inovasi roket multilaras yang khusus ditempatkan pada kapal perang permukaan guna mendukung gelar operasi serbuan amfibi bisa dari basis R-Han 122mm atau mengembangkan yang baru agar RM70 Vampire maupun Grad dan Norinco Type 90B fokus beroperasi di darat sebagai pemukul medan mendukung pasukan marinir